-9-

109 5 0
                                    

Stanley memposisikan dirinya di depan gitar listrik hitam kebanggaan miliknya. Gitar itu didapatkan dari sang ayah saat hari ulang tahunnya satu tahun yang lalu. Tangannya yang kokoh terulur mengambil gitar yang tersandar pada sebuah shofa hitam dihadapannya, kemudian dia letakkan di pangkuannya bersiap untuk bersiap untuk memainkannya. Jari jemarinya mulai memainkan senar gitar yang berada di pangkuannya. Suara petikan itu menggema memenuhi ruang musik bertemakan American classic, kemudian di iringi sebuah lagu milik last child yang berjudul 'seluruh nafas ini' lagu yang akhir-akhir ini sering ia nyanyikan bersama Adney.

Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi
Yang terbalut hangatnya bekas pelukmu
Aku tak akan lupa tak akan pernah bisa
Tentang apa yang harus memisahkan kita

Disaat ku tertatih tanpa kau disini
Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini
Jika memang dirimulah tulang rusukku
Kau akan kembali pada tubuh ini
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu
Untukmu seluruh nafas ini

Langkah Adney dan sahabatnya mengagetkan Stanley yang semula menikmati alunan musik yang sedang dia mainkan. Teman-teman Adney  mengajaknya untuk menyusul Stanley yang sedang bermain gitar dengan amat mendalam. Sahabatnya meminta Adney agar mau bernyanyi berdua dengannya Stanley.

Stanley menatap manik mata Adney dalam-dalam, begitupun Adney yang juga menatap Stanley begitu dalam. Tatap mata keduanya teramat mendalam, walau mereka hanya sebatas kakak adik namun mereka lebih layak disebut seperti sepasang kekasih. Mungkin saja Stanley menyembunyikan rasa pada Adney. Adney segera memutus kontak mata mereka. Adney tidak mau kalau dirinya dan Stanley jatuh terlalu dalam melebihi kata 'kakak adik' yang sering mereka akui di depan publik.

"Ngapain si lo, lanjut aja!" Ucap Adney sembari duduk berhadapan dengan Stanley. Sementara sahabatnya duduk di tempat lain.

"Iya Stan, lo kelamaan. Kalian duet aja deh biar romantis gitu!" Ucap Rissa.

Rissa ingin melihat Adney dan Stanley bersatu seperti dulu. Dulu Adney dan Stanley sempat menjadi kekasih, tidak lama karena mereka merasa tidak cocok. Dan karena putusnya hubungan mereka itu membuat keduanya tidak seperti sekarang hingga beberapa waktu. Hingga akhirnya mereka sadar tidak boleh larut dalam  egonya masing-masing.

"Nahhh bener tuh, ya udah gih buruan main ntar gue masukin Chanel YouTube. Fans kalian kan bejibun tuh, biar sekalian jadi youtuber kayak Atta sama Richis." Ucap Fawn dengan semangat berkobar sambil menyiapkan handphone miliknya untuk merekam Adney dan Stanley.

Adney dan Stanley mengangguk bersamaan. Setelah mereka berdua selesai mempersiapkan tempat dan posisi yang tepat, Stanley kembali memainkan gitarnya. Masih menyanyikan lagu yang tadi di nyanyikan oleh Stanley beberapa menit tadi.

(Stanley)
Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi.
Yang terbalut hangatnya bekas pelukmu.
Aku tak akan lupa tak akan pernah bisa.
Tentang apa yang harus memisahkan kita.

Disaat ku tertatih tanpa kau disini.
Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini.
Jika memang dirimulah tulang rusukku.
Kau akan kembali pada tubuh ini.
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu
Untukmu seluruh nafas ini.

(Adney)
Kita telah lewati rasa yang pernah mati.
Bukan hal baru bila kau tinggalkan aku.
Tanpa kita mencari jalan untuk kembali.
Takdir cinta yang menuntunmu kembali padaku.

Disaat ku tertatih. (Adney)
Disaat ku tertatih. (Stanley)
Tanpa kau disini. (Adney)
Tanpa kau disini. (Stanley)
Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini. (Stanley, Adney)

AdneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang