CHAPTER 46

11 0 0
                                    

Author POV:

Sudah seminggu sejak kejadian Je Hyun melihat Baekhyun menangis. Kini mereka sudah berada di rumah masing-masing. Je Hyun sibuk dengan tugasnya saat ini. Seharusnya ia meminta bantuan Hae Bi karena kali ini tugasnya adalah matematika. Ya, itu adalah kelemahan seorang Kim Je Hyun. Dia bahkan tidak mengerti kenapa ada rumus phytagoras dan semacamnya lalu apa fungsi semua pelajaran angka itu bagi kehidupannya? Jawabannya tentu saja tidak ada.
Je Hyun menyerah ketika ia merasa tugas itu memang tidak bisa ia kerjakan sendirian. Ji Hyun dan Kai sedang berada di luar saat ini. Je Hyun pun tak punya pilihan lain selain menelpon Hae Bi.

“Apa?” tukas suara di seberang sana.

“Yak, datanglah kerumahku. Aku tidak mengerti tugas MTK oleh Lee seonsaengnim. Cepat!” pinta Je Hyun.

“Aish.. yang benar saja! Aku sedang bersantai sekarang.” Terdengar helaan napas di seberang sebelum Hae Bi kemudian menjawab, “Baiklah. Aku kesana sekarang.”

Telepon dimatikan. Je Hyun segera bersiap dan menyiapkan beberapa cemilan yang ada. Selain karena ia butuh bantuan Hae Bi dalam tugasnya, ia juga sedang bosan di rumah sendirian. Karena itulah alasan menelpon Hae Bi adalah pilihan yang tepat.

Tidak perlu menunggu waktu lama, karena 15 menit kemudian terdengar bunyi bel rumah Je Hyun. Dari luar terdengar suara Hae Bi, “Yak! Je Hyun-ah, cepat buka pintu.” Teriaknya.

Je Hyun dengan cepat berlari ke arah pintu dan berniat mengatakan kata-kata hardikan seperti :  “Yak! Kau perlu berteriak seperti itu? Aku mendengar bunyi bel nya tau.”

Namun ternyata ketika membuka pintu, ia hanya perlu membulatkan matanya dan kalimat tadi tersimpan kembali ke dalam benaknya. Dia tidak hanya kedatangan seorang tamu, tapi dua orang. Siapa lagi jika bukan Hae Bi yang membawa bodyguard utamanya, Baekhyun.

“Kenapa kau juga disini?” tanya Je Hyun pada Baekhyun yang tengah tersenyum manis di depannya.

“Kenapa? Kekasihmu tidak boleh mengunjungimu? Katanya kau sendirian, kan?” balas Baekhyun.

Hae Bi yang diam saja memilih masuk ke rumah Je Hyun tanpa permisi pada si pemilik dan hanya mengucapkan salam. Biasanya Je Hyun akan membiarkan saja, karena toh, itu sudah biasa. Tapi lain hal dengan sekarang, Je Hyun langsung menahan Hae Bi dan memegang kedua bahu temannya ini.

“Yak, kenapa kau membawa Baekhyun?” tanyanya.

Hae Bi menatapnya datar, “Dia kekasihmu, dan dia oppa-ku. Lagipula kau ini aneh, Baekhyun oppa juga pintar matematika dan kau tidak menghubunginya. Aku minta minum, ya?” lalu dengan santai Hae Bi berlalu dari hadapan Je Hyun, namun kemudian ia teriak, “Oh, dan soal kenapa dia bisa ikut, kau tau sendiri, dia selalu saja memaksa ikut jika aku ke rumahmu.”

Je Hyun menghela napas, ditatapnya Baekhyun yang masih setia berada di luar dan tersenyum manis padanya, “Yak, kau membiarkanku saja di luar? Izinkan aku masuk.”

Je Hyun mendelik pada Baekhyun, “Kau kan bisa masuk sendiri. Apa aku perlu menarikmu ke dalam? Atau menyiapkan karpet merah untukmu?”

Baekhyun terkekeh, “Yak, Aku beda dengan Hae Bi. Dia seorang gadis dan dia sahabatmu, jadi wajar jika ia bisa masuk begitu saja tanpa dipersilahkan. Tapi aku ini lelaki. Kau tidak merasa aneh seorang lelaki dengan santainya masuk ke rumahmu saat kau sedang sendirian? Apa kau ingin tiap kali aku datang, aku bersikap seperti itu? Baiklah, aku akan masuk.”

Baekhyun hendak masuk, namun ia langsung ditahan, “Jangan! Baiklah, silahkan masuk.”

Baekhyun tersenyum dan mengangguk. Barulah ia masuk ke rumah Je Hyun.

Mistake Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang