Bayangan keadaan Stanley masih saja terngiang di fikiran Adney. Darah yang bercucuran layaknya keran air yang sengaja dihidupkan itu seakan menjadi momok tersendiri baginya. Pernyataan buruk yang keluar dari mulut dokter seakan menusuk dan menghantamnya beberapa kali. Takdir Tuhan memang tidak pernah adil padanya. Entah kutukan apa yang diberikan Tuhan padanya hingga harus menerima banyak hal tidak menyenangkan dengan bertubi-tubi. Setelah menanggung malu atas perbuatan orang tuanya yang kini malah sudah diketahui oleh seluruh teman dan mungkin seluruh warga sekolah. Ia juga harus menanggung beban atas kecelakaan Stanley, karena bagaimanapun ialah penyebab kecelakaan itu.
Langkahnya yang lemas membawanya pada sebuah gudang yang terletak di ujung rumah sakit. Hanya satu bangunan yang berdiri disana. Bangunan yang terlihat sudah tua dan tidak terawat. Terlebih bangunan itu tertutupi oleh tumbuhan rambat sehingga membuat bangunan yang kini menjadi gudang itu nampak tidak terawat dan angker. Harusnya gudang itu masih bagus andai tidak terlalu jauh dari lingkungan rumah sakit dan tidak terbengkalai atau ada yang berbaik hati untuk merawatnya.
Ia mulai menegaskan langkahnya agar lebih cepat sampai didepan pintu gudang. Setelah sampai depan pintu, dengan cekatan ia membersihkan beberapa tanaman rambat yang menghalangi pintu gudang. Setelah dirasa cukup bersih, tangannya terulur pada pintu yang mungkin saja sudah lapuk, ia mendorongnya pelan. Dan benar pintu itu tidak terkunci, bahkan membukanya tidak membutuhkan tenaga yang ekstra. Decitan pintu terdengar jelas ketika ia membuka pintunya, lantaran tidak ada aktivitas di sekitar dan tentu saja juga karena engsel pintu yang berkarat dan sudah lama. Setelah pintu terbuka sempurna, ia menyumbulkan kepalanya dari balik pintu memastikan bahwa didalamnya tidak ada hewan buas yang membahayakannya. Matanya menangkap jelas beberapa jaring laba-laba dan debu melekat pada setiap benda yang ada didalamnya. Bahkan hampir semua benda sudah tidak terlihat jelas wujudnya lantaran tertutup kotoran hewan yang tidak sopan.
Ia mulai melangkahkan kakinya, setelah dirasa semuanya cukup aman. Tempat yang strategis untuk meluapkan segala hal yang dikeluhkan oleh Adney Adamaris. Untuk berteriak. Atau hanya sekadar menghancurkan barang-barang yang sudah usang itu dengan tangan kosongnya.
"Arggghhhhhh!"
Teriakan-teriakan mulai keluar dari mulut Adney, namun itu tidak kunjung memberinya ketenangan. Suaranya pun seakan memantul pada benda-benda yang ada dalam gudang rumah sakit itu. Beruntungnya gudang itu memang jauh. Jadi apapun yang dilakukan Adney mulai dari berteriak ataupun menghancurkan apapun yang berada di depannya dengan tangan kosong pun ia tidak mengkhawatirkan apapun. Asalkan bisa membuatnya tenang dan lebih damai itu akan ia lakukan. Dan mungkin jika ada manusia disana, ia ingin menghancurkannya juga seperti barang-barang lapuk yang beberapa sudah luluh lantak.
Bug... Bug...
Bug...
Pukulan-pukulan melayang begitu saja tanpa kendali. Luka di tangannya tidak menyurutkan niatnya untuk menghancurkan kursi dan meja yang ada di gudang. Untung saja tidak ada cctv di ruangan itu sehingga Adney tidak akan di mintai pertanggungjawaban. Andai dimintai pertanggungjawaban pun itu cukup mudah bagi Adney, karena hartanya tidaklah lebih dari cukup walaupun mungkin sebentar lagi akan disita oleh pihak bank. Namun ia terlalu malas berurusan dengan lintah darat yang sengaja memeras apapun yang dimiliki oleh Adney.
"Lo bego Stan! Lo bego! Ngapain lo pakek ngikutin gue! Arghhh!"
Bug... Bug...
Bug...
Ia kembali menghempaskan tangannya pada meja lama yang sudah dipenuhi debu. Memang meja itu menjadi patah tapi pada kenyataannya pukulan itu tidak berarti apa-apa selain menghancurkan sarana dan prasarana rumah sakit yang membuatnya sedikit luka-luka. Ia tidak memperdulikan itu semua. Apapun yang bisa membuatnya tenang akan ia lakukan sebisanya meski itu menyakiti dirinya sendiri.
"Harusnya kalo lo nggak ngikutin gue ini nggak bakalan terjadi! Harusnya lo diem aja Stan waktu itu! Lo tuh bego tau nggak! Lo nambah-nambahin beban gue!''
Bug... Bug...
"Stanley!"
Nafasnya terengah-engah lantaran banyak energi yang sudah ia keluarkan. Namun ia tidak memperdulikan itu semua. Ia masih belum bisa menenangkan dirinya dengan baik. Hingga membuatnya tetap saja melanjutkan kegiatannya berteriak dan memukul sampai entah kapan lamanya.
"Lo tuh gila tau nggak! Gue benci sama lo Stan! Lo bego!"
Tiba-tiba saja terdengar suara benda jatuh dari belakangnya. Ia menoleh pada sumber suara mencoba mencari-cari apa yang jatuh. Namun tidak ada apapun, hanya beberapa serpihan tanah seperti awal ia masuk tadi yang ada di belakangnya. Gudang itu memang jarang bahkan bisa dikatakan tidak pernah dipakai hingga terbengkalai tidak terawat.
Bug...
Tyar...
Satu tonjokan berhasil membuat kaca besar dihadapannya hancur berkeping-keping. Dapat dipastikan tangannya dipenuhi luka yang darahnya sudah siap bercucuran. Dan tentu saja luka itu sakit bukan main, beberapa pecahan kaca pun melekat pada punggung tangan yang ia gunakan menonjok kaca. Namun ia tidak merasakan apapun.
Nafasnya tiba-tiba saja tersengal-sengal. Detak jantungnya melemah. Mulut dan hidungnya ditekan oleh kain putih yang sepertinya sudah diberikan obat bius oleh seseorang yang mungkin sudah berdiri kokoh dibelakangnya. Kepalanya pening bukan main. Pandangannya mulai kabur. Kesadarannya juga hampir menghilang. Tubuhnya lunglai dan siap terjatuh lantaran efek dari obat bius yang diterimanya.
Dan, beberapa detik kemudian ia kehilangan kesadaran. Ia tidak dapat menahan tubuhnya sendiri hingga membuatnya kehilangan kesadaran. Tubuhnya tidak terhempas ke lantai begitu saja lantaran ada orang yang siap membopongnya keluar. Tidak ada yang tau niat dari orang yang bersiap membopongnya. Semoga saja baik. Semoga tidak ada apapun hal buruk yang terjadi.
***
Come back lagi dong yuhuuuu
.
.
Nih, author minta doanya lagi ya karena aku mau UN. Doain biar bisa lulus dengan nilai yang memuaskan. Dan ini aku mau banyak-banyak post inshaa Allah kalo lagi ada waktu. Ntar kalo mepet ujian kan pastinya sibuk belajar. Ini aja aku usahain bisa up:)
.
.
Makasih buat yang masih stay disini, jangan lupa ajak temennya main kesini
.
.
Jangan lupa follow Ig author
.
.
Jangan lupa vote and comment 💓💓💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Adney
Teen FictionAdney gadis bermata hazle yang Hidupnya serba mewah dengan segala kelebihan yang melekat pada dirinya. Ia adalah sosok yang menjadi di sekolahnya yang cukup ternama. Hidupnya selalu bahagia, senyumannya tidak pernah sekalipun meninggalkan wajah elok...