Bab 6 (Memperbaiki)

1.2K 77 0
                                    

'Jangan pernah nyesel ngelakuin sesuatu.'

↪↩

Selasa pagi, Della berangkat ke sekolah dengan perasaan berdebar-debar. Biasanya ia memang gugup jika pergi sekolah, namun kali ini sangat gugup, karna banyak yang telah terjadi padanya. Ketika sampai di kelas, semua bangku masih kosong, hanya beberapa orang yang sudah datang untuk piket pagi.

Krieettt...

Ditariknya bangku pelan, lalu duduk di bangku. Setelah itu mengeluarkan novel dan ipodnya. Rutinitas paginya adalah membaca novel sambil mendengarkan musik.

"Lo kemarin jadi ke toko kerajinan?"

"Jadi, lah! Tugasnya minggu depan, ya?"

"Enak banget! Kemarin kelompok gue ada yang berhalangan, jadi kita pergi hari ini."

"Mending dari minggu ini. Takutnya nanti ada tugas dadakan buat minggu depan."

"Iya! Apalagi buat makalahnya! Di situ yang lama! Mana waktunya cuma dua minggu!"

"Beruntung gue bisa selesai sehari."

"Enak banget!"

Pegangan Della pada novelnya menguat. Meski menggunakan earphone, telinganya masih dapat mendengar percakapan di sekitarnya.

'Tapi, kalau ngomong gak lihat mata lawan, bukannya itu gak sopan, ya?'

Perkataan Melly lagi-lagi terngiang di kepalanya. Semalaman ia berpikir, apakah harus kini ia mengangkat kepala dan memberanikan diri menatap mata lawan?

"Pagi, Della," sapa Heri sebari berjalan melewati Della.

Deg!

Della kembali berdebar. Lengannya berkeringat. Ingin rasanya mengangkat kepala dan menyapa Heri kembali.

"Dia pake earphone, tuh, Her! Gak mungkin dengar! Lo harus agak keras nyapanya!"

"Malu kali dia."

"Masa malu, sih?!"

Sama. Dirinya masih sama. Tidak ada yang berubah. Nyalinya masih rendah. Kapan dirinya akan kuat?

Rio berjalan masuk ke kelas. Matanya melirik Della sekilas, lalu mengalihkan pandangannya ke kursi tempatnya duduk.

Della masih menunduk seperti biasa sambil berpura-pura membaca.

Srak!

Kepalanya tertoleh ketika merasakan seseorang duduk di kursi sampingnya. Ia merasa aneh, karna biasanya ia duduk sendiri.

"Hai."

Matanya sedikit terbuka ketika melihat Melly duduk di sampingnya, "Ke-kenapa kamu di sini?"

Melly tersenyum, "Kenapa? Gue juga duduk sendiri, kok! Gak masalah 'kan gue duduk di sini?"

Della diam dengan pandangan tak percaya. Bahkan dirinya masih belum menjawab pertanyaan Melly.

"Gak boleh, ya?" tanya Melly pelan, "Kalau gak boleh, gue bisa pindah lagi."

Geeky Girl [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang