Luka

800 104 18
                                    

Gadis itu menarik Dahyun lalu bersembunyi dibalik dinding. "Sorry ya udah ngerepotin Lo!" Ungkap Yuna tulus.

"Udah, santai aja kali"

"Wajah lo sampe luka lebam kayak gitu, jadi gak enak gue!"

"Gakpapa kali Yun. Lagian gue udah biasa kok ngerasain luka batin, jadi luka gini doang mah udah gak ngaruh lagi!" Ujar Dahyun sedikit curhat.

Yuna terkekeh mendengar ocehan Dahyun.
"Eh, lo bawa hp gak? Pinjam bentar boleh?"

Dahyun langsung merogoh sakunya lalu meminjamkan Hpnya.

Yuna mengetik dalam waktu singkat.

"Itu nomer gue. Kalo lo butuh bantuan buat pengobatan, hubungi gue. Kebetulan bokap gue punya klinik. Yah, anggap aja itu sebagai balas budi karena udah bantuin gue." Ujar Yuna lalu beralih memperhatikan keadaan sekitar. "Kayaknya udah aman deh."

"Hah? Emm..ii..iya" Dahyun sedikit gugup.

"Yaudah, gue cabut ya. Gue masih ada urusan soalnya!" Kata Yuna.

"Mau barengan gak? sekalian gue anterin lo pulang, biar aman!"

Dahyun sok gentle banget hari ini. Udah bela-belain dikeroyok sampe mukanya bonyok gitu terus sekarang nawarkan diri buat nganterin Yuna pulang.

"Gak usah repot-repot. Gue bawa mobil kok!"

"Oh yaudah. Hati-hati ya?"

"Lo juga!"

**

Keesokan harinya,

Setelah jam matakuliah budgeting selesai, Taehyung mengajak Sana ke kantin. Kebetulan saat itu jam istirahat makan.

Niatnya cuma mau ngajakin si Sana, tapi karena melihat dua kerabat Sana yang tidak pernah absent menampakkan diri didepan kelas, terpaksa Jihyo dan Momopun diajak makan siang bersama.

Dipojok kantin, mereka tampak asik bergurau. Taehyung telihat mulai mengakrabkan diri dengan Sana begitupun sebaliknya.

"Pak, kenapa sih pengen jadi dosen? kenapa gak jadi artis aja! Kan pak Tae ganteng" Tanya Momo asal.

*Uhugk-uhugk* Serentak, Taehyung dan Sana tersedak. Taehyung menelan ludah dan beralih menatap Sana sekilas.

"Em, itu.. Ya, pe..pengen aja!" Ungkap Taehyung gagap.

"Kepo banget sih lo nanyain privasi orang!" Sana mengecam Momo sekedar mengalihkan pembicaraan agar tidak menjadi canggung.

Momo mencebik. "Cuma nanya doang keles!"

"Ngomong-ngomong..... Dikampus ini ada gak cewek yang menarik perhatian pak Taehyung?" Tanya Jihyo pelan.

Taehyung dan Sana kembali tersedak secara bersamaan. Bahkan, dosen muda itu hampir saja menyemburkan minuman teh yang baru ia seduh.

"Kenapa sih pada tersedak gitu? Gak enak ya minumannya? Apa rasanya kurang manis atau kebanyakan gula?" Ujar Jihyo.

"Apa mau diganti minumannya? Ntar saya pesan lagi pak!" Sambung Momo yang mulai sok perhatian.

Taehyung menelan ludah lalu kembali meneguk minuman tehnya. "Gak usah Mo, ini udah pas kok!"

Sekilas Sana menatap Taehyung yang terlihat makin gugup. "Eh, Lo berdua sopan dikit napa? Kayak gak ada pertanyaan lain aja. Itu urusan pribadi orang, gak usah dikepoin gitu!" Tegur Sana.

"Ada kok. Sejauh ini udah ada satu cewek yang menarik perhatian Saya!" Ungkap Taehyung lantang.

Sana membeo sembari mengedipkan mata beberapa kali.

"Ada pak?" Nada Jihyo melengking tinggi. "Omaygad! Siapa dia pak?"

"Em... Nanti juga kalian tau!" Jawab Taehyung asal.

"Yah sih Pak Tae. Gak asik banget!" Keluh Momo sambil mencebik.

Sementara mereka sibuk bercengkrama, tiba-tiba saja Jeong dan Chaeng menghampiri mereka.

"Eh, Pak Taehyung!" Sapa Jeong. "Pak, kita boleh gabung gak?" Jeong dengan tidak tau malunya menawarkan diri untuk bergabung dengan mereka.

"Oh iya. Silahkan. Jangan sungkan!" Ungkap Taehyung.

"Mana bos kalian, kok gak kelihatan?" Tanya Jihyo.

"Gak tau. Dari tadi ditungguin tu anak gak nongol-nongol" Sahut Jeong.

"Akhir-akhir ini gue jarang liat dia dikampus, apa dia sering bolos masuk kelas?" Sambung Momo.

"Gak tau juga tuh anak. Kekampus aja udah jarang ngabarin kita!" Ujar Chaeng.

Diarah sudut kanan, Sana pura-pura tidak mendengarkan pertanyaan soal keberadaan Dahyun. Tapi dalam hati ia mendengarkannya dengan seksama.

Selang beberapa menit, Objek yang barusan dibicarakan itu muncul.

"Itu dia!" Taehyung yang pertama melihat kemunculan Dahyun dibalik pintu.

Serentak mereka menoleh. Kecuali Sana.

"Dub?" Panggil Momo lantang.

Dahyun menoleh melihat kebersamaan mereka dipojok kantin. Kalau sudah begitu, tentu saja ia akan segera menghindar. Namun saat ia hendak melangkah keluar, Jeong langsung berlari dan menariknya paksa.

"Main kabur mulu lo!" Sambut Chaeng.

Dahyun tersenyum tipis sambil menatap mereka satu persatu, kecuali Sana.

Namun siapa sangka, Jeong mendapati ada yang aneh diwajah Dahyun. Ia mengangkat topi yang Dahyun gunakan lalu mulai meneliti setiap sudut wajah sahabatnya itu.

"Muka lo?" Ujar Jeong terheran-heran.

Dengan cepat Dahyun kembali menurunkan topi yang ia gunakan saat itu.

"Lo habis berantem Dub?" Chaeng, Jihyo dan Momo serentak menyambung ucapan Jeong. Mereka juga melihat luka lebam diwajah Dahyun.

Taehyung hanya menyimak. Sementara Sana hanya sibuk menatap minuman yang ada didepannya.

"Yah itu.., semalam gue bantuin cewek yang lagi dijailin sama cowok. Terus jadi berantem deh!" Ungkap Dahyun jujur.

"Astaga Dub..dub!" Chaeng bernafas lemas. "Bisa-bisanya lo nyumbangin wajah lo ampe bonyok begitu!"

"Luka gini doang mah udah gak ngaruh buat gue, ntar juga sembuh kok!" Sahut Dahyun asal. "Udah ya, gue balik!"

"Lah, kok balik sih? Kita lagi ngumpul bareng juga!" Ujar Jihyo.

"Tuh kan, main cabut lagi!" Protes Jeong.

Dahyun mengendus lemah. Kali ini ia sedikit melirik ke arah Sana. "Kapan-kapan aja ya gue ngumpul bareng." Pamit Dahyun dan langsung beranjak disaat itu juga.

_______

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang