COKLAT 1❤

1.7K 160 9
                                    

Dahyun melahap roti coklat dan susu coklat yang dihidangkan ibunya. Iya, Dahyun penggila coklat. Apapun makanannya pasti selalu berbaur coklat. Dirumahnya selalu ada stock coklat yang selalu disediakan ibunya. Kalau semenit saja Dahyun tidak mendapati ada persediaan coklat dirumahnya maka gemparlah tanah, air, laut dan udara. Yah anggap saja dia saudara E'ng Avatar yang kayak difilm kartun itu.

*Dering telpon*

"Hah?"

"Woi, Lo bilang udah otw. Lama banget sih!?" Suara dari seberang sana lagi-lagi merusak nafsu makan Dahyun sementara ia melahap roti coklat kesukaannya. "Cepetan, ntar lagi gue jadi fosil disini"

"Baru nunggu sejam aja udah ngamuk-ngamuk!" Sahut Dahyun.

Sejam? Iya. Untuk mahkluk seperti Dahyun, baginya sejam itu bukanlah termasuk kategori buang-buang waktu. Yah maklum orang pemalas jadi sudah terbiasa buang-buang waktu.

"Apa dub? ba..baru sejam?!" Chaeng memberi jeda lalu menarik nafas panjang. "Sumpah ya, kayaknya Lo perlu gue mutilasi deh!"

"Iya sabar dikit napa. Ini gue mau ngabisin susu buatan nyokap dulu. Ntar kalo gak abis, nyokap gue nangis darah lagi!" Jawab Dahyun yang masih dengan sikap acuh tanpa dosa.

"Yah bangke. Pake acara minum susu lagi!" Chaeng terus mengeluh meminta pengertian Dahyun.

"Iya bentar. Lo tau kan ini susu coklat!?"

"Co...coklat?" Suara Chaeng dari yang ngamuk-ngamuk semangat berubah menjadi lemas.

Rasanya Chaeng ingin menangis saat mendengar ada kata yang berbaur 'coklat'. Chaeng sudah berteman dengan Dahyun sejak lama dan ia sudah tau betul, bagaimana sikap Dahyun kalau sedang berhadapan dengan segala jenis santapan yang berbau coklat. "DAHYUN AKAN MENGHAYATINYA!" Itulah yang ada dibenak Chaeng.

"Dub?" Suara telpon kini terdengar sayu seolah Chaeng ingin menyampaikan berita duka.

"Kenapa? Kelamaan ya? Yaudah. Lo pulang gih, ntar ketemu besok gakpapa kok!" Sahut Dahyun yang perlahan mulai menekuk susu coklatnya.

"Pu...pulang Dub?" Chaeng memberi jeda lagi dan kembali menarik nafas panjang. Yah tekanan jantungnya mulai melemah. "GUE UDAH NUNGGU LO SEJAM DAN LO NYURUH GUE PULANG???" Suara itu menggelegar indah sampai ke koklea bagian dalam telinga Dahyun.

Dahyun tertawa renyah mendengar suara yang nyaring itu. Baginya emosi Chaeng terbilang sangat-sangat lucu.
**

Dahyun tiba disebuah cafe tempat biasa mereka bertemu. Seperti biasa, ia selalu berpenampilan cool. Jeans hitam dengan sobekan dibagian lutut, kaos putih dengan jaket kulit hitam yang membuatnya terlihat keren dan sempurna. Ia juga menggulung rambut pirangnya dan mengikatnya asal.

"Sorry ya lama! Eh, kalian disini juga? gue kira Chaeng nunggu gue sendirian." Sapanya saat melihat Jeong, Chaeng dan para kekasihnya. "Syukurlah Chaeng lo gak nunggu gue sendirian!" Ucap Dahyun sambil mengelus-elus pundak Chaeng pelan.

"Eh, lo gak ada rasa-rasa berdosa gitu ama sahabat lo?" Jeong mulai mempersoalkan sikap buruk Dahyun. sementara Chaeng hanya berdiam lemas dengan raut wajah kritis. "Tiga jam Dub!" Jeong mulai berontak.

"Kalian berdua kenapa sih? Kok makin lama makin sensi sama gue!" Dahyun mengerutkan dahi sambil menatap wajah kedua temannya bergantian. "Prasaan dulu kalian gak gini-gini amat"

*buk*

Chaeng lepas kendali. Ia menapis kepala Dahyun dengan kasar membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Lo tuh yang makin lama makin gak punya perasaan." Chaeng memberi jeda sambil melayangkan tatapan membunuh. "Jam karatan lo itu Dub_" Chaeng berakhir tanpa kata.

"Iya..iya.. maafin gue. Ini yang terakhir, JANJI!" Ucap Dahyun sopan.

"Ini udah yang ke-SERATUS TIGA PULUH SEMBILAN JUTA, KOMA TUJUH PULUH SEMBILAN KALI LO NYEBUT-NYEBUT JANJI !!!" Umpat Chaeng yang hampir kehabisan nafas menyebutkan jumlah angka permintaan maaf Dahyun. "Sampe rusak kalkulator gue ngitung-ngitung permintaan maaf Lo itu"

Sekarang Dahyun membeo.

"Untung aja lo temen gue Dub, kalo gak udah lama gue nikam lo" Sambung Jeong pasrah.

"Yah..Ma_" Dahyun menjeda sedikit "aapp".
"Sebagai gantinya gue traktir deh! Kalian mau pesan apa?" Dahyun pun mulai merayu demi memadamkan kobaran api yang sempat membumi hanguskan hati kedua temannya itu.

Seperti yang sudah dipikirkan Dahyun. Meskipun ia sering merusak mood teman-temannya itu tapi ia tau mereka pasti akan tetap memaafkannya. Alhasil, keadaan kembali seperti sedia kala. Bercanda heboh hingga membuat beberapa pasang mata risih melihat kelakuan Si kelompok microfon itu.

**

Sana dan sekelompok temannya begitu antusias mengikuti acara pemilihan BEM. Walaupun kerajinan mereka tidak termasuk diatas rata-rata tapi mereka jauh lebih mentaati peraturan kampus dibanding Dahyun.

"Gue balik ya!" Pamit Sana.

"Iya Na, hati-hati" Sahut Jihyo.

Berpartisipasi dalam even pemilihan BEM dalam setengah hari ini tentunya sangat melelahkan.

Dalam perjalanan pulang Sana sempat memikirkan salah satu tujuan yang pas untuk ia kunjungi saat ia sedang merasa penat dan lelah. "Dahyun dirumah gak ya?" Batin Sana.

___

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang