Jadi sekarang S-seven lagi kumpul dikamarnya papa sama mama. Mereka kan emang gitu, sukanya kumpul-kumpul bukan ngurung diri dikamar masing-masing.
Awalnya sih mau kumpul diruang tengah tapi ga enak sama kakek sama nenek jadi ya kamar papa sama mama lah yang jadi sasaran walaupun sebenarnya papa ga ikhlas minjamin kamarnya.
S bersaudara tuh sekarang lagi tidur dikasurnya mama sama papa sambil pelukan berlima, ya kan kasurnya sebenarnya cuman muat orang dua jadi ya harus peluk-pelukan biar muat.
Sarada tidurnya ditengah-tengah Si kembar terus Suho disamping Shun, Sakka disamping Shin. Lucu deh liatnya Hitam, pink, hitam, pink, hitam.
.
.
.
Sarada bangun lebih dulu terus bangunin abang-abangnya yang masih molor ampe abangnya dengan berat hati bangun.
S bersaudara pun langsung liat Mama yang lagi pasangin mantel buat papa. Mereka pake baju rapih banget kayak mau pergi keacara-acara penting gitu.
"Papa sama mama mau kemana?" -Sarada.
"Ini papa ada acara pesta gitu, mama ikut nemenin papa" -Mama.
"Kita ikutan juga dong mah!" -Shin.
"Udah ga usah, urusan pesta bisnis kok" -Papa.
"Nah kalo yang itu Shun mau ikut pah!" -Shun.
"Udah udah kalian dirumah aja" -Papa.
"Ah pelit papa mah" -Sarada.
"Tau nih pelit" -Suho.
"Pelit!!!" -Sakka.
"Biarin, ohh ya papa sama mama ga pulang, besok pagi baru pulang" -Papa.
"Kita nginep? Kok kamu ga bilang?" -Mama.
"Ini juga baru bilang sayang" -Papa.
"Hmm aku mencium bau-bau modus disini" -Sakka.
"Baunya nyengat sekali bang!" -Shin.
"Papa ga lagi boongkan?" -Suho.
"Papa ga lagi mau nyulik mama kan?" -Sarada.
"Papa ga lagi merencanakan sesuatukan?" -Shun.
"Kalian ini kenapa sih? Aneh, udah yuk sayang ga usah dengerin anak-anak" -Papa.
Papa pun langsung narik pinggang mama keluar kamar sementara S bersaudara teriak-teriak manggilin mama.
"Mah jangan ikut mah!!!" -Sarada.
"Mamahhhhhhhh!!" -Shin.
"Mah bahaya!!" -Sakka.
"Udah woy, mama kan pergi sama papa" -Shun.
"Tapi tetap aja bahaya bang" -Shin.
Suho mah lagi males debat jadi ya dia sambung tidur lagi.
.
.
.
Mobil papa berenti disebuah tempat terus papa pasangin penutup mata dimatanya mama.
"Sayang buat apa?"
"Udah nurut aja"
Abis itu papa mulai nuntun mama jalan masuk kerumah kaca yang isinya pohon sakura yang lagi mekar, cantik banget. Banyak lampu, ada kolamnya juga terus ditengah-tenganya ada kasur dengan seprai dari bahan sutra.
Papa bukain penutup mata mama terus mama langsung syok sambil nutup mulutnya kaget liat banyak pohon Sakura padahal sekarang musim dingin.
"Gimana? Suka?"
"Suka tapi kok bisa?"
"Rumah kaca ini dibuat khusus jadi pohon Sakuranya bisa mekar sepanjang tahun"
"Ohh ya, cantik banget. Ini punya siapa?"
"Punya kamu"
"Ohh eh apa? Punya aku?"
"Hadiah natal untuk kamu"
"S-sasuke"
Mama udah mau nangis haru gitu, seneng dong terus dia langsung meluk papa.
"M-makasih sayang. Aku suka banget, I Love You"
"I Love You Too My Wife"
Terus papa sama mama jalan keliling rumah kacanya liat-liat pohon sakura sampe akhirnya berenti didepan kasur.
"Kasurnya buat apa Sasuke?"
Papa langsung dorong badan mama pas mama nanya gitu ampe mama jatuh telentang diatas kasur.
Papa langsung nindih badan mama sambil buka mantel sama jasnya terus lempar kesembarang tempat.
"S-sasuke"
"Hei"
Papa nyium hidung mama terus niup-niup telinga mama bikin muka mama merah padam dan lalu dilanjutkan adengan 18+ yang tidak bisa author ceritakan :"v
Sementara itu S bersaudara masih dengan perasaan cemasnya dirumah kecuali Suho yang masih nyaman terbuai mimpi.
•••
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
S-seven [Book 2]
FanfictionKehidupan Sasuke berubah menjadi lebih berwarna setelah dirinya bertemu dengan Sakura hingga hari demi hari mereka lalui bersama dan semuanya semakin indah ketika keduanya memutuskan untuk melanjutkan kejenjang yang lebih serius. Pernikahan, sebuah...