Jadi malam ini Boruto sama Sarada pergi ketaman kota buat cari sport yang bagus buat foto.
Sarada dari tadi lagi asik foto-fotoin bintang sementara Boruto duduk direrumputan liatin Sarada.
Sejujurnya Boruto rada was-was sih bawa anak cewek orang keluar malem-malem makanya tadi dia sempeti buat nelpon papanya Sarada.
Abis dirasa cukup sama hasil jempretannya Sarada ikut duduk disampin Boruto sambil liatin bintang.
Emang sih bintangnya ga terlalu banyak emang akhir-akhir ini susah buat liat bintang.
"Bintangnya bagus"
"Ya bagus"
"...."
"Lo tau ga kenapa bintang munculnya pas malem hari?"
"Ga, kenapa?"
"Karena dia tau kalau bulan ga akan bisa menerangi gelapnya malam sendirian"
"Gue ga ngerti deh"
Boruto ketawa pelan terus noleh kesamping liat muka Sarada yang ga terlalu jelas karena gelap.
Baruto ngangkat tangannya terus ngelus kepalanya Sarada pelan bikin rona merah muncul dipipi Sarada dan untungnya ga keliatan sama Boruto soalnya gelap.
"Ada beberapa hal yang tidak untuk dimengeri tapi untuk dirasakan"
"Lo aneh deh, tiba-tiba jadi puitis gitu. Lo ga salah makan kan?"
"Ga lah, gue kan emang puitis"
"Dih PD"
"Biari yang penting ganteng"
Sarada cuman bisa geleng-geleng denger omongan narsinya Boruto.
"Gue masih ga ngerti sama omongan lo"
"Omongan gue yang mana?"
"Yang tadi 'Ada beberapa hal yang tidak untuk dimengeri tapi untuk dirasakan' Maksudnya apa?"
"Contohnya perasaan cinta, lo ga bakal ngerti alasan lo jatuh cinta sama seseorang tapi lo bisa merasakan debaran dan sensainya"
"Kek lo pernah jatuh cinta aja"
"Pernah lah"
"Hah?! Serius siapa?"
Sarada beneran kaget dan ga nyangka gitu kalo Boruto pernah jatuh cinta.
"Lo kenal kok sama dia"
"Chocho?"
"Bukanlah, ngacok lo mah"
"Ya terus siapa?"
"Adalah"
"Pelit ihh"
Boruto letakin jari telunjuknya dibibir Sarada isyarat supaya Sarada diem.
Ga lama kemudian Boruto nurunin jari telunjuknya dibibir Sarada terus majuin mukanya.
Sarada mundurin badannya tapi Boruto lebih dulu nahan bahu Sarada pake tangan supaya Sarada ga gerak.
CUP
Kali ini Boruto ga nyium di kelopak matanya Sarada kayak waktu itu tapi kali ini bener-bener dibibir.
Sarada kaget, matanya bahkan langsung melebar. Dia bisa rasain lembutnya bibir Boruto yang nempel dibibirnya.
Awalnya emang cuman kecupan tapi lama-lama kecupannya berubah jadi lumatan lembut yang bikin Sarada terlena ampe ngalungin tangannya di leher Boruto.
Setelah beberapa lama ciuman mereka pun lepas terus mereka malah pandang-pandangan.
Muka Sarada sama Boruto udah merah padam. Malu lah.
"Sarada"
Suara Boruto kedengaran serak banget terus Sarada cuman berguman gitu.
"Gue janji setelah ini gue yang bakal selalu ada disisi lo dan jagain lo"
Sarada diem ga tau harus bilang apa yang dia lakuin cuman meluk Boruto. Haruskah Sarada bilang kalo dia bahagia?
Boruto senyum sambil elus punggung Sarada, punggung seorang cewek yang disayang setelah mama dan adeknya.
.
.
.
Sarada dan Boruto pulang dijemput papanya Sarada. Sekarang Sarada malah lagi masuk kerumah sama papa.
Rada serem sih menurut Sarada takut aja papanya marah abis tadi Sarada ga pamit tapi aneh juga sih papa bisa tau kalo dia sama Boruto ditaman kota dan beruntungnya papa ga liat dia ciuman Sama Boruto.
"Adek mandi gih terus istirahat, besok sekolahkan?"
Sarada ngedipin matanya berulang kali. Lah kok dia ga dimarahin?
•••
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
S-seven [Book 2]
FanfictionKehidupan Sasuke berubah menjadi lebih berwarna setelah dirinya bertemu dengan Sakura hingga hari demi hari mereka lalui bersama dan semuanya semakin indah ketika keduanya memutuskan untuk melanjutkan kejenjang yang lebih serius. Pernikahan, sebuah...