'Jika saja dirinya tak terikat janji, tak akan akhirnya seperti ini.'
↪↩
"Saya Mamanya Jessica, tolong bantu saya cari Jessica. Dia kabur dari rumah dan belum pulang sampai sekarang."
Dua kalimat itu langsung membuat Rama kalap. Berkali-kali dicobanya menelpon Jessica, namun ponsel gadis itu mati.
"Sial!" umpatnya sebari menaiki motor. Hanya tinggal menyalakan motor dan ia pergi mencari Jessica.
"Rama! Lo mau ke mana?!" Sayangnya, Jono melihat Rama dan berdiri di hadapan sahabatnya.
"Gue mau pergi. Nanti gue kasih tau." Tanpa berpanjang-panjang, Rama menghidupkan motornya dan pergi dari lingkungan kos-an Jono.
Sepanjang jalan Rama melirik ke kiri dan kanan. Tak mungkin dirinya harus berteriak ke setiap rumah, yang ada dirinya disangka orang gila. Panik menyerang dirinya, hal yang paling ditakutkannya terjadi lagi. Hal serupa seperti setahun yang lalu. Jika saja dirinya tak terikat janji, tak akan akhirnya seperti ini.
"Gak bisa, gue harus kasih tau Jono." Dihentikan motornya di pinggir jalan, lalu menelpon Jono.
Tlut!
"Halo? Lo kemana, Ram?"
Rama memghembuskan napasnya pelan, "Jangan panik terus gegabah. Gue mau kasih tau sesuatu."
"Kasih tau apa?"
"Ini tentang Jessica."
"HAH?! JESSICA KENAPA?!"
"Gue bilang jangan panik, bangsat! Jadi emosi 'kan gue."
"Oke, oke, gue tenang. Lanjut!"
"Jessica kabur dari rumah dan sekarang belum pulang. Lo bantu cari ke tempat-tempat yang sering Jessica datengin."
"Astaga! Kenapa baru bilang anjing?!"
"Gue juga baru tau monyet! Kebanyakn bacot! Buruan cari!"
Tlit!
Rama memasukkan ponselnya ke saku setelah dimatikan, lalu kembali menjalankan motornya, mencari Jessica.
↪↩
"Dalam penyusunan Jurnal Umum, kamu harus lebih dulu menganalisis, apakah dia harta atau kewajiban?" Seorang guru Akuntansi menjelaskan di papan tulis menggunakan infocus. Para murid memperhatikan dengan cermat. Meski memperhatikan pun, masih banyak yang tak mengerti dengan pelajaran tersebut, walaupun itu adalah jurusan mereka.
Sambil mendengarkan penjelasan, Della menuliskan sesuatu di bukunya, lalu menggeserkan pada Melly.
Bagaimana Rio?
Setelah tulisan itu dibaca Melly, dibalasnya dengan menulis di bawah tulisan Della, lalu menggesernya pada Della.
Masih belum mau cerita. Kalo Heri?
Secepat kilat Della menulis balasannya, takut guru menyadari perbuatannya.
Nanti saya ceritakan.
Melly melirik Della, lalu mengangguk. Ia kembali fokus pada pelajaran di depannya.
Di belakang sana, seperti biasa, Rio dan Heri diam tanpa berbicara. Meski jarak mereka tak jauh, tak pernah sekalipun mereka berbicara normal seperti yang lainnya.
TRINGGGGGGGG!!!!
Bel istirahat kedua berbunyi. Wajah mengantuk semua murid mendadak kembali segar. Semuanya membereskan barang-barang mereka ke dalam tas dan bersiap untuk keluar kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geeky Girl [TAMAT]
Genç KurguDella, seorang gadis culun yang tak pernah berani mengangkat kepalanya, tiba-tiba harus mengangkat kepalanya dan memberanikan diri menatap dunia luar. Orang-orang yang bahkan tak pernah ia bayangkan, dapat hadir di hidupnya. Sahabat, teman dekat, b...