Gak Tahan

1.5K 143 2
                                    

Dahyun berjalan sepoyongan menaiki tangga hendak menyusul Sana ke kamar. Pintu kamar tertutup. Dahyun memutar gagang pintu tapi Sana menguncinya dari Dalam. "Woi, ini kamar gue kenapa dikunci?" Teriak Dahyun.

*gghhhhrrrrrr* Sana sengaja mendengkur keras-keras membuat Dahyun berdecak kesal.

Dahyun kemudian mengambil telpon lalu melakukan panggilan....

*Tiger* Nama panggilan yang tak lain sahabatnya Chaeng.

"Ya?" Sahut Chaeng.

"Chaeng, dirumah lo ada Palu gak?" Tanya Dahyun dengan nada tergesa-gesa.

"Palu? buat apaan sinting?" Sahut Chaeng heran. Entahlah, ketidakwarasan apa lagi yang ada dipikiran Dahyun saat ini.

"Penting. Ini gawat! Bawain sekarang ya, gue tunggu!" Dengan tidak sopan, Dahyun langsung mematikan panggilannya. Yang ada dipikiran Dahyun, Chaeng pasti akan membawakan apa yang dimintanya.

*Kembali menelpon*

"Jeong?"

"Hmm.. apa lagi?"

"Dirumah Lo ada gergaji gak?"

Ini anak kayak mau kerja bangunan aja. Parahnya lagi, dua temannya itu dia libatkan dalam hal yang sangat-sangat gak jelas arah dan tujuannya.

"Keanehan apalagi yang mau lo lakuin bego?"

"Udah ah bawel lo. Bawain aja gue tunggu sekarang. GAK PAKE LAMA!" Dahyun kembali menutup telpon tanpa pamit.

Sementara ia merancang tindakan konyol itu, tiba-tiba saja ia mengingat sesuatu. "Oh iya, digudang kan ada kunci cadangan"

*sementara Chaeng dan Jeong sudah DALAM PERJALANAN menuju kerumahnya, membawa benda yang ia minta tadi. Chaeng mengendarai mobilnya sendiri begitupula dengan Jeong.

Jadi ceritanya palu sama gergaji itu, mau ia pake buat ngebukain pintu kamarnya. Saraf kan Si Dahyun?

Dahyun berlari menuju gudang dan mengambil kunci cadangan yang ia maksudkan tadi. Dia kemudian menuju pintu kamarnya dengan raut wajah semangat dan penuh keyakinan. Sesaimpainya didepan pintu ia mengingat kedua sahabat karibnya. "Oh iya, lupa"

*Dahyun melakukan panggilan konfrensi*

"Ya hallo" Serentak Jeong dan Chaeng menjawab.

"Sorry bro. Gak jadi! Gue udah dapet alternatif, LAGIAN KALIAN BERDUA KELAMAAN SIH!" Padahal kedua temannya sudah dengan keterpaksaan yang maksimal untuk membawakan benda yang Dahyun minta.

Dahyun kembali mematikan panggilannya tanpa ada kata maaf ataupun ucapan terima kasih karena sudah merepotkan kedua sahabatnya itu. Benar-benar berhati malaikat. Ya, MALAIKAT PENCABUT NYAWA TAPI.

Kedua sahabatnya yang sudah menempuh setengah perjalanan itu tampak mulai berlinang airmata haru. Jeong dan Chaeng serasa tak ingin lagi melanjutkan lika liku kehidupan mereka. Bayangkan saja coba!? Kelakuan Dahyun itu, bikin sesak dada memang.

"Dahyuuuuuunnnnn!" Teriak Chaeng dan Jeong bersamaan.

**

Dahyun melihat Sana sudah terbaring cantik diatas ranjangnya. Kali ini Sana benar-benar dalam keadaan tertidur pulas. Dahyun mematung melihat raut wajah polos dan lugu milik Sana. Indah dan sempurna memang. Dahyun saja sampai sempat menelan ludah saat melihat kesempurnaan yang ada didepan matanya itu. Dahyun pun merasa tak tega untuk membangunkannya.

Sana tertidur hampir lima jam. Ia membuka mata malas dan sekilas melihat kearah jam dinding. 09.15pm. Matanya terbelalak seketika itu juga. Ia mendongak dan beralih menatap kaki yang sedang berdiri tepat didepannya. Pelahan ia menjalarkan matanya hingga kebagian wajah Si pemilik kaki putih itu. Bulu kuduknya berdiri. Iblis tentunya sedang menatap kearahnya dengan sorot kilat..

"Hehe kelamaan ya Dub?" Sana tersenyum menyesal saat melihat raut wajah Dahyun yang pucat dan keringat yang tampak jelas mengalir didaerah pelipisnya.

Dahyun tak menjawab malah langsung menjatuhkan dirinya diatas ranjang.

Sana kebingungan. Apa yang terjadi dengannya?

"Dub? lo sakit?" Tanya Sana sambil merangkak mendekati Dahyun. Dan dengan sangat hati-hati, Sana mulai menyentuh bahunya hendak memastikan keadaan Dahyun.

"Na, GUE GAK TAHAN LAGI!" Jawab Dahyun dengan nafas berat.

____

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang