CHAPTER 42

10 1 0
                                    

Park Soo Hyun POV:

Seandainya saja aku menyadarinya lebih awal, pastinya semua ini tidak akan melukai siapapun di antara kita, oppa. Apa kau begitu tersiksa? Aku bahkan tak menyadari secuil pun perasaanmu meski kau selalu ada di sampingku. Pandanganku hanya lurus ke depan, menatap seseorang yang sebenarnya belum tentu bisa kuraih. Tapi aku mencintainya, aku mencintai lelaki yang sudah menyakitiku ini, dan kau pun mengerti akan hal itu. Suho oppa, mianhe, aku lebih memilih Kris oppa daripada dirimu.

Lihat, bahkan sekarang langkah kakiku masih menuju padanya, lelaki yang -  aku pun sadar - selalu menyakitiku, meski ia sengaja ataupun tidak. Kurasa kau harus tau, oppa, aku mencintai Kris oppa, melebihi gejolak aneh yang kurasakan saat ini untukmu, Suho oppa.

Seperti yang kau sarankan, aku akan meraih kebahagiaanku. Aku akan mengutarakan perasaanku, perasaan terpendam untuk lelaki yang juga pernah menjadi milik sahabatku.

Author POV:

Di taman yang menjadi saksi cinta itu berakhir, dan kini, kembali menampilkan dua sosok manusia yang pernah terikat cinta, – bahkan masih -  , sedang saling menatap. Tatapan yang menyiratkan kerinduan satu sama lain. Mata yang selalu menunjukkan perasaan cintanya masing-masing.

“Ji Hyun-ah..” suara berat lelaki itu muncul. Masuk ke dalam pendengaran Ji Hyun, gadis yang tengah merindukan lelaki di depannya.

“Ya?” jawab Ji Hyun, berusaha menahan segala keinginan untuk memeluk Kris, lelaki di hadapannya.

Kris tersenyum, sudah lama ia tak mendengar suara lembut gadis yang ia cintai. Bukan ‘lama’ secara harfiah, melainkan terasa sangat lama karena Ji Hyun tidak pernah lagi berada di sampingnya, “Lucu bukan, kita kembali bertemu di taman ini, untuk pertama kalinya setelah perpisahan kita saat itu.” Kris terkekeh pelan, meski sebenarnya bukan itu tujuannya.

Ji Hyun ikut tersenyum, “Hm, ditambah pertemuan ini tidak disengaja. Kurasa itu menjadi lebih menarik lagi.”

Canggung, terasa sangat canggung. Hingga Kris kembali membuka suara, “Bagaimana kabarmu? Terakhir kita bertemu di ulang tahun Rae Joon, aku tidak sempat menanyakannya.”

“Ah, seperti biasa. Tidak bertambah baik, dan juga tidak menjadi buruk. Entahlah, mungkin lebih seperti, hambar.” Jawab Ji Hyun sekenanya.

“Benarkah? Eii, seharusnya kau mencari kekasih baru dan menghabiskan waktu bersamanya.” Ucap Kris, meski dalam hatinya ia tidak benar-benar mengharapkan itu terjadi.

Ji Hyun tertawa pelan, “Tidak perlu. Aku sedang tidak ingin bersama siapapun, kurasa aku lebih ingin sendiri.” Ji Hyun balas menatap Kris, “Kau sendiri bagaimana, oppa? kau sudah memiliki kekasih?”

Kris menggeleng dengan kekehan kecil, “Tidak, aku sendirian.”

“Apaan itu.. tidak mungkin. Tidak adakah gadis cantik yang berhasil mengambil hatimu?”

“Tentu saja ada, itu adalah dirimu, selalu dirimu.” Lirih Kris pelan, hampir tak terdengar.

“Apa? Apa yang baru saja kau katakan?” tanya Ji Hyun. Dia tidak benar-benar tidak mendengarkan. Tentu saja Ji Hyun dengar, dan itu terdengar jelas baginya. Hanya saja ia ingin Kris mengulanginya lagi.

“Tidak, aku tidak mengatakan apa-apa.”  Kris berbohong, ia ingin sekali mengatakannya. Tapi ia takut pertahanannya runtuh untuk tidak meminta gadis di depannya ini menjadi kekasihnya kembali.

Ji Hyun mengangguk. Sebuah anggukan kekecewaan, ‘masih saja keras kepala, seperti dulu.’ batin Ji Hyun mengingat masa lalunya bersama Kris.

Kris tersenyum, melihat leher indah Ji Hyun yang terhiasi oleh kalung pemberiannya. Itu terlihat sangat kontras di kulit sedikit gelap milik Ji Hyun. Dan Ji Hyun tersenyum, melihat jari Kris yang panjang itu masih menunjukkan cincin hadiah anniversary-nya. Cincin itu melingkar dengan manisnya di jari Kris.
Kris mengambil napas dalam, sangat dalam, sebelum ia mengatakannya dengan terpaksa, “Ji Hyun-ah, aku harus kembali sekarang.”

Mistake Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang