CHAPTER 3

16 1 0
                                    

Byun Hae Bi POV:

Aku masuk ke dalam rumah dan langsung menemukan pemandangan yang lagi-lagi membuatku sesak, ‘Oppa? Kenapa lagi ini?’

Author POV:

Pemandangan di hadapannya membuat Hae Bi mematung di pintu masuk. Baekhyun dan ayahnya sedang berdiri berhadapan. Terlihat wajah ayahnya yang sedang menahan amarah. Sedangkan Baekhyun balas menatap tajam ayahnya. Tak satupun dari mereka berdua yang menyadari kedatangan Hae Bi. Lalu terdengar suara tinggi tuan Byun.

“Baekhyun-ah! Kau berani menentangku? Kenapa kau selalu menolak apa yang aku sarankan padamu?” bentak ayahnya membuat Hae Bi semakin terkejut.

“Jika appa menyuruhku meninggalkan Hae Bi, aku tidak akan pernah melakukannya! Jangan harap aku akan mewujudkannya.” Baekhyun menjawab dengan ekspresi yang semakin dingin.

“Dasar, anak tidak tau untung! Sudah susah payah aku membesarkanmu. Ini balasanmu? Kenapa aku harus punya anak sepertimu?!” ayahnya mengangkat tinggi-tinggi tangannya hendak menampar Baekhyun, membuat Hae Bi semakin takut dan berteriak keras. Ayahnya dan Baekhyun menoleh kaget pada Hae Bi.

“HENTIKAN INI!!” Hae Bi mulai menggigit bibirnya menahan semua gejolak saat ini. Tubuhnya bergetar menahan semua emosi yang dia rasakan.

“Hae Bi-ah, ini bukan seperti yang kau bayangkan. Oppa dan appa tidak..” ucapan Baekhyun terpotong ketika Hae Bi berlari menerobos menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya.

Baekhyun mengejarnya tapi terlambat. Hae Bi sudah mengunci pintu kamarnya. Baekhyun terus-terusan menggedor pintu kamar Hae Bi, tapi tak ada sahutan dari dalam kamarnya. Sedangkan ayah mereka terlihat frustasi namun memilih untuk tidak memedulikan anak perempuan satu-satunya itu dan keluar rumah untuk kembali bekerja.

“Hae Bi-ah, keluarlah. Oppa mohon, keluarlah. Maafkan oppa, Hae Bi-ah.” Baekhyun tak henti-hentinya meminta maaf.

Tapi Hae Bi tak mau menghiraukannya. Dia menangis sejadi-jadinya dalam kamar. Dadanya terasa sesak, matanya terasa panas, dan seluruh emosi menguap dari dalam dirinya. Sedangkan Baekhyun masih tak lelah meminta maaf dengan Hae Bi.

“Hae Bi-ah, maafkan oppa. Hae Bi-ah...” Baekhyun memanggil Hae Bi begitu lirih.

Selama satu jam mereka masih dengan posisi yang sama. Hae Bi masih sibuk dengan tangisannya dan Baekhyun masih tak henti-hentinya meminta maaf. Bahkan Baekhyun selalu mengetuk pintu kamar Hae Bi. Setelah berapa lama, Hae Bi sadar, bahwa oppa-nya telah menunggunya begitu lama di luar.

“Hae Bi-ah, jangan menangis. Maaf..” suara Baekhyun terdengar sedih sekali. Hae Bi tidak mau menambah beban kesedihan oppa-nya itu. Dia tau Baekhyun sudah menderita karena ayah mereka.

Dengan suara serak dan masih sesenggukan, Hae Bi pun menyahut, “Oppa, jangan meminta maaf terus. Aku tidak marah pada oppa. Istirahatlah oppa, aku juga ingin istirahat.”

"Tidak, keluarlah. Oppa ingin melihatmu.”

“Aku tak mau. Aku mengantuk oppa. Aku akan istirahat. Aku tidak akan menangis lagi. Jadi, istirahatlah oppa.” Hae Bi berbohong. Jelas sekali air matanya mengalir deras di pipinya.

“Tapi kau belum makan malam, Hae Bi. Setidaknya makanlah dulu.” Suara Baekhyun terdengar memohon.

“Aku sudah makan di sekolah, oppa. Aku tidak bohong.” Hae Bi masih bersikeras tetap di dalam kamarnya. Dia tidak ingin Baekhyun melihatnya menangis.

“Yasudah. Tidurlah yang nyenyak. Panggil oppa jika kau butuh sesuatu.”

“Hm.”

Baekhyun pun meninggalkan kamar Hae Bi dan duduk di ruang keluarga. Dia menelpon seseorang dan seketika wajahnya menunjukkan kekecewaan. Dia menutup wajahnya frustasi. ‘Appa, apa yang sudah kau lakukan pada adikku?!’ pikir Baekhyun geram dengan tingkah ayahnya. Tanpa disadarinya, Chanyeol sudah berdiri di depannya sambil menatapnya aneh. Menyadari wajah Baekhyun yang memerah, Chanyeol langsung duduk di samping Baekhyun.

Mistake Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang