Bab 18 (Harapan)

776 51 2
                                    

'Jono, mengapa kamu selalu datang disaat yang tak terduga?'

↪↩

"Ayu!" Jono tersenyum lebar melihat gadis berkuncir satu dengan kaca mata bulat di hadapannya. Sejak tadi ia mencari gadis itu, namun tak dapat ditemukannya. Ternyata benar, gadis di hadapannya ada di sini.

"Ap-apa?" tanya Della terbata. Ia masih saja gugup, takut pada Jono.

"Apa sih, Ayu? Kok lo takut sama gue? Gue pernah ngapain lo, sih?" Kini Jono berjalan mendekati Della dan duduk di kursi kayu.

"Ti-tidak." Kepala Della tertunduk, merasa takut dengan sesuatu yang akan berlanjut.

"Gue cari lo dari tadi pagi, tapi di kelas gak ada orang. Oh iya, gue mau kasih sesuatu." Jono mengambil sesuatu dalam tasnya, lalu menyerahkannya pada Della.

Mata Della melirik Jono, di tangan lelaki itu telah ada sebuah ikat rambut. Ia menatap dengan ragu-ragu, "Untuk saya?"

Jono mengangguk, "Biar gue yang kuncirin." Tanpa menunggu persetujuan Della, Jono berpindah ke belakang Della.

"Tidak u—" Perkataan Della menggantung akibat Jono yang telah melepaskan ikatan rambutnya.

"Rambut lo wangi."

Della hanya diam tak menjawab. Cukup lama ia terdiam, merasakan jemari Jono yang mencoba menguncir rambutnya.

"Selesai!" ucap Jono sebari menatap rambut Della. Ia menguncir biasa rambut gadis itu, bukan menggelungnya.

Lengan Della meraba rambutnya sendiri, merasa aneh dengan kunciran jono.

"Lo lebih cantik rambut diurai. Tapi, kayaknya lo gak betah diurai, makanya biar tetap diikat, jangan digelung. Rambut lo juga wangi, gak akan masalah," jelas Jono dengan cengiran khasnya.

Melihat wajah Jono nampak bahagia, ia tak banyak komentar, hanya menerima segalanya tanpa ambil pusing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat wajah Jono nampak bahagia, ia tak banyak komentar, hanya menerima segalanya tanpa ambil pusing. Kini sedikit-sedikit ia bisa menatap mata Jono, mata yang sangat sulit untuk ditatap.

Melihat Della terdiam, Jono merendahkan tubuhnya hingga kepalanya sejajar dengan kepala Della, "Dijawab dong, masa orang ngomong dianggurin?"

Refleks kepala Della mundur ke belakang, "I-iya."

"Nah, gitu dong! Ya udah, gue mau kasih itu aja. Ingat, jangan sampai gue lihat lo buka ikatan itu!" Jono tersenyum lebar, lalu pergi meninggalkan Della.

Della memegang lagi ikat rambut di kepalanya, rasanya begitu aneh, menggunakan ikat rambut namun rambut masih terasa di punggung.

'Jono, mengapa kamu selalu datang disaat yang tak terduga?'

↪↩

Jessica berjalan pelan menuju kelasnya. Kini ia dapat menjalani hidupnya dengan tenang. Beban-beban yang selama ini ditanggungnya telah menghilang.

Geeky Girl [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang