Mengikuti jejakmu

821 105 48
                                    

Taehyung mendekap Sana dalam pelukannya. Hatinya begitu tersentuh mendengar ucapan Sana. Dalam hatinya ia mulai merenung berusaha menyelami perasaan Sana yang tampaknya dipenuhi dengan segala kepasrahan.

"Gue tau, ucapan lo itu gak sesuai sama isi hati lo." Batin Taehyung.

Sana kembali tersiak. Ia menenggelamkan wajahnya dibahu Taehyung sembari merangkul Taehyung erat-erat.

"Terserah lo mau bawa gue pergi atau mau nikahin gue sekarang, gue udah gak peduli lagi" Ungkap Sana yang mulai sesenggukkan.

"Na-"

Sana merenggangkan pelukkannya. Air mata itu terus mengalir. "Kalo lo gak mau nikahin gue atau bawa gue pergi... Bunuh aja gue Tae!"

"Na, lo gila?" Nada suara Taehyung melengking tinggi.

"Tae, bantu gue please. Gue gak bisa matiin perasaan gue!" Sana mulai berbicara blak-blakkan. "Dari pada gue mati perlahan kayak gini, mending lo bunuh gue biar perasaan gue juga ikut mati!"

Taehyung kembali mendekap Sana. Matanya mulai perih seolah ingin mengeluarkan air mata. "Sampe segitunya lo pengen mati cuma karena Dahyun?" Gumamnya dalam hati.

"Iya Na. Gue bakal bawa lo pergi dari sini!"

Taehyung memejamkan mata sambil mengeratkan genggamannya. Tentu saja ia tak tahan melihat sikap Sana seperti ini. Disatu sisi ia ingin mendapatkan hati Sana sepenuhnya, tapi disisi lain ia tidak bisa memaksakannya. Karena sampai kapanpun, Sana hanya mencintai Dahyun.

Namun dibalik itu, Taehyung tetap mengingat kesepakatannya dengan Sofia. Meskipun ini terlalu sulit baginya, tapi mau tak mau ia harus melakukannya.

**

Malam itu, lagi-lagi Sana kedatangan tamu yang sering menyempatkan waktu untuk datang menghiburnya. Siapa lagi kalau bukan kedua sahabat setianya, Jihyo dan Momo. Awalnya mereka sempat enggan menemui Sana setelah mengetahui hubungannya dengan Dahyun, tapi lambat laun mereka mulai memahami perasaannya. Karena bagaimana pun juga, Sana tetaplah menjadi sahabat mereka.

Kali ini bukan hanya Jihyo dan Momo yang menyempatkan waktu menemui Sana, kedua sahabat Dahyun juga ikut bersama mereka.

"Na, Lo serius mau ngelakuin ini?" Tanya Jeong.

Sana ngangguk-ngangguk lemah. "mm"

Empat pasang mata itu saling menatap pasrah. Mereka seakan tidak mempercayai ucapan Sana barusan. Bagaimana mungkin ia berencana pergi ke jepang bersama Taehyung? Apa Sana juga benar-benar ingin melepaskan Dahyun dan pergi melupakannya?

Entahlah.

Sana memang tidak punya pilihan lain jadi tak heran jika dia berencana pergi sebagaimana Dahyun pergi meninggalkannya.

Kebanyakan orang mungkin akan berpikiran sama dengan Sana. Buat apa bertahan dan menunggu kehadiran seseorang yang mungkin tidak akan pernah kembali lagi. Pastilah kebanyakan dari mereka akan memilih walk away.

Jihyo dan Momo merangkul Sana dengan perasaan kasihan. "Na, maafin kita yang gak bisa bantu lo! Kalo itu memang yang terbaik buat lo, kita berdua akan selalu ngedukung lo" Ungkap Jihyo pasrah.

"Gue sih gak bakalan pernah rela kalo lo beneran pergi ninggalin kita disini, tapi mau gimana lagi. Gue juga gak bisa liat lo tersiksa kayak gini terus!" Sambung Momo.

Sana tak henti-hentinya menangis meskipun kelopak matanya semakin bengkak. Ia terus meratapi kesedihannya yang tak mampu ia tahan meskipun berulang kali ia berusaha menahannya.

"Makasih ya. Kalian emang sahabat gue yang terbaik!" Ucap Sana dengan nada tersedu-tersedu.

**

Dalam perjalanan pulang, Jeong dan Chaeng sempat mempertanyakan lagi keberadaan Dahyun. Sebagai sahabat Dahyun, tentu saja mereka merasa kesal dengan menghilangnya dia tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Mereka sempat beranggapan, kalau kepergian Dahyun pasti ada hubungannya dengan orang tua Sana.

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang