Bab 49 (Penyesalan)

602 42 0
                                    

'Hargai wanita, jangan membentak atau memukul, meski dengan sehelai bunga.'

↪↩

Esoknya, sekolah ramai dengan perbincangan para gadis seputar Jono dan Citra yang tiba-tiba dekat seperti kekasih. Kemarin mereka makan bersama, bahkan hingga pulang pun, mereka sempat bertemu ketika malam. Pagi ini, dua sejoli itu berangkat bersama, membuat sekolah gempar dengan gosip baru yang langsung menyebar.

Para lelaki yang memuja Citra harus patah hati dan semangat melihat gadis pujaannya menggandeng Jono dengan mesra di gerbang sekolah. Wajah Jono datar tanpa ekspresi, namun tak menolak. Kejadian itu justru mengundang banyak tanya hingga menjadi trending topic di SMK Kasih Sayang.

"Mereka cocok sih."

"Sedih, ngejar 3 tahun, diselip sehari!"

"Sakit hati gue!"

"Coba wajah gue terlalu tampan!"

"Yah... Baru mau deketin. Masa udah ditikung?"

"Kalau udah pegangan tangan sih, udah pasti 'kan, ya?"

"Iri deh."

Tak sedikit wanita yang menunjukkan ekspresi sakit hatinya ketika Citra dan Jono melewati koridor yang tiba-tiba ramai. Pandangan Jono beralih pada lengannya, masih ada lengan Citra yang melingkar di sana. Lantas dilepasnya dengan pelan, agar tidak menyakiti perasaan Citra, "Jangan begini di sekolah."

"Gak pa-pa, Jon, jangan malu." Bukannya melepaskan, Citra malah makin mempererat pegangannya. Hal itu tak luput dari pandangan Jono, jujur ia kurang suka diperlakukan begini.

Dengan sedikit memaksa, Jono melepaskan lengan Citra, "Lo harus naik ke atas. Kelas gue di bawah."

"O-oh, iya juga. Oke deh, gue ke atas." Citra melambai, lalu berjalan menuju tangga. Di anak tangga, gadis itu berbalik dan berhenti sebentar, "Istirahat telpon!"

Jono menghela napasnya panjang, lalu berjalan masuk ke kelasnya. Tadi pagi Citra memohon padanya untuk dijemput karena supir pribadinya pulang kampung. Alasannya mengantar Citra, karena gadis itu bilang ada ulangan di kelas dan tak ingin tertinggal. Makanya, dengan terpaksa Jono menjemput.

"Hargai wanita, jangan membentak atau memukul, meski dengan sehelai bunga."

Ucapan Mamanya dulu kembali terngiang dalam pikirannya. Dulu ia sempat meninggalkan Jessica dan membuat gadis itu menangis. Makanya, ketika melihat Citra kesulitan, dirinya tak tega juga tak tahan untuk membantu.

"Wah, ada yang baru jadian nih!" seru Agung girang ketika melihat Jono masuk ke kelas. Anggota Persetan menyoraki godaan Agung dengan sangat antusias. Rama hanya diam di pojok kelas sebari memainkan game.

"Siapa yang jadian, bego!" Jono duduk di kursi depan tanpa memedulikan teman-temannya.

"Lo jadi gak asik gini, Jon. Ada apa?" tanya Gibran yang duduk di kursi samping Jono.

"Gak mood," balas Jono singkat.

"Lo jadian sama Kak Citra?" Gibran masih terus bertanya.

"Gak." Lagi-lagi Jono membalas singkat. Sebagai pengalih pikirannya, ia membuka ponsel, siapa tahu ada notifikasi yang tak terduga. Nyatanya, hanya pesan dari studio yang masuk, tak ada pesan dari orang yang diharapkannya.

Rama menghela napas, menghentikan game, lalu mengirim pesan pada seseorang.

To: .....
Bisa kita ngobrol sebentar?

Geeky Girl [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang