'Banyaknya perubahan di diri gue gak bisa dihitung. Tapi, kalau dia berubah, pasti bakal terhitung.'
↪↩
Della berjalan menghampiri Jono, ia tersenyum kecil, "Bagus nggak?"
Karyawan lelaki yang tadi sedang membereskan baju, tercengang lalu membalas pertanyaan Della, "Bagus kok, bagus!"
"Nyambung aja, sial!" umpat Jono tak senang.
"Jon! Lo jangan kasar!" ucap Della mengingatkan Jono.
"Dia nyari mati duluan, gue layanin. Salah dia, bukan salah gue."
"Ya udah, jangan diperpanjang. Ini bagus, nggak?" tanya Della sekali lagi sebari menunjukkan bajunya. Ia merasa jiwa berandal Jono setahun lalu kembali muncul saat ini.
"Bagus," jawab Jono, "Lo suka style itu?"
Dengan mantap Della mengangguk, "Iya."
"Lo pakai aja baju itu sampai pulang. Lebih bagus daripada baju lo yang tadi."
"Nggak mau! Gue mau pakai baju yang tadi."
"Banyak yang lihatin lo, Del! Mending pakai baju ini, lebih tertutup."
Kepala Della tetap menggeleng. Ia masuk kembali ke ruang ganti dan mengganti lagi bajunya. Set pakaian tadi ia bawa ke kasir dan membayarnya.
"Lo gak mau pakai baju baru?" tanya Jono sekali lagi.
"Nggak, malu." Della melangkah keluar toko diikuti Jono, "Kita mau kemana lagi?"
"Salon," jawab Jono.
"Ngapain?" Kini Della terlihat bingung.
"Mau rubah warna rambut."
Kening Della sedikit berkerut, namun kakinya ikut melangkah bersama Jono. Keduanya masuk ke salah satu salon, Della duduk di kursi belakang sebari menunggu Jono selesai mengganti warna rambut. Beberapa orang melihatnya intens, lantas ia melihat dirinya sendiri, namun tak ada yang aneh.
"Permisi, maaf, saya mau tanya." Seorang lelaki menghampiri Della dengan canggung.
Della bangkit, "Boleh, mau tanya apa?"
"Boleh kita tukaran nomor handphone?" tanya lelaki itu sebari menyodorkan ponselnya dengan canggung.
"Eh?" Della terdiam bingung, ia tak pernah berada di posisi ini sebelumnya. Matanya masih menatap ponsel itu, tanpa berniat mengambilnya.
"Gak boleh, dia punya gue." Jono menghampiri Della, lalu mendorong ponsel itu menjauhi Della. Ia menatap lelaki di depannya sinis, meskipun bibirnya tertutup masker. Dilepaskan masker itu, "Lo tau gue 'kan?"
Seketika lelaki itu menelan saliva. Ia memperhatikan setiap poster di depan toko, wajah Jono benar-benar mirip seperti orang dalam poster-poster tersebut, "Sorry, gue gak tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Geeky Girl [TAMAT]
Roman pour AdolescentsDella, seorang gadis culun yang tak pernah berani mengangkat kepalanya, tiba-tiba harus mengangkat kepalanya dan memberanikan diri menatap dunia luar. Orang-orang yang bahkan tak pernah ia bayangkan, dapat hadir di hidupnya. Sahabat, teman dekat, b...