Bab 9 (Sikap asli)

921 61 0
                                    

'Saya tidak bermaksud buruk. Hanya saja, tidak semua rencana berjalan lancar.'

↪↩

Rabu pagi, Della berangkat ke sekolah dengan perasaan berbeda. Biasanya dari rumah hatinya merasa tenang. Namun, kini ada sedikit kegelisahan di dadanya. Gadis yang ditemukannya tadi malam, masih belum siuman dan dirawat di rumahnya. Ia khawatir terjadi sesuatu dengan gadis itu, karna hanya dirinya saksi mata satu-satunya.

'Jangan berpikir yang aneh-aneh, Della!'

"Pagi, Del!" sapa Melly yang baru sampai di gerbang sekolah. Disamakan langkahnya dengan Della.

"Pagi," balas Della sambil menatap mata Melly sebentar.

"Wah, sekarang lo udah berani, ya? Hebat! Begini, dong!" puji Melly sambil menepuk bahu Della, "Ada PR?"

"Ada. Bahasa Inggris."

"Hah?!" Mata Melly membelalak, "Sumpah! Gue lupa! Aduh, gimana, nih?! Ayo, buruan ke kelas!" Ditariknya lengan Della dan membawanya berlari menuju kelas.

"Eh? Eh? Eh?" Della terkejut akan tarikan Melly. Ia kesulitan berlari dengan buku-buku di punggunya.

Saat sampai di kelas, Melly langsung duduk dan membuka tasnya. Ia mengeluarkan buku bahasa Inggrisnya, lalu mencari PR yang Della maksud. Saat sudah ditemukan, ia semakin terkejut, "Aduh! Mati gue!"

Della duduk di samping Melly dengan bingung. Ia tak tahu harus bagaimana saat ini. Ini adalah kali pertamanya memiliki teman dekat.

'Apakah saya harus memberikan contekan? Bukankah orang lain seperti itu?'

Melly mencoba berpikir di saat-saat sulitnya. Ia terus berpikir keras agar menemukan jawabannya.

Srttt!

Matanya beralih pada buku bersampul coklat yang ditaruh di sampingnya. Ia menatap ke sampingnya, melihat Della dengan bingung.

"Saya tidak pernah berteman seperti ini. Tapi, bukankah saya harus memberi kamu bantuan?" ucap Della pelan.

"Aaa! Della makasih! Sayang, deh!" Melly terharu dan langsung memeluk Della erat.

"Le-lepas! Sebaiknya kamu segera menulis!" risih Della sambil mencoba melepas pelukan Melly.

"Oke, oke!" Melly melepas pelukannya, lalu mulai menyalin PR Della.

Heri dan Rio menghampiri meja Della, lalu berlutut di depan meja kedua gadis itu.

"Balik ini jadi ngerjain laporan?" tanya Heri sambil menumpukan tangannya di depan meja Della.

"Maaf." Della menatap tak enak, "Ada sesuatu yang terjaid di rumah saya. Sepertinya hari ini saya tidak bisa ikut."

Melly berhenti menulis dan menatap Della, "Kenapa? Lo dimarahin pulang sore kemarin?"

"Tidak! Hanya hal aneh yang perlu saya selesaikan," bantah Della.

"Kalau Della gak bisa, kita aja. Toh, gak akan langsung selesai juga," timpal Rio, "Sekalian menghemat waktu."

"Oke. Gak masalah." Heri mengangguk setuju.

"Kalau urusan saya selesai lebih cepat, saya akan datang. Kamu bisa mengirimkan alamatnya ke line saya," ucap Della.

"Oke. Nanti ketemu di atap." Rio melambai, lalu berjalan menuju mejanya di barisan belakang.

Heri tersenyum kaku, lalu berjalan mengikuti Rio.

Melly memperhatikan kedua lelaki itu. Ia diam sambil berpikir sebentar.

Geeky Girl [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang