'Heri tertahan, karna melindungi sahabatnya. Meski tahu, hubungan mereka tak akan lagi seperti dulu.'
↪↩
Rio: Pulang sekolah tunggu di parkiran, kita ke rumah gue naik mobil.
"HORE!" Melly berjingkrak bahagia. Akhirnya mereka bisa mengerjakan tugas yang beberapa hari lagi dikumpul.
Kepala Della tertoleh ke samping, ia hampir tertidur jika bukan karna teriakan Melly. Mereka berdua tengah berada dalam perpustakaan untuk mencari referensi laporan. Namun, karna dingin yang mendukung, bacaan di buku seperti lagu tidur, menenangkan dan membuat kantuk.
"Sttt!" tegur Della pada Melly. Ia melirik pada perjaga perpustakaan yang tengah tertidur telungkup di atas meja.
"Ups, maaf!" Melly mendekat pada Della dan berbisik, "Pulang ini kita ke apartemen Rio!"
Mata Della sedikit membelalak, "Bagaimana bisa?"
Melly mengedikkan bahunya, lalu tersenyum senang. Gadis itu menatap layar ponselnya, lalu tersenyum kecil.
'Akhirnya.'
"Del, ayo keluar. Kita pinjam beberapa buku aja. Ini lebih dari cukup, kok." Melly bangkit dan membawa beberapa buku di tangannya.
"Oke," balas Della sebari membawa buku-buku di tangannya. Mereka berdua keluar, tak lupa membuat bukti peminjaman buku.
↪↩
"Apa?" tanya Rio dingin. Ia bahkan tak melirik Heri di sampingnya. Pegangannya pada bola basket mengencang. Tadinya lelaki itu ingin melampiaskan amarah dengan bermain bola basket. Namun, ketika baru memegang bolanya, seseorang datang dan memanggilnya.
"Apa yang lo mau?" tanya Heri dengan pandangan lelahnya.
"Maksud lo apa?" Kini mata Rio melirik tajam Heri.
"Supaya lo mau dengar penjelasan gue."
Rio melengos dengan bola basket di tangannya, "Basi."
Tanpa berpikir, Heri menendang bola basket di tangan Rio, sehingga bola itu terpental jauh.
Bugh!
Sekali tinju, Heri terjatuh ke lantai dengan sudut bibir berdarah. Tinju yang diberikan Rio memang selalu menyakitkan bagi Heri.
"Waktu gue terpuruk lo kemana, bangsat?!" maki Rio. Wajahnya memerah menahan amarah.
Heri hanya diam, matanya terus menatap Rio, namun tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya.
Beberapa saat Rio menunggu balasan Heri, lalu dirinya tersenyum miris, "Ternyata lo bisu."
"Gue tau lo sakit hati. Maaf, dulu gue gak bisa bantu lo. Gue emang bukan temen yang baik. Tapi, gue mau kasih tau sesuatu yang mungkin lo gak tau." Heri bangkit dan membersihkan celananya, "Gue lebih menderita dari apa yang lo alami."
Rio masih menatap marah Heri. Ia belum mengerti kemana arah pembicaraan Heri saat ini.
"Gue diam bukan berarti gue gak nolong lo. Waktu itu, gue diancam tiga cewek. Jauh sebelum kita tau, skandal Rika emang udah direncanain jauh-jauh hari. Mereka mau buat Rika menderita tanpa harus nanggung resiko." Heri menyeka darah di pipinya, ia menatap penuh harap. Saat itu, benar menyiksanya, membuatnya lebih terpuruk setiap harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geeky Girl [TAMAT]
Teen FictionDella, seorang gadis culun yang tak pernah berani mengangkat kepalanya, tiba-tiba harus mengangkat kepalanya dan memberanikan diri menatap dunia luar. Orang-orang yang bahkan tak pernah ia bayangkan, dapat hadir di hidupnya. Sahabat, teman dekat, b...