HUJAN [Final Episode]

1.2K 116 90
                                    

Dibalik jendela, Dahyun berdiri memandangi sudut kota sambil melipat tangan. Sejauh matanya memandang, disitu tercipta segala kehampaan.

"Gue udah janji gak akan pernah kembali. Ya, gue udah janji" Sekilas kata-kata itulah yang terngiang-ngiang dipikirannya.

Disisi lain,

Sana tampak gelisah memikirkan sesuatu. Sesekali ia berdiri, duduk, berjalan kesana kemari seperti orang bingung yang sedang menimbang-nimbang satu keputusan.

"Gue gak akan pernah nerima dia lagi. Gak akan pernah!" Batin Sana memutuskan.

Disaat yang bersamaan, kedua insan itu keluar dari pintu kamar masing-masing. Mata mereka bertemu. Sana menatap Dahyun sekilas begitupun dengan Dahyun.

Situasi canggung kembali tercipta. Dan kali ini mereka berdua benar-benar salah tingkah. Dahyun bersikap kaku dan gugup entah harus melangkah kemana, demikian pula dengan Sana.

Dahyun sedikit menyamping lalu memasang raut wajah meringis dan mulai mengutuki dirinya sendiri. "Kok jadi kayak orang asing gini sih? Sial!" Batinnya.

Dengan gerakan cepat, keduanya melangkahkan kaki kearah yang sama. Sana menghentikan langkahnya saat melihat Dahyun berada didepannya. Ia pun beralih melangkahkan kaki menyamping, tapi Dahyun tak sengaja mengikuti arah yang sama lagi. Menyamping lagi, dan tetap diikuti Dahyun secara tidak sengaja.

Detik itu juga entah angin apa yang menembus kepala Sana hingga membuatnya bersuara lantang. Ia kelepasan.

"Apaan sih lo! Minggir gak?" Ungkap Sana jutek.

"Ih, lo kali yang apaan! Ngalangin jalan gue lagi" Bantah Dahyun yang tak kalah juteknya.

"Elo kali yang ngalangin jalan gue! Awas gue mau mandi" Sahut Sana kasar.

"Gue juga mau mandi kali" Sahut Dahyun yang tak mau kalah.

Saat menyadari tujuan mereka sama, Sana dan Dahyun pun beralih menatap ruangan kamar mandi.

Kamar mandinya hanya tersedia satu.

Hanya sepersekian detik menatap kearah kamar mandi, mata kedua insan itu kembali saling menatap.

"Gue duluan!" batin Sana.

"Gue duluan" Batin Dahyun.

Tanpa berpikir panjang, Dahyun dan Sana berlari meraih gagang pintu itu secara bersamaan.

"Eh, gue dulu!" Ucap Dahyun.

"Apaan lo. Gue duluan!" Bantah Sana.

"Minggir gak lo?" Dahyun menaikkan setengah alisnya.

"Elo yang minggir!" Suara Sana memuncak.

Mulailah mereka saling menarik gagang pintu hingga sesuatu yang tak disengaja menimpa mereka.

Pintu itu terbuka dan membuat Dahyun terdorong masuk kedalam hingga jatuh tergeletak. Bukan hanya Dahyun, Sana juga. Ia jatuh tepat diatas Dahyun bahkan sempat membuat jidat mereka terbentur.

"Aww" Sana meringis kesakitan.

Berbeda dengan Dahyun. Ia hanya meringis dalam hati tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

Mata mereka kembali bertemu. Wajah mereka dekat. Sangat-sangat dekat. Dahyun mulai menelan ludah susah payah.

Sana sempat merasakan kenyamanan dengan posisi seperti itu. Seketika itu juga, dirinya seolah terbius hingga tak dapat bergerak sama sekali.

Setelah hampir lima menit mereka saling menatap, Sana pun tersadar dari lamunannya.
"Na! jangan goyah. Ingat....Dia udah tega ninggalin lo" Batin Sana memperingatkan kewarasannya.

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang