Satu tempat yang sama

792 99 33
                                    

Dengan perasaan emosi, Chaeng beranjak meninggalkan sahabatnya itu. Ia benar-benar tak tahan melihat sikap Dahyun yang begitu keras kepala.

Disisi lain, Jeong membatu Dahyun berdiri. Ia sempat mengebaskan baju belakang Dahyun yang kotor lalu merangkulnya berjalan.

"Dub, gue nggak nyangka ketemu lo disini!" Ungkap Jeong lantang.

Dahyun menatapnya lekat.

Dari dalam mobil, Chaeng berteriak. "Ngapain lo bantuin dia? Biarin aja dia menderita!!!"

"Diam lo bacot!" Sahut Jeong kasar. "Dub, sikap Chaeng gak usah dimasukin dihati ya. Dia emang lagi emosi soalnya!"

"Udah, gakpapa!" Dahyun melepas rangkulan tangan Jeong. "Lo pulang gih."

"Kok lo gitu sih. Sampe kapan lo mau menghindar kayak gini?" Suara Jeong agak melengking. "Sana bakalan pergi Dub, lo yakin gak mau ketemu dia lagi?"

Dahyun menelan ludah. Dalam hati, ia ingin sekali menyanyakan keadaan Sana sekaligus menanyakan kemana perginya Sana. Tapi Dahyun terus saja menekan niatnya.

Dahyun menggelengkan kepala.

Jangan tanya kenapa Dahyun mengelak. Tentu saja masih dengan alasan yang sama. Dahyun sudah menyerah dan mengihklaskan semuanya. Jika Sana benar-benar pergi meninggalkannya, Dahyun tidak dapat menahannya.

"Dub, emang lo udah gak sayang lagi ama dia?" Tanya Jeong memastikan.

Dahyun mengendus berat. Pertanyaan itu seakan menyudutkan dirinya, apa ia harus berkata jujur atau berkata sebaliknya dan tetap mengabaikan perasaannya.

"Dub, gak usah pura-pura nyembunyiin perasaan lo. Biarpun lo mengelak, hati lo gak akan pernah bisa bohong. Gue yakin, lo masih sayang ama dia kan?" Tanya Jeong lagi.

Dahyun diam.

"Oke. Kalo lo belum bisa cerita apa-apa ke gue, gue gak akan maksa lo! Tapi gue harap, lo mau temuin Sana secepatnya. Karena yang gue denger, Taehyung bakal bawa Dia pergi." Jeong kembali merangkul Dahyun. "Kalo dia sampe bawa Sana pergi, gue gak tau lagi nasib lo... Bisa jadi, Taehyung bakalan nikahin Sana"

Dahyung bergeming. Matanya memandang jauh kedepan sambil mengandai-andai bagaimana jadinya jika ia benar-benar akan kehilangan Sana.

Selang beberapa menit merenung, Dahyun bersuara. "Makasih ya udah ngertiin gue. Tapi, gue udah gak punya harapan lagi buat balikan ama dia. GUE UDAH IKHLAS kok!"

"Yaudah. Kalo itu yang terbaik menurut lo, gue bisa apa!" Jeong menarik nafas panjang. "Tapi kalo ada apa-apa, hubungi gue ya!?"

Dahyun ngangguk-ngangguk lemah.

**

Keesokan harinya, tepatnya di airport, Taehyung memegang tangan Sana erat. "Udah, gak usah sedih lagi"

Sana tersenyum seadanya.

Pengunguman keberangkatan kembali berkumandang. Sana memejamkan matanya sekaligus menarik nafas panjang seolah ia siap melupakan segala kenangannya bersama Dahyun dan siap memasuki kehidupan baru.

• • •

Sampai akhirnya Sana benar-benar berangkat, tidak ada satupun tanda-tanda pencegahan keberangkatan dari seseorang. Awalnya Sana sempat mengharapkan kedatangan Dahyun untuk menghentikannya, tapi sekali lagi Sana menyadarinya bahwa itu hanyalah sebuah harapan yang sia-sia. Harapan Sana terhadap Dahyun benar-benar berakhir.

Sana kembali menyadarkan hatinya. Bahwa setelah ini, tidak akan ada lagi Dahyun dihidupnya. Ia harus belajar menjalani hidupnya bersama Taehyung.

Beberapa jam berlalu, tibalah mereka di Airport. Sana langsung meneliti keadaan sekitar. "Tae, bukannya tujuan kita ke jepang?"

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang