Seperti biasanya Shin lagi maen basket sementara Surai main game dipinggir lapangan sampe akhirnya Shin deketin dia.
"Haus?"
Surai langsung kasih minum ke Shin yang kebetulan udah haus banget terus dia malah tiduran dan jadiin paha Surai sebagai bantalan.
"Emmm... Shin"
"Hn"
"Lo ga niat ngajakin gue jalan gitu?"
"Jalan?"
"Iya jalan, orang kan kalo pacaran gitu suka jalan-jalan ke mall ke taman bermain. Lo ga mau jalan sama gue?"
"Hn"
"Ihhh jawab dong ah!! lo mah gitu hn hn hn emangnya lo pikir gue ngerti? Dasar lo alien Sesat"
"Diem bawel"
"Shin mah ahh!!!"
"Apa?"
"Jawab dulu itu"
"Aa Surai"
"Apa?"
"Lo suka ga pergi sama temen-temen cewek lo?"
"Nggak"
"Shopping?"
"Nggak, lo kan tau kalo gue lebih suka dirumah maen game"
"Ya udah"
"Hah?! Apaan sih? gagal paham gue"
"Ngapain ngelakuin hal yang ga lo suka sama gue?"
"Ya tapi kan kontennya beda, itu kalo sama temen kalo sama lo kan beda lagi"
"Beda, lebih berharga siapa?"
"Lo"
"Bukan, teman lo lebih berharga Rai. jangan sampai karena prioritas lo jadi lupa sama solidaritas"
"Eh?"
"Udah kalo ga ngerti diem aja, otak jangkrik sih"
"Ihh Shin nyebelin banget sih"
"Bodo amat, Gue cinta sama lo dengan hal sederhana bukan yang lebay tiap hari kasih gombalan"
Udah cukup Surai ga tau mau ngomong apa lagi, dia cuman bisa ngelus rambut pinknya Shin.
"Mikiran apa Rai?"
"Entahlah, gue cuman ngerasa lo ga serius sama gue"
"Ohh"
"Ohh doang?"
"Lo cuman perlu liat bukti karena gue ga suka umbar janji"
Surai senyum denger omongannya Shin sementara Shin duduk sambil megang tengkuknya Surai.
Shin narik tangan Surai sambil ngelus cincin pertunangan mereka dijari manis Surai.
"Kenapa?"
"Kalo gue ga serius mungkin benda laknat ini ga bakalan ada ditangan lo"
"Maaf"
"Untuk?"
"Ngeraguin lo"
"Hn"
Shin ngelus pipi Surai bikin pipi Surai merona eh pas mereka lagi sibuk tatap-tatapan Shun dateng terus mukul punggung Shin.
"Arg!!!" -Shin.
"Kyaa!! Lo ga papa kan?" -Surai.
"Ini sekolah tempat belajar bukan pacaran" -Shun.
"Iya bang iya tau dah yang ketua OSIS" -Shin.
"Eh lu wakilnya bego" -Shun.
"Ohh iya lupa" -Shin.
"Ya udah hayu rapat" -Shun.
"Iye sabar, gue telpon Hanah dulu" -Shin.
"Ngapain telpon Hanah" -Surai.
"Biar dia nemenin lo, masih iya ditinggal sendirian disini" -Shin.
"Mau ikut sama lo" -Surai.
"Kemana? pelaminan? entar tunggu lulus ya" -Shin.
"Et buset sempet-sempetnya ngereceh lo!!" -Shun.
"Apaan sih bang, sirik aja lo makanya cari pacar sono biar ga gangguin orang pacaran" -Shin.
"Ampun dah ngapa gue bisa dikasih tuhan kembaran yang jahat kayak lo" -Shun.
"Udah bersyukur aja lo bang masih untung gue mau jadi kembaran lo" -Shin.
"Dih" -Shun.
"Udah sana bang duluan aja gue mau ngantar Surai dulu takutnya nyasar maklum dia kan otak jangkrik" -Shin.
"Ihh gue ga gitu ya!!" -Surai.
"Udah kalo bego ngaku aja bego. Sini gue antar sama Hanah" -Shin.
"Tadi katanya telpon" -Surai.
"Malas ngabisin pulsa, hayu" -Shin.
Shin narik tangan Surai sampe akhirnya mereke pergi ninggalin Shun.
"Heran gue sama mereka, ada ya orang pacaran yang ga berfaedah kayak mereka" -Shun.
Shun seharusnya kamu dengar apa kata Shin tadi, Cinta itu ga usah lebay.
•••
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
S-seven [Book 2]
FanfictionKehidupan Sasuke berubah menjadi lebih berwarna setelah dirinya bertemu dengan Sakura hingga hari demi hari mereka lalui bersama dan semuanya semakin indah ketika keduanya memutuskan untuk melanjutkan kejenjang yang lebih serius. Pernikahan, sebuah...