-2-

227 13 0
                                    

"KALIAN BERDUA. APA YANG KALIAN LAKUKAN DISANA?"

Teriakan itu menyadarkan mereka berdua yang semula masih dalam mode mello. Mereka tau kok kalo mereka masih dalam keadaan berpelukan. Namun mereka belum ada niat untuk melepaskan pelukan itu. Terlalu nyaman dengan posisi itu.

"Stan, tau gak itu suara siapa?"

"BuSur kan?"

Raisa mengangguk. Mereka tertawa terkikik namun tidak keras. Khawatir BuSur mendengar tawa mereka jika terlalu keras.

"KALIAN YANG LAGI PELUKAN DI POHON! "

Keduanya melepaskan pelukan mereka. Beruntung mata Adney tak terlihat habis menangis. Karna di sekolah itu, tidak ada yang pernah dan tidak boleh ada yang melihat seorang Adney menangis. Dan bagi Adney, keliatan menangis dimata mereka menjatuhkan image nya.

"Ibu Surti yang paling cantik dan bahenol, kita nggak pelukan di pohon kok. Cuman dibawah pohon." kali ini Stanley menjawab teriakan BuSur. Itung-itung biar BuSur enggak ngomong sendiri batinnya.

Adney hanya terkikik geli mendapati tingkah Stanley yang selalu seperti itu.

"BERANI KALIAN MENJAWAB SAYA! "

"Jangan teriak-teriak Bu, mengganggu proses pembelajaran nanti", kali ini Adney menyahut.

"Kalian berdua" Tangan Busur menunjuk pada Admey dan Stanley. "Ikut saya ke BK sekarang. Dan gak ada penolakan!"

"Kita gak nolak kok Bu, ya kan Ney? "

Mereka berdua ber tos ria. Dan menyanyi ala ala iklan shopee yang iklannya di iklankan oleh blackpink. Seolah tak terjadi apa-apa. Ah entahlah, mungkin mereka kerasukan mas Uwo.

"Aye ayeeee tereret tereret. Terseret ke BK aye ayeeee."

Mereka berdua bernyanyi sepanjang jalan kearah BK. Mungkin benar, jika mereka kerasukan mas Uwo.

Ya Allah. Sekalinya punya murid kok gini gini amat. Tabahkan lah hati ini ya Allah ujar BuSur dalam hati.

"Aminnnn kabulkanlah doa BuSur."

Seolah mereka tau apa yang di pikirkan BuSur. Mereka menjawab isi hati BuSur. BuSur bergidik ngeri mendapati muridnya yang seperti ini. Sementara Adney dan Stanley terkikik geli mendapati guru mereka ketakutan.

Mereka melangkah melewati kelas demi kelas yang tidak luput dari pandangan siswa siswi yang tengah belajar. Ada yang terpesona. Ada juga yang ketakutan mendapati guru BK cantik itu. Hingga akhirnya mereka sampai di ruang BK yang selalu jadi langganan mereka.

Setelah melewati lika liku kehidupan. Menerjang berjuta tanya dan ribuan jawaban. Akhirnya mereka keluar dari ruang BK terkutuk itu.

Sekarang. Mereka berdua menjadi pusat perhatian lantaran papan yang dikalungkan di leher mereka yang bertuliskan

Saya berjanji tidak akan mengganggu mas Uwo lagi di belakang sekolah.

Siapa sangka di pojok papan itu tertulis hanya satu hari ini saja.

Iya, hukuman yang konyol memang. Tapi itulah hasil negosiasi antara Adney dan Stanley juga BuSur tadi di ruang BK.

Flashback on.
"Selamat pagi guru BK ku tersayang lama tak jumpa. Iya kan Stan ?"

"Ya Allah toh le, tak kirain cah loro Iki wes do tobat. Malah belum."
Pak Marno namanya. Ia adalah guru pindahan dari Yogyakarta makannya ngomongnya radak beda gitu. Pak Marno adalah guru TU yang tadi bertugas menjaga BK saat BuSur sedang berkeliling tadi.

AdneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang