Pacar itu, Ular berbisa!

1.1K 122 38
                                    

Dahyun menyelimuti Sana yang sudah tertidur pulas. Sambil tersenyum, Ia menatap setiap lekukan wajah Sana yang begitu manis dan lugu. Sesekali, ia juga mengelus bibir Sana dengan jari telunjuknya.

"Dasar bibir berbisa" Bisik Dahyun asal.

"Gak capek lo liatin gue tidur? ntar lo kebius lagi gimana?" Sergah Sana.

Ternyata Si gadis ramyun itu belum sepenuhnya tidur. Ia masih sadar meskipun dalam keadaan mata terpejam.

Dahyun sedikit kaget. "Lo pura-pura tidur?"

"Gue gak konsen tidur karena lo liatin gue mulu!"

"Habisnya wajah lo bikin hati gue adem. Gue aja sampe gak ada rasa ngantuk sedikitpun!" Dahyun mulai bergombal jijik.

"Oke, besok gue operasi wajah!" Cibir Sana.

"Kok operasi sih?"

"Lah, entar kalo lo mati cuma karena liatin wajah gue gimana?" Sana berhenti sejenak sambil melamun. "Capek gue cari pacar yang modelnya jijik-jijik sinting kayak lo"

"Eh, lo itu kalo ngomong yang enak dikit napa. Kemarin-kemarin ngatain gue jijik, sekarang ngatain gue sinting! Maksudnya apa coba!?"

Si Sana digombalin bukannya malu atau senang, eh..., malah kepedean plus menghina. Kasihan Dahyun. Setiap kali berencana menciptakan suasana romantis, selalu saja gagal.

Sana mengecup bibir Dahyun cepat. "Kalo jijik udah ditambah sinting. Itu berarti rasa sayang gue, gak memandang lo itu siapa. Mau lo gak sempurna kek, gak waras kek, sinting, gila, atau saraf, gue gak peduli. Intinya gue tetep sayang sama lo."

Dahyun terkekeh lalu kembali menangkup kepala Sana dan memeluknya erat. "Baru tau gue. Emang separah itu ya, rasa sayang lo ke gue?"

"Kok parah sih?" Sana sedikit mendongak. "Bukannya itu awesome buat lo"

"Kewarasan gue sih sebenarnya sempurna dan gak ada cacatnya sama sekali. Tapi karena ketemunya sama cewek gaip kayak lo, jadi yah...." Dahyun berhenti sejenak lalu mengikuti jejak lamunan Sana. "Kesintingan gue yang nampak!"

Sana me-reply kembali ucapan Dahyun. "Gue.... Cewek gaip?" Sana menyoroti Dahyun dengan sorot memangsa. "Lo mau liat kegaipan gue?"

"Hah?" Detik itu Dahyun tersadar. Ucapannya itu bagaikan umpan buat Si Ular. "Ah, lo salah dengar Na. Gue gak ngomong gaip kok!"

"Gak usah ngelak!" Bantah Sana. "Kayaknya lo emang harus ngerasain kegaipan gue deh"

"Ampun Na. Gue becanda"

Sana mulai menunjuk-nujuk bibirnya.

"Na, ini udah waktunya tidur. Ntar kalo kita bangun kesiangan besok gimana!?" Dahyun mulai memohon.

"Bodo!" Sana mulai memonyongkan bibir softnya. "Sekarang, lo harus cium gue pake perkalian. Ni, gue kasi contoh.. Lima kali lima kan dua lima, jadi lo harus cium gue dua puluh lima kali. Dan begitu seterusnya. Yah, anggap aja ini untuk me-review perkalian satu ampe sepuluh. Barangkali kan lo lupa!?"

"Mati gue!" Dahyun membuang muka lalu menatap langit-langit.

"Lo pilih mana, mati karena liatin wajah gue atau mati karena cium gue?"

"Gue..." Dahyun mulai linglung. "Gue pilih mati enak" Sahut Dahyun pelan. Kekuatannya mulai melemah.

"Yaudah cepetan! keburu matinya gak enak lagi, mau lo?"

Dahyun ngangguk-ngangguk lemah.
.
.
.

"Satu kali satu..Satu" *Cup*

"Satu kali dua..Dua" *Cup Cup"

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang