Hampir bersentuhan

987 111 41
                                    

Seseorang mengetuk pintu..

Sana menutup telinganya dengan bantal. Tentu saja disaat-saat seperti ini Sana tak ingin diganggu oleh siapapun termasuk Sofia ataupun John.

"Masuk aja Dub, gakpapa kok!" Ujar Sofia.

Sana mendengar ucapan mamanya. Ia pun menggeser bantalnya. "Dub?" Gumamnya. "Dahyun?" Ia mengumpulkan kesadarannya dengan me-reply ucapan Sofia barusan.

Sana melihat gagang pintu terbuka. Tanpa permisi, orang itu masuk. Ia mengenakan Jeans hitam dan jaket hitam yang menutupi kepalanya. Dari gaya berpakaian, tidak salah lagi. Itu Dahyun.

Dahyun melepas topi yang menutup kepalanya lalu menatap Sana. "Jangan salah paham. Gue datang kesini bukan karena kangen atau pengen ketemu Lo. Gue cuma mau ngomongin sesuatu!" Jelas Dahyun.

Tunggu. Dahyun pura-pura gengsi apa beneran ya?!

"Hah?" Sana kembali mengurung senyum yang hendak ditunjukannya saat melihat kehadiran Dahyun. "Mau ngomong apa?" Kali ini Sana memasang tatapan sinis.

"Gue cuma pengen memperbaiki ucapan gue!"

"Udah. Langsung ke intinya aja, gak usah basa-basi!" Sana membuang muka lalu kembali duduk disisi ranjang.

"JADI PACAR GUE LAGI YA? GUE GAK MAU PUTUS!" Ujar Dahyun.

Ini beneran Dahyun?.....Kesambet apaan dia?
Menggemaskan sekali mereka berdua ini.

Sana menoleh, lalu menatap Dahyun lekat. Dari raut wajahnya, seolah ucapan itulah yang sangat-sangat diinginkannya.

Sana merenung sesaat, lalu menjawabnya.
"GUE JUGA, GAK MAU PUTUS!"

Mendengar ucapan Sana, Dahyun langsung melangkah mendekati Sana.

"Na!"

"Dub!"

Keduanya saling berpelukan. Dahyun melingkarkan tangannya menangkup Sana erat-erat. Begitupula dengan Sana, ia menenggelamkan wajahnya diceruk leher Dahyun.

Beberapa menit berpelukan, Dahyun beralih menangkup kedua pipi Sana. "Na. Maafin gue!"

Sana ngangguk-ngangguk. Matanya seperti mulai berlinang air mata. "Gue kangen banget ama Lo!"

"Gue juga!"

Dahyun mulai memiringkan kepalanya lalu mendekati bibir tipis milik Sana. Dahyun menutup matanya begitupula dengan Sana. Namun disaat bibir mereka hampir bersentuhan Sana membuka matanya lalu sedikit menarik diri.

"Katanya tadi gak kangen?"

Ampun deh. Udah hampir setengah perjalanan pake brenti lagi.

"Hah?" Dahyun merenung sejenak. "Oh. Itu kan tadi, sekarang beda!"

"Gengsian Lo itu_!" Sana kehabisan kata-kata. Ia hanya bisa tersenyum lebar melihat tingkah Dahyun.

Mereka diam sesaat lalu kembali saling menatap dalam. "Mau lanjutin gak nih?" Ujar Dahyun sambil memiringkan kepalanya. "GUE UDAH BELAJAR TUTORIALNYA!"

Mendengar ucapan Dahyun, Sana tertegun. Ia berpikir sejenak. "Tutorial?" Batinya.

"Lo mau durasi berapa lama?" Goda Dahyun.

"Du..durasi?" Sana menutup mulutnya.

Dahyun terkekeh. Ia kembali menatap Sana lekat, lalu perlahan menggeser telapak tangan Sana. Sekarang Dahyun menatap bibir tipis milik Sana. "Gue mulai nih?"

Duh pake nanya lagi. Kalo mau nyosor ya nyosor aja gak usah kebanyakan gaya.

Dahyun memiringkan kepalanya. Mendekatkan bibir mereka hingga berjarak satu centi. Sana menutup matanya seraya merasakan aura dingin yang mulai merasuk sum-sum tulangnya.

"Sayang?" Seseorang mengetuk pintu menghentikan aktifitas mereka.

Kedua insan itu tersentak kaget dan saling melepas diri satu sama lain.

"Ya Ma."

"Jihyo sama Momo mampir kerumah."

"JiMo?" Sana menghela nafas berat. "Iya bentar Ma."

Moment romantis kembali ternodai.
Kelamaan sih!

Sana berdecak kesal seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Dub, gue turun bentar ya!"

Kali ini Dahyun tek rela membuang waktu berharga. Ia menarik lengan Sana, lalu kembali nenangkup pipi Sana.
"LANJUTIN DULU. UDAH TANGGUNG!"

____

Sorry ya. Ngegantung moment lagi haha. Gak niat sih....tapi sengaja😁😅😆
Sempai jumpa di episode berikutnya. wkwk

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang