'Lo cantik, makanya percaya diri.'
↪↩
Hari kedua.
Setelah pencarian malam yang menyita waktu seluruh peserta, tepat jam 12 malam mereka kembali ke villa untuk beristirahat. Rasa kantuk telah menerpa mereka, belum lagi banyak peserta yang tumbang dalam percarian. Posko penuh oleh peserta sakit, tak jarang pula ada wanita yang menangis karna ingin keluar dari situasi ini.
Della dan Melly duduk di meja dapur dalam villa. Keduanya memakan sereal hangat, agar kondisi mereka kembali membaik.
"Maaf, Del. Gue gak bisa bantu jagain lo semalam. Gue kalut, takut gelap, jadi gak bisa ngapa-ngapain waktu lo pingsan," ucap Melly merasa tak enak.
"Tak apa-apa. Kondisi kamu juga sedang buruk, kita hanya tidak beruntung." Della tersenyum kecil, lalu memakan lagi serealnya.
"Oh iya, semalam, siapa yang jaga gue?"
"Teman Jono."
"Siapa?" Melly menyelidik ingin tahu. Ia penasaran siapa yang menjaganya, karna ketika ia bangun, hanya ada teh hangat di dekatnya dan sebuah jaket yang menutupi sebagian tubuhnya. Jaket itu berwarna hitam dan hangat, sekarang jaket itu tersampir di kedua bahunya.
"Saya tidak tahu, belum sempat berkenalan."
'Jangan-jangan Gibran?'
Kepala Melly menggeleng-geleng, disingkirkannya pemikiran itu. Mengapa selalu Gibran yang muncul dalam otaknya belakangan ini? Ia sampai berpikir dirinya gila karna bayangan Gibran terus memutar dalam otaknya.
"Dek, belum tidur?" Seorang penjaga menghampiri Della dan Melly, lalu bertanya.
Melly mendongak, "Eh, belum, Pak. Kita makan dulu."
"Jangan lama-lama, ya. Besok pagi 'kan kalian harus senam," ingat penjaga itu.
"Kepala sekolah gimana, Pak?" tanya Melly.
"Nanti beberapa panitia yang cari. Kalian tetap melakukan kegiatan seperti biasa."
Melly dan Della mengangguk paham. Keduanya mempercepat makan, lalu bergegas pergi ke kamar setelah membereskan bekas makanan.
↪↩
06:00.
NGIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIING!
Sirine panjang berbunyi sepanjang koridor kamar, membangunkan ratusan manusia yang masih terlelap dalam dekapan selimut. Satu persatu pintu kamar terbuka, mereka keluar dengan wajah kaget khas bangun tidur.
"Sumpah, gue disini dibuat sakit jantung terus!" keluh Melly yang bersandar pada dinding. Kantung matanya hitam, rambutnya acak-acakan dengan piyama yang kusut. Di sebelahnya, Della berdiri dengan penampilan yang sama. Mereka berdua belum sepenuhnya pulih, maka dari itu kondisi mereka tak begitu baik.
"Semua peserta harap mandi ke wc umum di sekitar villa! Dilarang mandi di wc villa! Batas waktu hingga pukul tujuh! Dimulai dari sekarang!"
"Wah, sialan!" Melly menarik Della masuk, lalu mengambil alat mandinya, "Ayo, Del! Nanti gak kebagian tempat mandi!"
Della mengikuti Melly, lalu membawa baju ganti dalam sebuah kantung hitam. Mereka keluar dan berlari menuju wc di luar villa. Indri dan Arsi, teman sekamar mereka tertinggal di belakang karna begitu lambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geeky Girl [TAMAT]
Novela JuvenilDella, seorang gadis culun yang tak pernah berani mengangkat kepalanya, tiba-tiba harus mengangkat kepalanya dan memberanikan diri menatap dunia luar. Orang-orang yang bahkan tak pernah ia bayangkan, dapat hadir di hidupnya. Sahabat, teman dekat, b...