'Jatuh di depan gebetan. Sakitnya gak seberapa, malunya luar biasa!'
↪↩
"Good morning, guys!" seru Jono ketika berjalan masuk ke kelasnya. Seisi kelas kembali kebingungan, rasanya baru kemarin Jono nampak frustasi, namun kini lelaki itu seperti orang gila yang bahagia. Bahkan Jono kembali duduk di pojok ruangan dengan wajah berseri-seri.
"Kenapa dia?" tanya Agung bingung.
"Lagi bahagia kali," balas Gibran, "Mau patroli ga? Udah lama nggak patroli."
"Yuk!" Dengan semangat Jono bangkit dan berseru lantang. Semua anggota Persetan menatap curiga, hanya Rama yang terkikik di tempatnya, "Katanya mau patroli, gue setuju kenapa diam?"
"Lo aneh, Jon," komentar Andre. Matanya menatap Jono tak berkedip.
"Aneh kenapa?" tanya Jono bingung, "Gue biasa aja, kok."
"Lo gak mau duduk di depan lagi?" Ari bertanya menyelidik.
"Gak ah, bosen. Udah pinter juga."
"Kalau lo pinter, udah dapat beasiswa, bego!" umpat Ari kesal. Ia berjalan keluar kelas, "Buruan patroli anj*ng!"
Wanita di kelas itu berbisik pelan melihat perubahan Jono yang sangat drastis. Terutama saat ini rambut Jono begitu mencolok karena berwarna pirang.
"Jon, lo gak kapok ditegur Bu Endah?" tanya Reno pada Jono, mereka berjalan pelan menuju kantin, tempat perlengkapan anggota Persetan.
"Ditegur kenapa?" Ekspresi Jono biasa saja. Lelaki itu mengancingkan bajunya yang belum terkancing.
"Rambut lo terlalu mencolok." Reno menunjuk rambut Jono.
"Hah? Ini rambut asli gue."
Semua pandangan anggota Persetan langsung tertuju pada Jono. Rama yang di sana hanya diam tak ikut bicara.
"Berarti yang sebelumnya lo warnain?" Agung masih menatap tak percaya.
"Iya. Gak peduli deh mau digundul sama Bu endah, nama gue udah jelek juga di mata dia."
Mereka menggunakan ikat kepala dan membawa tongkat baseball, lalu berjalan keluar kantin seperti orang gila. Padahal baru masuk ke sekolah itu, namun kelakuan mereka seperti sudah tiga tahun. Bahkan kakak kelas pun tercengang melihat mereka, terutama Jono. Pasalnya ketua geng kelas tiga selalu berhubungan dengan Jono, kabarnya mereka selalu mengikuti perkelahian di luar sekolah. Meskipun itu hanyalah sebuah gosip, belum bisa dipastikan.
Melewati kelas 10 Akuntansi 1, geng itu terhenti. Pandangan Gibran dan Jono tertuju ke dalam kelas.
"Samperin sana!" Ari menendang Gibran hingga lelaki itu tersungkur masuk ke dalam kelas.
"Aish, sialan!" Gibran menatap marah Ari yang tengah sibuk tertawa.
"Malu pasti."
"Hahahaha."
"Masuknya gak etis."
Pandangan Gibran beralih pada wanita di kelas itu, mereka menertawakannya terang-terangan. Jika dipikir-pikir, hal ini sangat memalukan. Kemudian matanya beradu pandang dengan seorang gadis di bangku depan. Tubuhnya langsung membeku.
'Ada Melly!'
Dengan cepat Gibran bangkit dan berlari meninggalkan teman-temannya. Dirinya sangat malu hingga tak berani berkata apapun pada Melly. Terutama penampilannya seperti orang gila, menggunakan ikat kepala dan membawa tongkat. Dienyahkan ikat kepala secara paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geeky Girl [TAMAT]
Teen FictionDella, seorang gadis culun yang tak pernah berani mengangkat kepalanya, tiba-tiba harus mengangkat kepalanya dan memberanikan diri menatap dunia luar. Orang-orang yang bahkan tak pernah ia bayangkan, dapat hadir di hidupnya. Sahabat, teman dekat, b...