Sweet Gentle❤

1.2K 134 15
                                    

Dahyun menutupi seluruh badannya dengan selimut. Entah situasi apalagi yang sedang dihindarinya.

"Udah tidur lo?" Sana mengerutkan dahi saat melihat posisi tidur Dahyun seperti itu.

Dahyun mendengarnya, tapi ia tidak menjawab. Keringat dingin mulai bercucuran sementara pikirannya sibuk menimbang-nimbang.

"Perkosa, gak...perkosa, gak....perkosa, gak....
perkosa....."

"Dub?" Panggil Sana sekali lagi hendak memastikan.

"GAKKKKKKK!" Teriak Dahyun sembari membuka selimut yang menutupi bagian wajahnya.

Sana kaget. Ia menatap Dahyun aneh. "Lo kenapa? Kayak kerasukan gitu!"

Ya mungkin dia memang lagi kerasukan. Bayangan sewaktu dikampus tadi masih melekat indah dipikirannya. Bagaimana tidak milik Sana yang kenyal itu masih terngiang-ngiang dikepalanya. Sebenarnya hasrat Dahyun sudah diujung keliaran. Tapi....... Entahlah, Ia masih berusaha keras menahannya.

Tatapannya lurus kedepan. Ia mematung sembari menahan detak jantunya. "Sabar Dub! INI BELUM SAATNYA" Batin Dahyun mengingatkan.

Sana mendekat. Ia mengelus pipi Dahyun yang tampak pucat. "Lo sakit?"

Si Sana gak bisa peka memang. Pake acara dielus-elus lagi. Ampun deh.

"Hah?" Sahut Dahyun linglung. Badannya gemetar.

"Lo kenapa, kok keringetan gitu?"

"Huh?" Dahyun masih belum pulih.

"Hah,huh..hah,huh.. mulu lo!" Sana mengerutkan dahi. "Ada apa sih? Kok lo aneh gitu?"

Dahyun memutar bola matanya searah dengan kesadarannya. "Gakkk!" Ia menghela nafas. "Gue ngantuk!"

Ia membuang muka lalu kembali berbaring. Payah memang. Lagi-lagi Dahyun mengurung niat konyolnya.

Sana mencebik sambil geleng-geleng.

~~

One hours letter...

Two hours letter...

Dahyun berkali-kali berguling menghadap ke kanan, ke kiri, atas, bahkan menelengkup kebawah. Ia seperti cacing kepanasan. Kegelisahannya tak kunjung berakhir.

Three hours letter...

Kali ini Si coklat itu menyerah. Ia kembali bangun dan langsung mencari sosok Sana yang sedari tadi membuatnya tidak tenang. Dahyun mendongkak. Ia melihat Layar TV sementara menayangkan film horor.

"Hobi banget sih liatin Setan!" Dahyun mendesis kesal.

Ia berjalan sepoyongan, mendekati Sana yang tengah berbaring diatas sofa.

Sana melirik. "Eh, Lo! Katanya ngantuk, kok bangun?"

"Gimana gue mau tidur kalo setan Lo heboh" Dahyun beralasan.

"Iya nih, filmnya bagus banget Dub. Lo tau setannya itu...(BLABLABLABLA...BLABLABLABLAAA)
......sumpah kasian banget....." Sana mulai bercerita panjang kali lebar.

"Na.." Sahut Dahyun lemas. Telinga Dahyun mulai panas. Rasanya seperti ada kebakaran yang sementara membumi hanguskan isi kepalanya.

"Dia itu dulunya dijebak sama kekasihnya terus...(BLABLABLABLA...BLABLABLABLAAA).." Sana masih bercerita.

"Na..."

"Dan lagi sebelum dia jadi setan dia itu pernah..(BLABLABLABLA..BLABLABLABLAAA)...." Sana masih sangat bersemangat menceritakan alur filmnya.

"Naaa...." Dahyun kembali memanggilnya, bermaksud agar Sana berhenti menceritakan alur film horor yang tidak penting menurutnya.

"Terussss__"

"NAAAAAA......!!!!!!" Teriak Dahyun.
Kali ini Dahyun memotong ucapannya sekaligus menghentikan alur ceritanya.

Sana ternganga.

"Elo tuh ya!" Dahyun menarik nafas panjang. Ia kehabisan kata-kata.

Sana masih mematung seraya menebak-nebak mood Dahyun yang gak jelas itu. Kesabaran Dahyun benar-benar sudah diambang batas.

Iapun melangkah mendekati Sana. Menatapnya sekilas lalu kembali menghela nafas berat. Dari tatapannya itu seolah tersirat ia tidak ada pilihan lain. Ia harus melakukannya. Dan betul, tanpa ada kata permisi, ia langsung memboyong tubuh gadis ramyun itu. Berpose layaknya gentleman.

"Eh, ngapain Lo sinting?" Sana tersentak kaget.

"Berisik Lo!"

"Turunin gue gak?!"

Dahyun acuh.

"Woi....Lo gila?"

Dahyun tidak peduli.

Ia tetap memboyong tubuh sexy itu hingga merbaringkannya diatas ranjang. Sana yang sudah tergelentang indah seolah bertanya-tanya 'ada apa dengannya?' ...

Tidak berhenti disitu, Dahyun juga mematikan lampu. Wah...Satu paket nih!

"Dub?" Ucap Sana sembari mengerjap-ngerjapkan matanya.

"mmmm?"

"Lo gak kerasukan kan?"

Dahyun menguap. "Menurut Lo?"

____

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang