'Rantai itu masih panjang. Entah mendekat atau menjauh, bisa pula terputus.'
↪↩
Hari pertama.
Setelah sampai di villa Bogor, semua peserta berkumpul di depan villa, menunggu pengumuman kamar tidur. Satu kamar diisi 4 orang, dan pemilihan teman sekamar dibebaskan oleh panitia.
Tentu saja Della bersama Melly. Dua orang temannya lagi adalah Arsi dan Indri yang notabenenya adalah teman sekelas mereka. Semua peserta sibuk memilih teman. Hingga akhirnya, mereka diberikan kunci kamar dan masuk ke dalam villa satu per satu dengan tertib.
Hal ini merupakan pengalaman baru bagi Della dan ia masih sangat kikuk dengan keramaian.
"Akhirnya rebahan!" Melly menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Ia tersenyum bahagia karna kasurnya empuk.
"Gerah banget!" komentar Indri sebari membuka jendela kamar. Seketika ruangan yang pengap langsung dingin oleh terpaan angin.
"Wih, anginnya mantap!" Arsi berdiri di samping jendela, menikmati angin yang menerpa wajahnya.
"Untuk peserta LDKS, harap ke lapangan dalam waktu lima menit dengan seragam Putih Abu-abu. Dimulai dari sekarang!"
Keempat gadis itu langsung membelalak, lalu heboh mencari baju masing-masing. Pakaian berhamburan dimana-mana, tidak peduli lagi tercampur dengan siapa. Della ikut panik, lalu tersenyum ketika mendapatkan seragamnya. Namun, pergerakannya terhenti ketika kebingungan mengganti baju.
"Ganti di sini aja. Sesama cewek juga!" Indri langsung membuka bajunya tanpa ragu, lalu mengganti seragamnya.
Pasrah dengan keadaan, Della megikuti Indri. Ia membuka baju dan menggantinya.
Keempatnya berlari keluar kamar setelah selesai memakai baju.
"Dua menit lagi!"
Melly yang terakhir akan pergi menepuk dahinya, lalu kembali dan mengunci pintu kamar. Tak lupa dicabut kuncinya, lalu dibawa ke lapangan. Mereka sampai di sana ketika waktu tersisa 1 menit.
"Lima, empat, tiga, dua, satu. Waktu habis!"
Peserta yang telah sampai di lapangan menghembuskan napas lega. Mereka tersenyum dengan usaha sendiri. Panitia mulai mengabsen per kelas dan 7 kelas hadir. Hanya satu kelas yang tidak ada di sana, yaitu 10 Perkatoran 1.
Pak Dedi yang mengawasi dari jauh menggelengkan kepalanya. Satu kelas biang rusuh belum datang ke lapangan setelah beberapa menit. Bukan hal yang dapat dibanggakan, pikirnya.
"10 Perkantoran 1, harap segera ke lapangan sekarang!"
Beberapa menit setelah pengumuman, barulah satu kelas itu datang dengan wajah tanpa dosa. Mereka berjalan santai dengan seragam amburadul. Lantas panitia yang melihat itu memelototkan matanya. Ia mencegah mereka untuk bergabung ke dalam barisan.
"Rapihkan pakaian kalian!"
Mereka saling bertatapan, lalu merapihkan baju. Memang harus ada intruksi terlebih dahulu baru mereka sadar.
"Laki-laki push up 20 kali, wanita sit up 20 kali!"
"Hah?"
"Siapa lo?"
"Enak aja! Pegel badan gue!"
"Apaan sih, gue gak bisa olahraga!"
"Suruh dia aja yang sit up!"
"TIDAK ADA KOMENTAR! LAKUKAN ATAU HUKUMAN DITAMBAH!"
Awalnya mereka tak ingin menurut, namun Jono dan Gibran telah melakukan hukuman terlebih dahulu yang membuat mereka semua kebingungan. Dua orang biang kerusuhan di kelas mendadak patuh pada peraturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geeky Girl [TAMAT]
Teen FictionDella, seorang gadis culun yang tak pernah berani mengangkat kepalanya, tiba-tiba harus mengangkat kepalanya dan memberanikan diri menatap dunia luar. Orang-orang yang bahkan tak pernah ia bayangkan, dapat hadir di hidupnya. Sahabat, teman dekat, b...