Pacaran yuk?

1.2K 129 21
                                    

Pagi yang cerah.

Jeong, Chaeng dan para kekasihnya tengah sibuk bergurau ria. Selang beberapa menit menunggu, akhirnya datanglah seseorang yang selalu dan selalu ditunggu-tunggu. Siapa lagi dia kalau bukan Si batang coklat.

Tapi tunggu, dari luar jendela Chaeng dan Jeong merasakan ada aura keanehan yang sementara menelusup masuk kerongga kulit mereka. Aura itu bagaikan angin dingin yang berhembus dari kutup utara.

"Chaeng" Jeong bersuara datar. "Itu boss terkutuk?"

"H'em!" Chaeng sedikit tersedak. "Tumben banget tu anak keliahatan waras dan fresh hari ini....Jangan-jangan!"

Chaeng dan Jeong saling menatap serius seolah sedang menyamakan prediksi batin mereka.

Ya. Itu Dahyun.
Ia sedang berjalan kearah kantin. Dan hal yang membuat mereka tercengang adalah style Dahyun. Style yang selalu saja membuat mereka terpanah jika ada sesuatu yang berubah. Dahyun menghampiri mereka seraya memasang senyum sumringah.

"Chaeng. Kayaknya prediksi gue bener!"

"Iya aku juga mikirnya gitu.

Mereka pura-pura tidak menyadari adanya kehadiran Dahyun disaat itu.

"Akhirnya" Jeong menarik nafas dalam. "Legah gue!"

"Iya gue juga.." Chaeng memberi jeda seraya menatap langit-langit. "LEGAH!" Ia menaikan volume nadanya.

Sementara Tzuyu dan Mina tampak mulai menahan tawa.

"Woiiiii" Dahyun bersuara bermaksud agar kedua temannya itu menyadari kehadirannya. Namun suara itu tampaknya belum cukup untuk menyadarkan kepura-puraan yang tengah ditunjukan oleh kedua temannya itu.

"Kemarin-kemarin hitam, terus merah maroon, terus kuning, terus ungu, sekarang...Ijo!" Jeong berhenti sejenak. "Lo tau gak arti ijo!"

"Apaan tuh?"

"Green...."

Ampun deh. Ijo sama green sama aja kali.

Jeong mulai bernyanyi merdu dengan nada sopran "Hijauuuu..hijauuuu..hijauuwo..uwo..uwo"

"Yo..yo, green..yeah...ini greeheart, skeskebitbutchhna..." Chaeng membalas dengan nada rapper.

*Bukkk* Objek yang didepan mereka tersinggung. Ia memutar bola matanya lalu menyoroti kedua insan itu dengan sorot kilat.

"Lo berdua ngehina gue?"

"Eh.. Elo" Jeong pura-pura menyadari kehadiran Dahyun sekarang.

"Cie yang udah ijo....Bibit perasaannya tumbuh subur ya?" Cibir Chaeng seraya menunjuk-nunjuk bagian kepala Dahyun.

Oh. Jadi yang sedari tadi mereka perbincangkan itu soal warna rambut Dahyun yang selalu saja berubah warna. 

"Bibit...bibit, bibir Lo monyong!"

"Lah, yang lalu kan ungu pertanda kesendirian tak kunjung berakhir. Sekarang statusnya udah lampu ijo, berarti udah dong...." Sambung Jeong. "Cup..cup" Ia menyatukan kedua jari telunjuknya.

"Lo juga. Cap cup cap cup, gak jelas!"

"Ala.. Udah jujur aja gak usah gengsi mulu. Lo tau kan sahabat terbaikmu ini. Kita bisa jagain rahasia Lo serapat dan sedalam mungkin" Jeong membujuk.

"Lo berdua gak bosen-bosennya ya jadi orang alay!" Dahyun menggaruk kepalanya sekilas. "Tzu, Mi.. dari pada pacaran sama otak alay, mending pacaran sama orang yang berhikmat. Kayak gue!"

Tzuyu dan Mina geleng-geleng sembari tertawa kecil.

"Woi. Jangan ambil milik orang!" Nada suara Jeong melengking tinggi.

"Dasar gak laku!" Cibir Chaeng.

"Hah? GAK LAKU?" Dahyun tertawa sombong. "Jijik gue denger kata itu"

"Wah, ini nih. Kalo udah ngomong jijik kayak gini berarti emang udah gak jomblo lagi" Chaeng menebak.

"Sok tau Lo! Udah ah, rusak hari gue liat kealayan Lo berdua!" Dahyun menghela nafas berat. "Mending gue cabut"

Eitsss. Baru saja Dahyun berbalik arah hendak pergi, tiba-tiba saja matanya bertemu dengan manik coklat yang berdiri tak jauh darinya. Mereka berhadapan.

Mata kedua insan itu menyatu. Saling menatap dalam layaknya sudah lama tidak bertemu dan saling merindukan. Dari tatapan Sana, ia kembali mengingat kata-kata semalam.

"Syarat apaan?"

Dahyun berbisik. "PACARAN YUK"

Tidak hanya Sana. Dahyun juga tampak sedang mengingat kembali kata-kata yang ia dengar dari mulut Sana.

"Gimana?"

"Pacaran?" Sana tertawa kecil.
"Mmm. Sebenarnya gue jijik sih. Sangat-sangat jijik. Tapi, karena ada orang yang nekat dan bersedia memberi RASA, yah..kayaknya gue gak bisa nolak deh!" Sana berpikir sejenak "OKE. GUE MAU!!!"

Setelah kata-kata itu terlintas dibenak keduanya, Sana dan Dahyun saling melayangkan senyum hangat.

"Eh, Pacar Gue!" Batin Dahyun.

"Eh, Pacar jijik gue!" Batin Sana.

_____

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang