75. Ketakutan Sarada

3.7K 324 57
                                    

Siang hari yang luar biasa karena jarang-jarang abang-abangnya Sarada pada dirumah biasanya kan ada aja yang ga ada dirumah.

"Oyy Hun" -Sakka.

"Apa Bang berisik amat?" -Shun.

"Yang kemaren gimana?" -Sakka.

"Apa yang gimana?" -Shun.

"Cewek yang kemaren?" -Sakka.

"Cewek yang mana?" -Shun.

"Yang bener aja nanyain cewek sama Shun orang anti banget sama cewek" -Shin.

"Shin lo terlalu jujur" -Suho.

"Dih gue semalem liat kali Shun meluk cewek di cafe" -Sakka.

"Halah paling lo salah liat" -Shin.

"Sumpah gue liat beneran mana mungkin salah" -Sakka.

"Itu hal yang paling ga mungkin terjadi" -Suho.

Shun cuman helan nafas malas juga kalo dibahas-bahas masalah cewek padahal kan Shun ga ada niat apa-apa cuman kasihan sama tu cewek.

Biar gini-gini Shun kan bukan cowok kayak Sakka yang kerjaannya modus melulu.

"Diam aja lo, ga mau ngomong apa gitu?" -Suho.

"Tapi ini adalah sebuah kemajuan besar sih akhirnya Shun deket sama cewek selain Saena yang tiap hari ngomel-ngomel masalah OSIS. Harus gue akui sih kejantanan lo bang, ga kayak bang Suho yang masih sibuk sendiri dan galmov" -Shin.

"Astaga kenapa gue dibawa-bawa sih" -Suho.

"Berat kali bang" -Shin.

"Ahh bacot lu pada, ini gue mau dengerin Shun ngomong" -Sakka.

"Apaan dah gue sama dia ga ada apa-apa cuman gue kasihan aja sama dia kemaren abis putus sama cowoknya" -Shun.

"Terus dia curhat sama lo?" -Suho.

"Ya gitu" -Shun.

"Wah parah lo Hun, ga nyangka gue" -Sakka.

"Ga nyangka apaan?" -Shun.

"Mungkin dia masih ga nyangka kalo dia sendiri masih jomblo" -Shin.

"Arggg!! bukan itu Shin" -Sakka.

"Tau nih Shin lo mah nyeletuk mulu udah kayak ular" -Suho.

"Tau pantesan aja tiap hari berantem sama Sarada" -Shun.

"Woy woy dengerin dulu ini gue ah malah ancur-ancuran nih topik pembicaraan nya" -Sakka.

"Tau, topik apa coklat? susu?" -Shin.

"Itu mah toping!!!" -Sakka.

Lagi asik-asik debat tiba-tiba Sarada nonggol sambil nangis terus langsung meluk Sakka.

"Lah ngapa nih? kok nangis?" -Sakka.

"Gara-gara Siwon ya? gue hajar dia" -Shin.

"Oyy dengerin dulu, lo mah asal tonjok aja anak orang" -Suho.

Dan pada akhirnya abang-abangnya Sarada nunggu Sarada agak tenang dikit biar cerita.

"Tadi disekolah Inojin cerita kalo anak kelas 10 ada yang meninggal orang tuanya terus Sarada kepikiran gimana kalo papa mama juga gitu" -Sarada.

"Ya udah lah namanya juga ajal" -Shin.

"Bukan itu!! masalahnya apa yang harus Sarada lakuin kalo seandainya mama dan papa bener-bener pergi. Kalo abang apa?" -Sarada.

"Mungkin menjalankan,menjaga apa yang sudah mereka berikan dan titipkan" -Suho.

"Kalo abang sih mungkin melindungi kita semua" -Sakka.

"Kalo abang sih mungkin mencintai mereka sampai abang juga mati nanti" -Shun.

Abis itu mereka pada diam siap-siap mau dengerin omongannya Shin yang dari tadi diam aja.

"Abang kok diam aja?" -Sarada.

"Apaan sih ngomong begituan" -Shin.

"Kan seandainya aja, Sarada takut" -Sarada.

"Yang bakal aku lakukan adalah mengancam tuhan supaya dia ga jadi cabut nyawa Papa Mama" -Shin.

"Hah?! emang bisa yang begituan?" -Sarada.

"Kenapa ga bisa, Uchiha bisa apa pun" -Shin.

Shin jawab dengan emosi terus masuk kekamar sambil banting pintu bikin Sarada keheranan.

"Bang Shin kenapa?" -Sarada.

"Entahlah tapi pasti ada sesuatu yang dia pikirkan, tenanglah dia akan baik-baik saja biar abang bicara sama dia" -Shun.

•••
TBC

S-seven [Book 2] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang