'Gue harus jadi siapa-siapa lo dulu, baru bisa ikut campur, gitu?'
↪↩
"Aduh! Dia nelpon terus!" pekik Melly panik ketika melihat Rio terus menelponnya, "Gimana, nih, gue?!"
"Tenang! Jangan gegabah!" Della mencoba menenangkan Melly yang kini terlihat panik.
"Ya lord! Gimana ini?! Kalo beg-"
Klik!
Della menatap melly terkejut. Melly tak kalah terkejutnya menatap Della. Ia melihat ponselnya yang sambungannya terhubung.
Mulut melly langsung menganga, akan segera berteriak. Sebelum hal itu terjadi, Della telah lebih dulu membekap mulut Melly dan memberikan aba-aba untuk diam.
"Ayo ngobrol, sialan!"
Keterkejutan Della dan Melly beralih pada suara di telpon. Mereka benar-benar kaget dengan suara rendah Rio yang terdengar dingin, berbeda dengan Rio seperti biasanya.
"Dia ngomong ke kita?" bisik Melly pada Della.
Della mengangkat telunjuknya ke bibir, meminta Melly untuk diam.
"Kenapa lo benci gue?"
Kini suara Heri terdengar. Della dan Melly tercengang cukup lama. Mereka benar-benar tekejut hingga tak dapat berucap.
"Menurut lo karna apa?" -Rio.
"Kenapa lo selalu bawa masalah lama? Yo, itu udah lama! Udah lah, gak perlu diungkit!" -Heri.
Brak!
Melly bertatapan dengan Della ketika mendengar suara tubrukan di telpon.
"Ayo, ke sana," ajak Melly, lalu menarik Della menuju gudang.
"Perlahan," ingat Della ketika mereka sampai di tangga dalam gudang.
"Sejak lo nuduh gue, gue udah benci lo dan gak akan pernah maafin lo!" -Rio.
Mata Melly membelalak ketika melihat Rio mencekik Heri. Heri sendiri terlihat sudah sesak napas akibat cekikan Rio.
"Rio!" pekik Melly keras, lalu menghampiri Rio.
Rio menolehkan kepalanya. Ia terkejut melihat Melly dan Della yang membeku di tempatnya.
"Lepas!" Melly melepaskan cekikan Rio di leher Heri. Ia menatap marah Rio, "Kenapa lo begini?! Harus, ya, cara nyelesainnya begini?! Dasar bocah!"
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Della pada Heri yang terduduk lemas.
"Uhuk!" Heri batuk sebentar akibat cekikan Rio. Ditongakkan kepalanya, menatap Rio, "Gue bukan nuduh lo, gue terpaksa. Cuma lo gak mau dengar penjelasan gue."
Rio langsung berjalan pergi menjauhi atap tanpa mengucapkan apapun.
"Del, lo bawa Heri ke UKS, ya. Gue mau susul Rio." Segera Melly mengejar Rio yang telah pergi lebih dulu.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Della memastikan. Matanya menyorot khawatir melihat Heri yang masih kesakitan.
"Gue gak pa-pa," balas Heri sambil menghembuskan napasnya.
Lengang cukup lama. Heri masih menenangkan dirinya dan Della diam, takut untuk bertanya.
"Lo pasti penasaran masalah gue sama Rio, 'kan?" Heri menatap Della.
Della nampak tertangkap basah, "Eh?"
"Hah, sebenernya ini cerita lama. Tapi, gue rasa ini harus diceritain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Geeky Girl [TAMAT]
Teen FictionDella, seorang gadis culun yang tak pernah berani mengangkat kepalanya, tiba-tiba harus mengangkat kepalanya dan memberanikan diri menatap dunia luar. Orang-orang yang bahkan tak pernah ia bayangkan, dapat hadir di hidupnya. Sahabat, teman dekat, b...