Derrrrrr.
Suara pintu kelas XI MIPA 1 itu terdengar begitu nyaring memenuhi seisi kelas. Semua penghuni didalamnya langsung kaget seketika. Ada yang kembali ke tempat duduknya. Ada yang cepat-cepat menyembunyikan HP. Ada juga yang langsung menggulung tikar lantaran tadi tidur di atas tikar.
Satu persatu dari mereka celingukan mencari dari mana sumber suara itu. Biasanya yang selalu seperti itu adalah guru BK. Namun kali ini mereka tidak menemukan guru itu.
Dan ternyata,
Muncullah sosok gadis berambut ombre biru yang dibiarkan terurai, dengan mata hazelnya yang menjadi ciri khas gadis itu. Manik matanya indah menatap ke kelas sambil tertawa cekikikan melihat reaksi teman-temannya yang langsung diam seketika. Gadis itu adalah Adney gadis dengan beribu ekspresi dengan berjuta tanya.
Siapa sangka ada seorang wanita yang menatapnya penuh penasaran. Tatapannya menunjukkan banyak arti. Langkahnya tegas menyusul Adney yang masih saja cekikikan, sementara teman-temannya menatap Adney dengan was was karena temannya sudah melihat kehadiran wanita itu. Yang tidak lain adalah BuSur.
"Ngetawain apa Adney?"
"Gak ada kok bu," Adney menjawabnya masih dalam keadaan cengengesan tidak jelas, seolah didepannya bukan Busur.
BuSur hanya geleng-geleng kepala mendapati Adney yang masih cekikikan entah karena apa dia tidak tahu. Langkah BuSur cepat mengingat hari ini BuSur harus mengadakan sosialisasi di sekolah lain dan terhambat ulah Adney juga Stanley.
"Kaget gue Ca, sumpah. Kirain mau dihukum lagi tadi."
"Emang tadi lo dihukum Ney?"
"Ya iyalah kayak gak tau BuSur aja, BuSur kan syirik banget sama gue."
"Gak bosen apa lo kayak gini terus? Tobat aja lah."
"Ntar aja, masa remaja gue masih panjang nunggu kawin aja."
"Ya udah gue kawinin aja lo sekarang."
Raisa hanya melengos mendapati sahabatnya itu yang resehnya minta ampun.
Kelas XI MIPA 1, mereka semua sibuk dengan urusannya masing-masing tanpa mempedulikan jarum jam di dinding yang berputar sampai menunjukkan jam pulang. Mereka kembali ke posisi sebelum Adney muncul dengan tingkahnya yang mengganggu.
Dan...
Kringgggg kringgggg kringgggg
Tiga bunyi bel itu membuat semua kegiatan siswa siswi itu berhenti dan berganti sorak sorai gembira. Layaknya para tahanan yang terlepas dari penjara suci.
***
Seorang remaja laki-laki berdiri di samping motor PCX warna putih dengan sedikit modifikasi yang lebih menonjol dari pada yang lain. Sesekali remaja itu memandang jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
Setengah jam telah berlalu lelaki itu menunggu pemilik motor yang tak juga menampakkan dirinya. Kesal memang, tapi ya gimana lagi. Memang sudah nasibnya. Toh dia hanya penumpang yang tidak tahu diri.
Lima belas menit kemudian, seorang gadis dengan rambut ombre khasnya yang terurai berlari menuju lelaki itu. Siapa lagi kalau bukan Adney. Nafasnya tersengal-sengal karena ia berlari dari lantai dua sampai tempat parkir sekolah yang memang jaraknya cukup jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adney
Teen FictionAdney gadis bermata hazle yang Hidupnya serba mewah dengan segala kelebihan yang melekat pada dirinya. Ia adalah sosok yang menjadi di sekolahnya yang cukup ternama. Hidupnya selalu bahagia, senyumannya tidak pernah sekalipun meninggalkan wajah elok...