Bab 15 (Jangan Takut)

758 52 1
                                    

'Gue pergi, deh. Kayaknya lo grogi kalau ada gue.'

↪↩

"Hoi!"

Tubuh Della menegang, mendengar suara lelaki yang sangat dihindarinya. Ditolehkan kepala ke belakang, memastikan apakah pendengarannya benar.

Bibirnya terbuka sedikit, terkejut melihat Jono yang kini berjalan ke arahnya. Semakin tegang saja tubuhnya. Keringat dingin mulai mengucur dari dahinya.

Melihat reaksi Della, tanpa ragu Jono mendekati gadis itu dan duduk di hadapannya. Ia memiringkan kepala, berusaha membuat Della sadar.

"Gue kenapa?" tanya Jono.

"H-hah?" Della terbata dengan pandangan takut. Jemarinya mengepal, menahan takut yang tak berakhir.

"Kenapa lo selalu takut sama gue? Gue pernah buat salah?"

Della menggeleng kaku.

"Terus kenapa? Seingat gue, gue gak pernah apa-apain anak perawan!"

"Sa-saya juga tidak mengerti."

"Lo aja gak ngerti, apalagi gue."

"Ma-maaf." Kepala Della menunduk takut.

"Ngapain minta maaf, sih?" Jono menyentuh dagu Della, lalu mengangkatnya, agar gadis itu menatap matanya langsung, "Gue emang nakal, gue selalu buat onar di sekolah, bahkan masuk black list Bu Endah. Tapi, gue gak akan pernah nyakitin perempuan, apalagi orang itu gak punya salah."

Kini mata Della menatap langsung manik mata Jono. Sesaat dirinya terpaku. Rasa takut tadi, perlahan menghilang. Entah mengapa hatinya percaya dengan apa yang diucapkan Jono.

"Jadi, lo gak perlu takut sama gue. Tatap mata gue, ngobrol biasa aja, oke?" tubuh Jono sedikit maju, jarak di antara mereka semakin tipis.

Segera Della sadar, lalu menjauhkan tubuhnya, "Baiklah."

"Lo selalu makan di sini?" Jono bangkit, menatap ke sekitar. Hanya ada beberapa bangku bekas di atas sana.

"I-iya," balas Della gugup.

"Gak heran, sih, tempat ini buat tenang." Jono menatap Della, "Boleh, gue ikut makan di sini?"

"Te-tentu saja." tubuh Della masih sedikit bergetar, namun tak separah sebelumnya.

Suasana lengang sesaat, Jono dan Della sama-sama terdiam. Jono menatap langit, sedangkan Della menunduk bingung.

"Jessica itu susah ditebak," ucap Jono setelah cukup lama terdiam. Matanya memejam, menikmati semilir angin membelai kulitnya, "Dia jarang berbagi masalahnya. Apapun itu, pasti ditutupi. Kenapa? Karna dia gak pernah mau buat orang lain terbebani. Makanya, sampai sekarang pun, Jessica masih pendiam dan milih mendam perasaannya sendiri."

Diam-diam Della melirik Jono, lelaki itu masih sibuk menikmati angin  pagi ini.

"Bantu gue jaga Jessica, ya?" Kini Jono membuka matanya, menatap Della penuh harapan, "Cuma Jessica yang paling berharga buat gue."

Kepala Della mendongak, kini dirinya tak lagi takut pada Jono. Ketika pandangan mereka bertabrakan, Della melihat jelas raut kesedihan dalam manik mata Jono, seperti ada kata tersirat yang tak mampu diucapkan. Dianggukkan kepalanya, "Saya akan mencobanya."

Jono tersenyum, "Gue pergi, deh. Kayaknya lo grogi kalau ada gue." Lalu pergi dari atap.

Rasa jengkel sedikit muncul dalam benak Della. Percaya diri Jono begitu tinggi, membuat lelaki itu terlihat sedikit menyebalkan.

Geeky Girl [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang