Bab 57 (Penyelesaian/penyesalan?)

538 42 1
                                    

'Mama, sekarang aku ikhlas, kalau aku sudah kehilanganmu untuk selamanya.'

↪↩

Untuk Jonatheil dan Jessica.

Hai sayang, gimana kabar kalian? Masih baik-baik aja 'kan? Mama mau tau kabar kalian hari ini.

Sudah kelas berapa kalian sekarang? Kira-kira Mama masih hidup gak ya, sekarang? Mungkin kalau kalian nerima surat ini, Mama sudah gak ada di samping kalian.

Maafin Mama, Mama harus ninggalin kalian tanpa pamit. Bukan Mama gak sayang, tapi Mama memang harus pergi untuk waktu yang lama. Suatu saat Mama bakal kasih surat ini ke orang terdekat kalian dan diberi setelah Mama tiada. Berapa lama orang itu kasih surat ini? Apa terlalu lama? Kalau terlalu lama pukul aja, pasti dia lupa kasih.

Mungkin surat ini bakal buat kalian sedih dan gak mau baca. Tapi, Mama harap kalian baca sampai akhir.

Belakangan ini ada penguntit yang selalu di dekat Mama. Mama bingung harus gimana selama penguntit itu dimana-mana. Hal ini sudah berlangsung cukup lama, sekitar 2-3 bulan sebelumnya. Makanya, Mama buat surat ini untuk jaga-jaga kalau ada sesuatu yang terjadi sama Mama.

Entah apa motif orang itu memguntit Mama, yang jelas tujuannya buruk dan berniat mencelakakan.

Artinya kematian Mama bukan ketidaksengajaan, tapi sudah direncanakan.

Kalau perkiraan Mama terjadi, nanti akan ada teman Mama yang menggantikan Mama untuk menjaga kalian. Dia orang baik, bahkan teman baik Mama.

Kalau nantinya Papa sempat kasar, jangan menyalahkan diri kalian, cukup ingat, tugas kalian menjaga Mama baru buat Mama.

Namanya Firda, dian cantik dari Bandung. Mama yakin kalian pasti suka sama dia. Nanti Papa bakal cari Firda dan bawa ke rumah. Mama harap kalian selalu akur sama Firda.

Papa kalian itu kasar, mudah melampiaskan kesalahan ke orang lain. Tapi, tolong percaya sama Mama, hatinya benar-benar lembut. Bahkan sangat lembut. Mungkin dia marah, tapi itu khawatir. Papa bukan orang yang mudah berkomunikasi.

Ini surat terakhir dari Mama, gak akan ada lagi. Mama di sini, selalu lihat kalian dari jauh. Makanya, jangan buat Mama kecewa sama kalian.

Mama sayang kalian. I love you.

Salam,

Mama Sonya.

"I love you too," gumam Jono pelan. Kepalanya terangkat dari bahu Della, matanya sembab oleh air mata. Tak disangka masih ada setitik kenangan dalam kematian Mamanya.

Pandangan Della tertuju pada Jono, lelaki itu nampak begitu kuat di luar, namun sangat rapuh di dalam. Bahkan lelaki itu menangis di depannya. Tangannya bergerak mengelus kepala Jono, "Lo hebat."

"A-apa sih, jangan lihat gue." Jono memutar tubuhnya, lalu menghapus air matanya. Kedua kalinya ia menangis di depan Della dan sangat memalukan.

Kepala Della mengintip wajah Jono, "Malu ya?"

"Eng-enggak."

"Iya loh, Jono bisa malu! Wih, hebat!"

Mata Jono membulat, lalu menatap Della yang terlihat girang. Se-memalukan itukah dirinya sampai orang lain tak percaya ia punya malu?

Drrttt... Drrttt...

Jono merogoh sakunya dan mengambil ponsel, lalu mengangkat panggilan masuk ke ponselnya.

Geeky Girl [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang