CHAPTER 7

24 1 0
                                    

Author POV:

Langkah kaki tergesa-gesa dari gadis itu memecah keheningan malam. Gadis yang tak lain adalah Je Hyun, sedang berjalan terburu-buru melewati tempat yang luar biasa sepi. Dia merasa sedikit takut melewati tempat itu. Biasalah, akhir-akhir ini kan sering terjadi penculikan dan semacamnya. Wajar saja jika gadis cantik sepertinya takut saat sendirian ditempat seperti ini.

“Sial, kenapa aku lewat jalan ni, sih?” gerutunya. Terdengar langkah kaki di belakangnya. Dengan perasaan yang mulai goyah, Je Hyun menoleh ke belakangnya dan mendapati seorang lelaki, yang sepertinya sedikit mabuk, sedang mengikutinya. ‘Aish, siapa pula lelaki ini?’ batinnya sambil mempercepat langkah.

Tak tahan, Je Hyun berlari menjauhi lelaki tadi namun lelaki itu mengejarnya. Larinya kurang cepat karena membawa belanjaan yang cukup berat. ‘Ah, peduli amat dengan ini.’ Je Hyun menjatuhkan belanjaannya itu, tapi terlambat. Tangan lelaki tadi berhasil menangkapnya dan menariknya mendekat.

Teriakan Je Hyun memecah keheningan malam itu. Je Hyun melawan dengan sekuat tenaga, tapi apalah arti tenaganya di depan pria yang badannya saja dua kali lebih besar darinya. Lelaki itu berusaha menyeret Je Hyun ke tempat lain, tapi usahanya terhenti. Karena ia langsung tersungkur ke jalan, akibat tendangan yang cukup kuat dari seseorang.

Kim Je Hyun POV:

Lelaki aneh itu terjatuh karena tendangan kuat seseorang, yang pastinya bukan aku. Tidak sampai situ saja, orang yang menolongku ini terus memukul lelaki tadi hingga tak berdaya. Aku? Yang bisa kulakukan hanya menyaksikan pemandangan ini dari tempatku berdiri. Oh, aku sudah menjauh sedikit. Ayolah, bukannya aku ini nge-les atau semacamnya, tapi perempuan manapun akan ketakutan dan menjauh ketika dia berhadapan dengan lelaki mabuk seperti itu, hampir diculik pula.

Orang yang menolongku tadi sudah selesai dengan kegiatannya. Dia menoleh padaku. Aku tak bisa melihat wajahnya, "Kau baik-baik saja?” tanyanya. Dia mendekat dan akhirnya aku bisa melihat wajahnya seutuhnya.

“Kau?” tukasku ketika menyadari orang yang menolongku adalah lelaki gila yang kutemui di toilet WANITA. Baiklah-baik, aku memang tidak sopan karena bukannya berterima kasih, tapi malah memanggil ‘kau’ padanya yang entah lebih tua atau lebih muda dariku.

Bukan Cuma aku yang kebingungan tapi dia juga, “Kenapa kau disini?”

Ya, dia benar-benar gila. Jelas-jelas dia menolongku dari lelaki mabuk tadi, malah bertanya, “Bukannya tadi kau menolongku?”

Dia berpikir sebentar, “Jadi yang kutolong itu kau? Ah, begitu.” Dia mengangguk kemudian bertanya, “Kau tak apa?” kali ini raut wajahnya sedikit berubah.

Aku mengangguk dan berkata dengan suara super dingin, “Makasih.” Lalu berbalik dan meninggalkannya.

“Yak! Aish dasar gadis gila.” Gerutunya.
Bukannya tidak tau terima kasih, tapi aku keburu  kesal menyadari lelaki gila itulah yang menolongku. Kuambil belanjaanku yang terjatuh tadi dan terus berjalan. Lagi-lagi ada yang mengikutiku, Ya ampun siapa lagi ini? aku berbalik dan mendapati lelaki gila tadi berjalan mengikutiku.

“Yak! Kenapa kau mengikutiku?” hardikku sambil menatapnya dingin dan tak kusangka, dia balas menatapku lebih dingin lagi.

“Kau mau kejadian tadi terulang lagi?” ucapnya sambil menunjuk ke gang depan sana dengan isyarat matanya. Aku melihat beberapa orang lelaki, sepertinya geng, sedang bersenda gurau dengan minuman keras ditangan mereka. Aku terdiam.

Entah kapan dia berjalan, tiba-tiba saja dia sudah berada di sampingku dan mengajakku jalan bersama, “Bersikap biasa.” Ujarnya.

Sekumpulan lelaki tadi menatapku dengan tatapan tertarik. Tapi mereka kembali terdiam mendapati lelaki di sebelahku tengah memasang wajah super dingin. Mereka semua tampak kesal. Ya Tuhan, dia benar. Jika saja aku sendirian melewati tempat ini, sudah pasti kejadian tadi kembali terulang. Tapi, ada sesuatu yang aneh disini. Aku hanya ditemani seorang lelaki yang juga tak setinggi Kai oppa, tapi mereka tetap tak berani menggangguku atau sekedar menggoda, padahal jumlah mereka lebih banyak. Bukan hanya itu, aku menangkap kilasan tatapan takut dan benci dari mereka semua ketika melihat lelaki ini.

Mistake Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang