Bab 71 (Tanpa Dia)

650 36 0
                                    

'Aku bau alkohol, kamu jangan cium.'

↪↩

Bab 1

Hai Della. Ini aku, Jonatheil. Aku yang dulu selalu perhatiin kamu diam-diam. Duduk di atap, melihat lurus ke jendela kelas yang agak remang. Belakangan ini aku belajar puitis dari novel-novel di rumahmu. Aku coba jadi seseorang yang berbeda sekarang.

Tiga tahun yang lalu, kamu adalah gadis culun dengan kacamata dan rambut digelung. Walaupun begitu, kamu tetap cantik. Di balik kaca bening ada mata hitam pekat yang indah. Sampai suatu saat aku tahu, kamu selalu makan di atap, aku jadi penasaran, apa yang kamu lakukan dalam kesendirian?

Mungkin ada tiga wanita yang mengganggumu di hari pertama. Kamu tau mengapa mereka menghilang? Aku yang buat mereka jera, hehe. Tadinya mau bilang, hanya takut dibilang pamer kekuatan.

Sampai akhirnya aku ketahuan membuntutimu. Aku pura-pura itu pertemuan pertama kita. Aku gugup, jantungku berdegup kencang.

Astaga, gue puitis banget ya?

Gak apa lah, ya. Dilanjut aja.

Aku pikir itu yang terakhir, ternyata adalah permulaan. Semakin lama kita semakin sering bertemu. Seakan semesta mendukung dan mempertemukan kita.

Setiap harinya aku jatuh cinta, bahkan dengan logat "Saya-kamu" milikmu. Della, asal kamu tahu, aku ini tidak pernah pacaran, apalagi punya mantan.

Buatku wanita sangat mahal harganya, tidak bisa kurusak apalagi kumainkan. Mengingat aku memiliki ibu dan adik, aku sangat mencintai wanita.

Beruntung wanita itu kamu. Karena nyatanya aku jatuh cinta karena sifatmu.

Ketika pertama kali rambutmu terurai, sungguh aku ingin menjerit, jantungku terasa meledak-ledak. Saat itu kamu membuatku jatuh luar dalam.

"Baca apa, Del?" tanya Fikri sambil duduk di samping Della. Ruangan mulai penuh oleh mahasiswa ekonomi.

"Eh?" Della menutup buku itu dan tersenyum kecil, "Cuma cerita aja. Lo baru datang?"

"Iya." Fikri mengeluarkan laptopnya, "Capek semalam lembur."

"Kenapa lembur?"

"Ada event semalam, jaga stand sampai jam tiga subuh. Gue cuma tidur 4 jam."

"Lo balik jam 12 aja. Jangan maksain."

"Maunya begitu, cuma ada remedial nilai tes kemarin."

Della hanya tersenyum kecil, lalu memasukkan buku tebal Jono ke dalam tas. Sepertinya tak akan baik jika membacanya di samping Fikri.

Keduanya memang masuk ke fakultas ekonomi dan sesekali bertemu karena jadwal mereka terkadang berbeda. Namun masih sering bertemu jika ada pertemuan satu angkatan. Yah, di awal ospek keduanya sudah jadi pusat perhatian, terutama Della yang sekarang adalah model majalah terkenal. Pastilah banyak orang yang mengenalnya.

Selesai kelas, keduanya berjalan beriringan ke luar, beberapa orang menyapa Della, hanya sebagai formalitas saja, lalu pergi.

"Mau makan dulu?" tanya Fikri pada Della.

"Boleh." Keduanya berjalan sambil bercengkrama, tak sedikit yang memerhatikan ketika berjalan.

Keduanya makan di kantin, namun pikiran Della tertuju pada buku tebal dalam tasnya. Ia penasaran, apa yang ingin Jono ceritakan di dalamnya.

Geeky Girl [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang