Bab 51 (Sadar)

642 46 0
                                    

'Andai gue bisa sebahagia mereka.'

↪↩

Derap langkah Jono cepat menaiki tangga rumah sakit. Tadinya lelaki itu ingin naik lift, namun lift tengah penuh dan membuatnya menaiki tangga hingga lantai tiga. Sampai di koridor, pandangannya tertuju pada Rama yang tertidur di atas bangku tunggu. Segera dihampiri sahabatnya, lalu menghentikan langkahnya. Matanya teralihkan pada jendela ruangan, di dalamnya ada seorang gadis dengan infus di tangannya.

Perlahan kakinya melangkah masuk, sebisa mungkin tak membuat suara gaduh, agar gadis di atas brankar tidak terbangun. Langkahnya terhenti tepat di samping ranjang gadis itu, matanya menatap wajah pucat orang di depannya. Kemarin ketika mereka bertemu di koridor, wajah Della sama pucatnya seperti hari ini. Hal itu justru menambah pikirannya. Bahkan ketika shoot pun hanya Della yang ada dalam bayangannya.

Jono duduk di kursi samping brankar, digenggamnya erat lengan Della yang tak menggunakan infus, "Kenapa lo jadi begini?"

Jono duduk di kursi samping brankar, digenggamnya erat lengan Della yang tak menggunakan infus, "Kenapa lo jadi begini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepala Jono tertunduk,"Seharusnya lo terus terang, bukan buat gue khawatir."

Sebuah perbedaan wanita dan lelaki yang Jono temukan, jika lelaki sedih, sangat mudah melampiaskan dengan apapun. Namun, jika wanita sedih, mereka akan memendam sendiri hingga lelah itu tiba.

"Padahal, mau gimana pun bentuk lo, gue pasti suka. Karena gue sayang lo, bukan orang lain."

↪↩

Putri dan Jessica berlari di koridor menuju ruangan Della. Tadi Jessica mendapat kabar dari Rama dan itu membuat Putri sangat panik. Kekhawatirannya pada Della membuatnya tak dapat berpikir sehat. Bahkan Putri hampir saja pergi tanpa mengunci rumah, beruntung ada Jessica yang mengunci terlebih dahulu.

Rama bangkit ketika melihat Jessica dan Putri. Ia tersenyum pada keduanya.

"Dimana Ayu?" tanya Putri pada Rama. Wajahnya masih terlihat sangat panik.

"Ayu di dalam, Tan. Dia cuma telat makan, jadi anemia. Sekarang lagi tidur," jawab Rama.

"Tan, lihat," ucap Jessica sambil menunjuk ke jendela. Terlihat Abangnya duduk dengan kepala di atas brankar, sepertinya lelaki itu tertidur. Kemudian pandangannya jatuh pada tangan Jono yang menggenggam erat tangan Della. Tak tahan melihatnya, bibir Jessica melengkung ke atas.

"Itu Jono?" tanya Putri masih tak percaya.

Kepala Jessica mendekat pada telinga Putri, "Bukan sekolah masalahnya, tapi mereka yang bermasalah, Tan."

Kini Putri sadar, hubungan Della dan Jono sangat erat, bahkan dirinya sebagai ibu dari Della pun tak sadar akan hubungan kedua remaja itu. Pantas saja, Jono dan Della menjadi sangat renggang belakangan ini, padahal sebelumnya begitu dekat seperti kekasih. Terselip sebuah rasa tenang dalam cemasnya, kini ada seseorang yang akan menjaga Della untuknya. Semoga saja, orang itu pula yang nantinya membawa Della pergi meninggalkannya.

Geeky Girl [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang