'Let me just stop trying
Let me just stop fighting.'↪↩
Seluruh peserta naik ke dalam bus, menunggu keberangkatan menuju Jakarta. Akhirnya mereka dapat pulang, mengistirahatkan tubuh yang lelah setelah 2 hari beraktifitas padat.
Della duduk di bangkunya dengan tegang, lagi-lagi perasaan ini muncul, entah mengapa jantungnya berdebar menunggu kedatangan Jono.
'Astaga! Mengapa saya seperti ini?!'
Sudah tinggal beberapa menit lagi bus berangkat, namun Jono belum juga datang. Kursi di sampingnya masih kosong, tak ada tanda-tanda jika Jono akan kemari. Rasa cemas sedikit hadir dalam benaknya. Dilihat jam pada ponselnya, lalu beralih pada pintu depan bus.
'Apa ia tak terbangun?'
Tanpa sadar gadis itu nampak khawatir. Berkali-kali ia melihat jam, lalu beralih pada pintu bus. Wajahnya sedikit panik.
"Maaf, Pak, saya telat."
"Kamu ini, telat terus ya!"
"Biasa, Pak, abis ngeronda."
Bibir Della tersenyum. Ia menatap seorang lelaki yang datang dengan ransel di punggungnya. Tiba-tiba ia tersadar, lalu mengalihkan pandangannya ke kaca. Pipinya memerah, entah mengapa dirinya merasa malu.
'Astaga, Tuhan! Mengapa saya seperti ini?!'
Jono menaruh tasnya, lalu duduk di bangku. Ia menoleh pada Della yang menghadap kaca, "Pagi, Ayu."
Della berpura-pura biasa saja, lalu menoleh dan menjawab, "Pagi."
"Eh? Lo dandan?" tanya Jono sebari menunjuk wajah Della.
"Ti-tidak!" sangkal Della dengan menutup wajahnya.
"Siapa yang dandanin lo? Lo dandan sendiri?"
"Melly."
"Oh, ceweknya Gibran. Pantes."
Wajah Della langsung berubah terkejut, "Apa maksudnya?"
Kini Jono juga kebingungan, "Apanya?"
"Wanita Gibran, maksudnya apa?"
"Gibran suka sama Melly."
Mata Della membelalak, "Benarkah?"
Jono mengangguk, "Iya, benar." Ia meniru cara bicara Della.
Ingatan Della memutar balik kejadian kemarin, Melly banyak melamun dan sesekali memekik. Rasanya aneh, terutama ketika Melly terkejut ketika disebutkan nama Gibran. Ternyata ada sesuatu antara Melly dan Gibran yang selama ini ia tidak tahu.
"Lo udah gak takut lagi sama gue?" tanya Jono.
"Sepertinya tidak."
"Bagus, deh. Kondisi lo udah mendingan?"
"Sudah lebih baik."
"Bahkan lo bisa lebih bebas ngomong ya, sekarang."
Tiba-tiba Della merasa canggung. Ia bingung harus mengatakan apa.
"Jangan berubah, cukup begini aja. Ngelihat lo lebih ekspresif, buat gue senang lihatnya." Jono mengeluarkan earphone dan ponselnya, "Mau dengar lagu?"
Della mengangguk. Ia mengambil sebelah earphone Jono. Earphone hitam yang akan ia ingat nantinya.
You Don't Know - Nightcore.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geeky Girl [TAMAT]
Teen FictionDella, seorang gadis culun yang tak pernah berani mengangkat kepalanya, tiba-tiba harus mengangkat kepalanya dan memberanikan diri menatap dunia luar. Orang-orang yang bahkan tak pernah ia bayangkan, dapat hadir di hidupnya. Sahabat, teman dekat, b...