Alasan Meninggalkan

855 115 52
                                    

Sana memutuskan untuk pergi memastikan keberadaan Dahyun dirumahnya.

Diambang pintu, Sana melihat Alena dan Henry sibuk menuruni koper dan beberapa barang packing-an. Alena Jung, itu ibuda Dahyun. Sementara Henry Kim, itu ayah Dahyun.

"Pagi tante!" Ucap Sana sopan.

"Eh nak Sana." Alena menoleh. "Sini nak masuk" Alena membiarkan barang-barang bawaannya dan kemudian menghampiri Sana.

"Dahyun-nya ada tan?"

Alena menatap Henry sekilas. Sang suami berdehem kuat.

"Loh, bukannya Dahyun sama kamu semalam?" Tanya Henry asal.

"Semalam dia gak sama aku Om." Sana mengerutkan dahi. "Dahyun emang kerumah, tapi hanya sebentar terus langsung pamit. Katanya sih, dia mau nganterin tante pergi meeting sama klientnya. Emang itu benaran tan?"

Alena kembali menatap Henry. Dari sorot matanya, Seolah-olah Alena sedang menyampaikan sesuatu.

"Pa, gimana ini?"

"Udah, bilang aja kita gak tau." Henry membalas tatapan telepati itu.

Alena mengendus dan kembali menatap Sana. "Iya sih, dia emang nganterin tante pergi meeting. Tapi pas pulang rumah, dia keluar lagi." Dari raut wajah Alena, sepertinya ia pura-pura tidak tau. "Kalo dia gak kerumah kamu, mungkin dia ke rumah temennya kali."

Sana menelan ludah sembari menatap tumpukan barang-barang itu. "Tante sama Om mau kemana? Kok bawaannya numpuk gitu?"

"Oh ini... Om sama tante mau pergi liburan. Kebetulan kita lagi ambil cuti kantor." Sahut Henry lantang. "Yah, sekali-sekali refreshing."

Sana ngangguk-ngangguk. Meskipun ia mendapati ada keanehan diantara mereka, tapi ia berusaha tenang dan fokus memikirkan keberadaan Dahyun.

"Dub, lo dimana sih? Masa'kan lo bohongin gue!?" Batinnya.

"Yaudah tante, Saya coba cek kerumah temannya kalo gitu."

"Iya nak Sana. Hati-hati"

Detik itu juga, Sana beranjak dari rumah Dahyun.

Dalam perjalanan, Sana menghubungi kedua temannya terlebih dulu.

berdering...

"Halloha?" Sahut Jeong.

"Je, Dahyun kerumah lo gak?" Nada suara Sana terdengar ngos-ngosan.

"Gak tuh! Kenapa emang?"

"Yang bener lo?"

"Yaelah. Gak ada Na!" Jeong mengendus. "Kenapa sih pagi-pagi udah nyariin Dahyun. Bukannya dia dirumah lo?"

Setelah mendengar tidak ada jawaban atas keberadaan Dahyun, Sana pun langsung menutup telponnya tanpa permisi.

Ia beralih menghubungi Cheng.

"Annyeong?"

"Dahyun sama lo gak?"

"Enggak! Kenapa Na?"

"Gue serius nih. Beneran dia gak sama lo?"

"Yaelah Na. Gue juga serius kali jawabnya!" Chaeng memberi jeda. "Masih pagi udah nyariin Dahyun. Kenapa? gak dapet jatah ya semalam?" Sindirnya sambil terkekeh.

Sana tidak menggubris candaan Chaeng. Sekarang pikirannya sedang mengambang. Keberadaan Dahyun yang tidak ada kabarnya itu mulai membangkitkan kegelisahan dihati Sana. Ia berdecak kesal sembari meremas stir mobil kuat-kuat.

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang