Bab 17 (Masa Lalu)

761 49 0
                                    

'Ikhlaskan masa lalu, ada masa depan yang lebih penting. Biarlah masa lalu menjadi sebuah kenangan.'

↪↩

Pagi sekali, Della telah sampai di sekolah dengan langkah pelan. Beberapa menit setelah gerbang dibuka satpam, gadis itu langsung menerobos masuk dan berjalan menuju kelasnya. Memang Della selalu datang pagi hari, ditambah hari ini adalah jadwal piketnya, membuat dirinya semakin datang pagi hari.

Kelas masih kosong, bangku berada di atas meja. Della menurunkan bangkunya dan menaruh tasnya. Gadis itu mengambil sapu dan mulai menyapu. Ketika fisiknya sibuk beraktifitas, kepalanya kembali teringat dengan cerita Rio semalam. Dirinya tak menyangka jika Rio dan Heri yang sangat akur, ternyata memiliki masa lalu seburuk itu.

Dua tahun yang lalu...

SMPN 13 Jakarta.

Kini tahun ajaran baru dimulai. Para siswa/siswi baru mengenakan pakaian SD mereka dan berbaris di lapangan. Matahari begitu terik, menyorot murid baru yang beraneka ragam warna kulit. Para OSIS mengatur barisan, mereka merapihkan jajaran murid baru. Di leher ratusan murid baru, telah tergantung name tag mereka yang terbuat dari kardus dan tali plastik.

Di tahun ini, Rio telah berada di kelas dua. Lelaki itu bukan OSIS, bahkan tak berminat bergabung dengan OSIS. Kakinya melangkah masuk ke dalam kelas barunya. Suasana baru langsung menyambut kedatangannya. Euforia sekitarnya menjadi lebih aneh dibanding biasanya. Tatapan beberapa teman barunya, begitu menusuk, membuat dirinya bingung dan takut.

Dilangkahkan kakinya ke bangku belakang dengan cepat, mencari tempat untuk sendiri. Rasanya, di sudut ini dirinya bisa mengawasi seluruh sudut lainnya. Terlebih lagi bangku belakang ini membuatnya bisa tertidur tanpa harus repot ketahuan.

Ketika lelaki itu sibuk memainkan ponsel, bangku sampingnya bergeser. Kepalanya melihat lelaki berkacamata duduk di bangku sebelahnya. Refleks ia bertanya, "Lo siapa?"

Lelaki kacamata itu menjulurkan tangannya pada Rio, "Gue Heri. Semoga kita bisa akrab, ya."

Sejak saat itu, entah mengapa Rio dan Heri menjadi sangat dekat. Mereka sering mengerjakan tugas bersama, pergi bersama, bahkan bermain bersama. Keduanya sangat akrab, hingga di kelas tak ada yang dapat mengganggu mereka berdua.

Satu tahun berjalan mulus. Tak ada masalah dalam kehidupan Rio dan Heri. Keduanya sama-sama berjuang naik ke kelas tiga. Mereka telah mengerti satu sama lain. Benar-benar tak ada yang ditutupi lagi.

Di kelas tiga, mereka kembali satu bangku karna mendapat kelas yang sama. Perpindahan kelas mereka yang cukup jauh, membuat keduanya bingung dengan orang-orang sekitar. Hanya ada beberapa murid yang kembali satu kelas bersama mereka.

Suatu hari, jam kosong berada di kelas mereka. Para wanita sibuk berfoto dengan gaya masing-masing. Rio dan Heri duduk di bangku mereka sebari membaca komik.

"Her, fotoin gue dong!" Seorang wanita dengan seragam ketatnya memghampiri Heri. Lengannya menyodorkan ponsel pada Heri.

Pandangan Heri dan Rio langsung beralih pada wanita itu. Heri nampak enggan dan malas, ia melirik Rio,"Gak deh. Gue gak jago fotoin orang. Coba lo tanya Rio."

Geeky Girl [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang