'Romantis hanya sebatas pemanis.'
↪↩
Hari ini Della mulai masuk sekolah, dirinya telah siap dengan seragam rapi sebari bercermin menatap diri sendiri. Ingatannya kembali ke masa lalu, ketika dirinya masih menggunakan ikat rambut dan kacamata, namun saat ini rambutnya tergerai indah, dengan lensa kontak yang sengaja dibelinya sebagai pengganti kacamata.
'Gue banyak berubah.'
Matanya beralih pada amplop putih di atas meja, disentuhnya pelan benda itu, "Gue lupa."
'Anak Tante baik-baik aja sekarang.'
"Ayu, sarapan dulu!" panggil Putri dari balik pintu kamarnya.
"Iya!" sahut Della cepat. Dimasukkannya amplop itu ke dalam laci meja rias, lalu keluar dengan menenteng tas. Di meja makan telah ada kedua orang tuanya menunggu. Bibirnya tersenyum, "Papa nggak keluar kota?"
Eko mengedikkan bahunya, "Nanti aja, masih betah di rumah. Udah baikan?"
"Banget," balas Della sebari duduk di kursi sebrang Papanya.
"Kamu banyak berubah, ya," ucap Eko pelan, bibirnya sedikit tersenyum.
"Eh? Nggak, Pa. Ayu masih kayak dulu," elak Della.
"Mau dilihat dari mana pun, kamu banyak berubah, Ayu." Beberapa saat Eko terdiam, "Itu bagus, Ayu. Kamu jadi lebih ekspresif."
"Udah, jangan banyak ngobrol! Nanti Ayu telat!" potong Putri sebari menaruh sop di depan Della. Dielusnya kepala Della, "Makan yang banyak supaya makin sehat."
Beberapa menit menyantap sarapan, Della salim dan pamit untuk sekolah. Ada yang berbeda dari biasanya, kini seseorang menunggunya di depan rumah dengan wajah bahagia. Tanpa sadar bibirnya ikut tersenyum merasakan kebahagiaan lelaki berkulit putih.
"Udah sarapannya?" tanya Jono sebari menyerahkan helm.
Della mengambil helmnya, lalu mengangguk, "Udah."
"Ayo, berangkat." Jono naik ke atas motor, disusul oleh Della. Interaksi keduanya diperhatikan sepasang suami istri di dalam rumah.
"Gue mau hubungan kita gak ditutupin, Ayu," ucap Jono sebelum menghidupkan motornya, "Nanti kalau takut pegangan aja atau peluk gue juga gak pa-pa."
"Ish, apaan sih, Jon?" seru Della sebari memukul punggu Jono, "Udah ah, buruan jalan!"
"Iya, Nyonya, iya. Let's go!" Motor Jono melaju cepat, membelah kesibukan pagi kota metropolitan. Debu halus berterbangan dimana-mana, meski udara sejuk, polusi telah tersebar dalam udara.
↪↩
Seluruh mata menyorot pada dua orang yang baru satang bersamaan. Mereka ada Jono dan Della, keduanya menjadi pusat perhatian, sejak di parkiran hingga koridor menuju kelas. Banyak pula yang berbisik tentang mereka, juga gosip tak mengenakkan.
"Jangan dengar apa kata mereka. Kita yang jalanin," ucap Jono sebari menggenggam jemari Della.
"Jon, ini di sekolah. Lepas." Della mencoba melepaskan genggaman Jono, namun terlalu erat hingga tak dapat dilepas.
"Gak pa-pa. Gue antar sampai ke kelas." Bukannya takut, Jono malah menarik lengan Della menuju kelas gadis itu. Sepanjang jalan banyak sekali orang yang berbisik mengenai mereka.
"Dia cewek culun itu, 'kan?"
"Hebat, bisa mikat Jono."
KAMU SEDANG MEMBACA
Geeky Girl [TAMAT]
Teen FictionDella, seorang gadis culun yang tak pernah berani mengangkat kepalanya, tiba-tiba harus mengangkat kepalanya dan memberanikan diri menatap dunia luar. Orang-orang yang bahkan tak pernah ia bayangkan, dapat hadir di hidupnya. Sahabat, teman dekat, b...