-37-

50 4 0
                                    

"Adney!"

Suara berat itu menghentikan langkah Adney dan Stanley yang hendak meninggalkan lingkungan sekolah. Sontak saja mereka berdua memutar kepala mencari sumber suara. Mata Adney memicing melihat cowok mengenakan jaket hitam polos dengan lambang khas Eiger di dada kirinya. Cowok itu adalah Richard. Rambutnya sedikit menyibak sambil sesekali bergerak ketika langkahnya kian mendekat pada Adney.

"Eh, Lo Chard? ngapain?" Tanya Adney keheranan saat Richard sudah mendekat dengannya.

"Stan. Gue mau bicara dulu sama Adney sebentar." Ucap Richard dengan nafas yang masih tersendat-sendat, matanya menatap Adney dan Stanley secara bergantian.

"Yaudah bicara aja. Nggak nguping kok gue." Ucap Stanley sembari memakai helm full face miliknya.

"Berdua." Ucap Richard tegas dengan sorot muka yang sengaja dibuat memelas agar bisa membujuk Stanley supaya membiarkannya berbicara dengan Adney.

"Bicara apaan?"

"Biasalah. Masalah rumah tangga gue sama Adney." Ucap Richard menepuk pundak kanan Stanley pelan menandakan kalau mereka sudah akrab satu samaain

"Ntar pulangin! Gue buru-buru soalnya." Ucap Stanley seraya menyerahkan helm Adney pada Richard.

"Oke."

Setelahnya, pergelangan tangan Adney ditarik paksa oleh Richard menjauhi Stanley yang tengah menghidupkan motor kebanggaannya. Adney menoleh sebentar pada Stanley yang sudah menaiki motor kesayangannya sebelum langkah Adney dan Richard kian menjauh.

Dih, kasar amat dah temen gua. Kasian si Adney. Tapi kok gue kepo ya. Ah biarin lah gak penting juga, ucap Stanley dalam hati dengan mata masih menatap Adney dan Richard yang semakin jauh darinya.

"Lepas!" Ketus Adney setelah akhirnya mereka menghentikan langkah.

"Hah?" Ucap Richard dengan mimik wajah yang jelas menampakkan kebingungan.

"Gue bilang lepas!" Ucap Adney menggerakkan sedikit tangannya meski tidak di respon oleh Richard.

Richard tidak kunjung melepaskan pegangan tangannya hanya saja tidak sekeras tadi memegangnya. Tanpa disangka-sangka, Richard menarik kedua bahu Adney dan mendekatkan tubuh Adney pada tubuhnya. Richard memeluk tubuh Adney begitu dalam. Namun lain halnya dengan Adney yang masih kebingungan mengartikan pelukan itu.

"Mau bicara apa sih Chard? Mood gue lagi nggak bagus. Gue mau pulang. Tidur." Ucap Adney melepas pelukan Richard yang masih memeluknya erat.

"Gue tau Ney." Ia menundukkan kepalanya sejenak mencoba berfikir akan keputusannya. "Tapi ini penting banget Ney." Lanjutnya menarik tangan Adney dengan halus.

"Yaudah buruan!" Ucap Adney menarik paksa tangannya.

"Ney-" Belum selesai Richard menyelesaikan ucapannya justru sudah dipotong oleh Adney.

"Bentar-bentar. Mau bales WA dulu. Dari tadi handphone gue bunyi."

Tatapan Adney terfokus pada handphone berlambangkan apel tergigit yang berada ditangannya. Jelas saja Adney tengah membalas satu persatu chat whatsApp dari penggemarnya. Untung saja ia mempunyai aplikasi WhatsApp double hingga satunya lagi di khususkan untuk orang-orang tertentu.

"Oke, lo mau bicara apa?" Ucap Adney setelah memasukkan handphonenya di saku.

"Gue mau balikan Ney, sama lo." Ucap Richars, meski matanya terlihat menatap Adney namun tatapan itu kosong seperti ada beban yang ia pikul sendirian.

"Oh." Tidak ada jawaban lebih dari Adney ia masih malas menanggapi hal itu.

"Mau kan?" Ucap Richard dengan penuh harap.

AdneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang