'Gue mau nolak perasaan ini, tapi hati gue gak bisa bohong.'
↪↩
Kelompok Heri menghembuskan napas lega, laporan mereka telah disetujui setelah berkali-kali dibuang. Kini mereka puas, meski banyak menghabiskan waktu bersama untuk mengerjakan laporan. Hubungan Heri dan Rio memang lebih baik dari sebelumnya, namun masih belum dapat berbicara akrab seperti dulu lagi. Setidaknya, kedua lelaki itu telah saling memafkan, hanya tinggal menunggu waktu yang menyelesaikan.
Tubuh Della sempat bergetar hebat di depan kelas, terutama saat menjelaskan point penting dalam presentasi mereka. Beruntunglah kini gadis itu telah bertemu dengan Melly, ketika gelisahnya kembali, Melly menggenggam erat sebelah tangannya yang bebas. Memberikan ketenangan dalam jiwanya.
Akibat sibuk mengerjakan laporan, Della selalu pulang malam ke rumah, membuat gadis itu tak bertemu dengan Jono dan Jessica. Hampir setiap hari Jono makan di rumah Della, bahkan kedua orang tua Della sudah akrab dengan Jono. Anehnya, Della masih saja merasa tak nyaman.
"Del, omong-omong nanti kita mau LDKS, loh," ucap Melly ketika mereka duduk di bangku.
"Kapan?" tanya Della, kini ia menatap Melly.
"Mungkin minggu depan. Lo ikut 'kan?"
Della berpikir, "Apakah boleh tak ikut?"
"Setahu gue, sih, semuanya harus ikut." Melly menepuk bahu Della, "Lo harus ikut, tenang ada gue."
Mendengarnya, membuat Della tersenyum, perkataan Melly memang mampu membuatnya berubah. Aneh, tapi nyata. Bahkan, dirinya yang dulu tak pernah mengangkat kepala, kini berani tampil di muka umum. Benar-benar keajaiban yang luar biasa.
↪↩
Jono tersenyum puas ketika Rama berhasil membuat Bu Endah murka dan keluar dari kelas mereka. Bukan hal tabu lagi untuk kelas paling buruk dalam SMK Kasih Sayang, selalu ada hal yang terjadi dalam kelasnya.
"Gib, gimana hubungan lo sama Melly?" tanya Ari sebari menepuk bahu Gibran. Lelaki itu tak pernah memiliki dendam, meski Gibran membuat hidungnya mimisan. Karna, ia tahu, Gibran tak bersungguh-sungguh dalam melakukannya.
"Gue gak pernah berhubungan sama dia," balas Gibran cuek. Lelaki itu menatap layar ponselnya yang menampilkan beranda Instagram.
"Jangan asal ngomong, nanti dia direbut yang lain, marah." Ari terus menggoda Gibran. Ia bahkan mencolek-colek dagu Gibran.
"Mau lo apa, bangsat?!" teriak Gibran marah, lelaki itu langsung bangkit dan berjalan keluar kelas. Entah mengapa dirinya selalu emosional jika bersangkut paut dengan Melly.
'Gue cuma gak suka disangkut pautkan sama cewek itu!'
Tanpa sadar, Gibran menghentikan langkahnya di depan kelas 10 Akuntansi 1, tepatnya kelas Melly. Kepalanya mengintip sedikit ke dalam, melihat situasi kelas. Beberapa detik kemudian, ia tersadar akan perlakuannya, lalu berjalan ke depan.
'Apa-apaan, sih, gue!'
Sialnya, ketika akan berjalan, tubuhnya bertabrakan langsung dengan Melly yang ingin pergi ke toilet. Tubuhnya langsung kaku, melihat wajah murka Melly.
"Jalan pake mata!" sungut Melly, lalu berjalan meninggalkan Gibran yang masih terdiam. Dalam hati, gadis itu bingung, mengapa Gibran tak mengomel seperti biasanya. Dulu lelaki itu terlihat sangat membencinya, namun mengapa kali ini ia melihat sisi pendiam lelaki tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geeky Girl [TAMAT]
Fiksi RemajaDella, seorang gadis culun yang tak pernah berani mengangkat kepalanya, tiba-tiba harus mengangkat kepalanya dan memberanikan diri menatap dunia luar. Orang-orang yang bahkan tak pernah ia bayangkan, dapat hadir di hidupnya. Sahabat, teman dekat, b...