CHAPTER 48

13 2 0
                                    

Kim Je Hyun POV:

Hari minggu memang yang terbaik untuk ku habiskan seorang diri. Sore ini, aku melangkahkan kakiku keluar dari rumah. Sejujurnya, aku merasa harus ada Baekhyun yang menenamiku saat ini. Karena entah kenapa, aku merasa tidak enak keluar sendirian seperti ini.
Langkahku  terus berlanjut, meski hatiku terus merasa tidak tenang. Aku tidak tau perasaan apa ini. Hingga aku menyadari sesuatu menarikku begitu kuat. Dalam hitungan detik, kurasa aku berada di tempat yang tertutup, sebelum kusadari, aku ada dalam mobil. Mulutku dibekap begitu kuat. Tanganku dicengkram terlalu kuat hingga rasanya sangat perih.

Aku memberontak begitu keras. Aku yakin orang-orang yang menahanku ini kewalahan. Tapi itu semua sia-sia, hingga mereka meletakkan pisau tepat di leherku. Seorang di antara mereka berteriak padaku, “DIAM! Atau pisau ini yang akan membuatmu diam!”

Kurasa, melawan bukanlah tindakan yang bijak saat ini. Aku benar. Seharusnya Baekhyun bersamaku. Aku menangis, air mataku membasahi wajahku. Aku menyesal, aku takut, dan aku sangat khawatir. Kuharap ia mendengarku saat ini, saat dimana hatiku tak tenang dan terus memanggil namanya, ‘Baekhyun..’

Mereka membawaku ke suatu tempat yang sangat gelap dan ini terlihat seperti gudang tak terpakai. Mereka mengikatku dengan keras dan mendudukkanku di sebuah kursi.

“Lepaskan aku! Yak!” teriakku keras.

Tapi seorang lelaki yang kurasa adalah pemimpinnya, memukulku begitu keras tepat di pipi kananku. Perih, sangat perih. Aku merasa ada sesuatu yang amis mengalir dari bibirku. Ini pasti darah. Aku menangis karena sakit. Tapi mereka malah tertawa.

“Malam nanti, telpon lelaki tidak berguna itu. Dan katakan padanya, gadis cantiknya ada disini sekarang.” Perintah lelaki biadab yang memukulku itu. Aku langsung tau siapa yang akan mereka hubungi.

Meski aku mengharapkan Baekhyun mendengar permintaanku tadi, tapi kali ini, aku tidak ingin Baekhyun datang dan terluka. Aku harap lelaki itu punya akal sehat di saat seperti ini. ‘Ya Tuhan, tolong aku! Jangan biarkan Baekhyun datang dan membuatnya terluka, kumohon..’ lirihku dalam hati.

***

Malam hari, pukul 21.00
Author POV:

Baekhyun sedang berkumpul bersama anggota EXO. Suasana kafe yang selalu mereka kunjungi itu menjadi lebih ramai karena tawa mereka mendominasi tempat itu. baekhyun sendiri tertawa keras ketika duo maknae, Kai dan Sehun sibuk dengan perdebatan chicken terakhir yang ada di atas meja. Berkumpul bersama sahabat-sahabatnya ini memang adalah cara terbaik untuk memulihkan keadaan hati Baekhyun.

Tiba-tiba dering handphone Baekhyun berbunyi. Nomor tak dikenal. Baekhyun sedikit mengerutkan kening melihat nomor itu. Melihat Baekhyun yang serius membuat semua anggota EXO ikut menatap padanya.

“Siapa? Angkatlah.” Ujar Lay.

Baekhyun menatap nomor itu dengan perasaan khawatir. Entah kenapa, firasatnya tidak enak kali ini. Diangkatnya panggilan itu setelah dirasa panggilan itu benar-benar penting, “Halo?”

Raut wajah Baekhyun semakin lama semakin serius dan dengan mata yang membulat kaget ia langsung berdiri hendak berlari. Namun untungnya tangannya ditahan oleh Suho yang ada di sebelahnya, “Ada apa?” tanya Suho.

Baekhyun mengepalkan tangannya, “Je Hyun, dia disekap.”

“Apa?!” Kai langsung berdiri dan tanpa banyak bicara mereka langsung berlari ke motornya masing-masing. Mereka mengendarai motor itu dengan kecepatan sangat tinggi. Baekhyun yang memimpin di depan.

Sesampainya mereka di depan sebuah bangunan cukup besar yang tidak terurus, Kai langsung membuka pintu itu dengan satu tendangan keras. Semua anggota EXO ikut masuk ke dalam dan menemukan sekitar 18 orang lelaki bertubuh cukup besar di sana mengelilingi mereka. Pintu gudang itu kembali ditutup. Mata mereka mencari-cari keberadaan Je Hyun. Akhirnya, mereka melihatnya. Gadis itu dengan keadaan cukup lemah, terikat di kursi.

Mistake Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang