Menghidar

776 93 10
                                    

Selama hampir seminggu, Dahyun masih sempat bermohon-mohon agar Sana memaafkannya dan kembali untuk bersama. Tapi usahanya sia-sia. Sana tetap saja mengabaikannya. Dahyun benar-benar putus asa. Ia tak pernah menduga hubungan mereka akan berakhir secepat ini.

Dipojok kantin, Jeong, Chaeng dan Sana terlihat sedang bercengkrama. Yah, meskipun hubungan Sana dan Dahyun sudah berakhir tapi Sana masih tetap berhubungan baik dengan kedua teman Dahyun.

"Dahyun mana? Kok kalian gak jalan bareng lagi?" Tanya Chaeng.

"Iya San. Udah seminggu ini gue gak liat kalian berduan. Padahal biasanya kan lengket banget kayak lem korea!" Cibir Jeong.

"Hah?" Sekilas Sana menggaruk bagian pelispisnya. "Oh itu... akhir-akhir ini kita lagi ada kesibukan masing-masing, jadi udah jarang ketemu!" Sana beralasan.

"What's up guys.." Suara cempreng Momo membuyarkan suasana percakapan mereka.

"Ngagetin aja lo" Ujar Jeong.

"Ngerumpiin apa sih, kayak serius amat!" Sambung Jihyo seraya mengulum senyum.

"Lagi ngerumpiin jembatan penghubung dua samudra" Sindir Jeong.

"Emang jembatan penghubungnya kenapa?" Tanya Momo polos.

"Ambruk ketiban bencana" Sindir Jeong.

"Oh iya? jembatan bagian mana? maluku? ambon? atau madura?" Tanya Jihyo asal.

Dua mahkluk alay ini seolah menganggap bahan perbincangan itu serius.

"Chaeng, kayaknya klompotan geng mereka ini kurang peka deh. Kayak gak ada nutrisi gitu di otak mereka!" Jeong mulai menghina.

Jihyo dan Momo kebingungan. Yah maklum, dua insan ini sama sekali tidak tau soal hubungan Sana dan Dahyun, jadi otomatis mereka tidak bisa menebak maksud dari kata-kata Jeong. Berbeda dengan Sana, meskipun mereka mulai becandaan, ia tidak terpengaruh sedikitpun.

Selang beberapa menit, Sosok mahkluk coklat yang bergaya cool itu masuk kedalam kantin. Bola matanya menelusuri setiap sudut kantin mencari-cari keberadaan dua sahabatnya. Tapi siapa sangka, Dahyun malah berbalik arah setelah melihat keberadaan Sana yang tengah bercengkrama dengan kedua temannya.

"Woi?" Teriak Jeong saat melihat Dahyun kembali keluar kanti.

Dari kejauhan Dahyun membelakangi mereka sembari melambai-lambai. Tentu saja setelah melihat keberadaan Sana, Dahyun sudah merasa tidak enak hati lagi untuk bertemu dengannya. Bukan tidak mau, tapi dia mulai sadar dengan penolakan yang Sana tunjukan padanya akhir-akhir ini.

"Tuh anak kenapa gak nyamperin kita? Aneh deh!" Ungkap Chaeng bingung.

Sudah pasti Sana melihat sikap acuh Dahyun saat itu. Dalam hati ia tidak bisa pungkiri bahwa perasaan sayang itu masih ada dan tetap akan ada meskipun dia telah memutuskan hubungan mereka. Ia juga masih berharap agar mereka bisa kembali bersama. Hanya saja, Sana merasa bahwa mungkin dengan berakhirnya hubungan mereka, Dahyun akan belajar untuk lebih menghargai perasaan seseorang.

"Sial. Ngapain juga si dua sotoy ngobrol ama Si Sana. Awas aja kalo sampe mereka ngehianatin gue, terus ngadu-ngaduin soal kelakuan gue ke Sana" Dahyun merenung dalam hati sembari menendang angin. "Ah...tapi ngapain juga gue harus musingin mereka. Serah deh, mau ngomongin kejelekan gue juga, toh Sana emang udah gak peduli lagi."

Disaat yang bersamaan Jeong dan Chaeng langsung menatap Sana dengan sorot mencurigai. Dari tatapan itu seolah tersirat Sana lah yang menjadi sumber penghindaran Dahyun.

"Kalian lagi bertengkar?" Tanya Jeong berbisik.

"Enggak kok!" Sana mengelak.

"Lah terus kenapa Dahyun pergi gitu pas liat lo disini?" Chaeng juga ikut berbisik.

Didepan mereka, dua mahkluk alay itu tampak semakin kebingungan melihat situasi aneh dikala itu.

"Kalian ngomongin apaan sih pake bisik-bisik gitu!?" Tanya Jihyo penasaran.

Serentak, Jeong dan Chaeng refleks menatap dua orang alay itu dengan sorot kilat.

"Cerewet banget sih!" Bukan hanya ucapan mereka yang sama, tapi nada bicaranya juga sama.

Jihyo dan Momo langsung bungkam.

"Jangan bilang lo berdua udah putus?" Kali ini Chaeng berbisik pelan menghindari pendengaran dari kedua sahabat Sana.

Sana bergeming. "Kenapa gue jadi sedih ya ditanyain soal putus?" Gumamnya dalam hati.

____

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang