Bab 28 (LDKS #1)

610 43 1
                                    

'Ternyata namanya bukan Jono, tapi Jonatheil.'

↪↩

Rest area.

Della mengerjapkan matanya, lalu melihat ke sekitarnya. Di dalam bus telah sepi, sepertinya semua orang turun untuk membeli makanan. Di sampingnya juga telah kosong, tidak ada Jono lagi. Untunglah tidak ada Jono di sana, ia dapat bernapas lega sesaat.

Kepalanya menengok kaca, terlihat banyak siswa dan siswi di bawah sana. Bercanda sambil bercengkrama dengan ria.

Irinya.

Ingin sekali ia seperti itu, namun rasanya tidak mungkin. Hatinya telah menutup untuk dunia luar. Saat ini dirinya ingin berada dalam zona nyaman, belum saatnya untuk keluar dari semua itu.

"Della!" Melly masuk ke dalam bus dan langsung memanggil Della.

Pandangan Della melunak melihat Melly. Ia tersenyum, lalu bangkit dari tempatnya.

'Bersama Melly merupakan pilihan. Antara harus di sana, atau pergi ke depan.'

"Mau jajan, gak?" tanya Melly. Ia berdiri di samping Della.

Della mengangguk, lalu berjalan turun bersama Melly. Saat ia memijakkan kaki di bawah, banyak orang memperhatikannya. Hal itu membuatnya tak nyaman. Sepertinya ada yang aneh dengan penampilannya. Kepalanya tiba-tiba menunduk, ada rasa takut dalam dirinya.

"Lo cantik, makanya mereka ngelihatin. Jangan pesimis, katanya mau berubah." Melly berbisik di telinga Della, lalu tertawa kecil. Ia menggandeng lengan Della masuk ke dalam mini market. Memang nyatanya Della sangat cantik, terutama rambutnya sangat membuat iri.

Ketika sibuk memilih camilan, dua anak dari 10 Akuntansi 1, menghampiri Della.

"Del, lo cantik banget kalau lepas kacamata!" puji Indri pada Della.

"Eh?" Della menatap Indri dengan kikuk, tak tahu ingin menjawab apa.

"Bener deh, makanya gue juga pangling lihat lo," sahut Arsi yang sependapat dengan Indri.

"A-ah, i-itu." Mata Della melirik Melly, meminta bantuan. Ia bingung akan menjawab apa. Sebelumnya tak pernah seperti ini.

"Guys, Della malu kalau lo berdua bilang begitu. Dia 'kan baru ngebuka diri, jadi disimpan dulu ya, pujiannya." Melly menghampiri Della dan tersenyum tak enak pada dua teman sekelasnya.

"Gak pa-pa, kok. Kita juga mau cari makanan di sini," ucap Indri dengan senyumnya. Ia mengajak Arsi pergi dari hadapan Della.

Setelah kedua orang itu pergi, Della menghembuskan napas lega. Rasanya begitu canggung jika berbicara banyak, selain bersama orang yang dekat dengannya.

'Aku sayang padamu.'

Tiba-tiba nyanyian Jono terngiang di kepalanya. Mengapa ingatan itu melintas saat ini? Della bahkan menggeleng pelan untuk menghilangkan pemikirannya.

"Lo kenapa?" tanya Melly bingung.

"Tidak apa-apa," balas Della, lalu mengambil beberapa camilan dan minuman. Ia sempat merasa kikuk menjawab pertanyaan Melly barusan. Bukan karna Melly, namun karna pemikirannya sendiri.

'Bodoh!'

Setelah selesai memilih, Della dan Melly pergi ke kasir dan membayar camilan tersebut. Mereka memisahkan kantongnya, karna berbeda bus.

Mereka keluar mini market, lalu menghampiri Rio dan Heri yang tengah berdiri di salah satu tempat. Kedua lelaki itu nampak tengah berbicara santai.

Geeky Girl [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang