Si Muda

1K 116 5
                                    

Pertemuan kelas Budgeting selesai. Sana keluar sembari memeluk bukunya. Diluar kelas, Jihyo dan Momo terlihat sedang menunggu. Bukan menunggu Sana, tapi Si muda. Kim Taehyung.

"Na, gimana keadaan my muda? udah sehat dia?" Jihyo bertanya tapi matanya sedang melirik kedalam kelas.

Sana merenung sejenak dan mengingat aktifitas dikelas tadi.

~~ "Sebentar saya akan posting di google clasroom list perusahaan manufacture. Nanti kalian pelajari Financial Statementnya, terus kalian analisa perencanaan laba untuk short term and long termnya sama evaluasi juga dari segi capital expenditurenya. Masukan assignment kalian pada next meeting dalam bentuk hardcopy. Nanti saya akan panggil beberapa orang kedepam untuk memprensentasikan hasil analisa kalian"~~
Sana mulai mengeluh dalam hati "Sehat badan sih iya, tapi jiwanya sakit"

"Gue sumpahin dia sakit lagi!!!" Sahut Sana malas.

*takkk*

Jihyo menjitak kepalanya.

"Mo, ngajak branten ni anak! Udah lancang dia nyumpahin Si my muda kita."

"Bentar kita urusin dia. Si my muda udah mo keluar nih... Senyum...senyummm!"

Semangat juang kedua sahabatnya itu sangat diacungin jempol. Mereka selalu menunjukan rasa hormat dan kagum jika hendak berpapasan dengan dosen muda itu. Berbeda dengan Sana. Jangankan rasa hormat, rasa kagum saja tidak pernah terlintas dibenaknya.

Dosen muda itu keluar. Berjalan tegap sembari menyunggingkan senyum hangat kepada para mahasiswa yang sempat berpapasan dengannya. Begitupula saat Si dosen muda itu melewati Jihyo dan Momo. Ia tak pernah memalingkan wajahnya. Ia selalu menyapa mereka.

Dan seperti biasa Jihyo dan Momo selalu sesak nafas senang. Sementara Sana hanya memasang wajah datar.

Dosen muda itu nyaris pergi tapi entah kenapa ia kembali berbalik lalu menatap Sana.

"Sana?"

"Iya pak!"

"Kamu anaknya Mr. Minatozaki kan?"

Sana angguk-angguk malas.

"Sampaikan salamku padanya."

"Salam?" Sana berpikir sejenak "Salam apa ya pak?"

Sana memang suka blak-blakkan. Dimana-dimana kalo ada yang ngucapin kalimat itu sudah pasti mereka saling mengenal tentunya.

Dosen muda itu tertawa. Sana juga ikut tertawa meski ia tidak tau apa yang sedang ditertawakan oleh dosen muda itu.

"Aku pernah bekerja diperusahaan ayahmu sewaktu aku di jepang. Ia pasti mengenalku."

"OOOHHH!"

"Beliau apa kabar?"

"Siapa ayaku?"

Ampun deh Si Sana. Pake nanya lagi siapa.

"Iya masa ayah temanmu!" Dosen itu memberi jeda. "Kamu lucu ya!"

"Oh, baik kok pak."

Jihyo dan Momo membeo. Mereka melirik Si my muda mereka dan Sana bergantian.

Setelah bercakap cukup lama Dosen muda itu pamit pergi. Yah mungkin ia sedikit menebak-nebak gelagat Sana yang terlihat gelisah karena ditanyain terus soal ayahnya. Berkali-kali iya melayangkan senyum paksa agar dosen itu berhenti mewawancarainya.

"Yah kok pergi sih! Gue masih pengen liat mukanya" Jihyo menahan dadanya sambil membayangkan wajah tampan Si dosen muda yang masih melekat diingatannya.

"Hyo, hati gue meleleh...matanya, hidungnya, bibirnya,...Ohhhh pengen gue jilat sumpah!"

Kegilaan Momo dan Jihyo emang udah akut, plus komplikasi.

Sana menatap jijik.

"Huleeee." Sana menyeringai. "Gue sumpahin mukanya bentol-bentol digigit lebah!"

*Diwaktu yang bersamaan, Kim Taehyun masuk keruang guru dan langsung disambut oleh seekor binatang mirip lebah yang entah dari mana datangnya hinggap dipipinya. Binatang itu langsung menancapkan suntikan racun bersamaan saat Sana mengucapkan kata digigit lebah*

Dosen itu meringis kesakitan. Kok bersamaan ya?! Entahlah, kenyataannya memang kayak gitu.

"Sumpah ni anak udah dua kali nyumpahin kesayangan kita Mo. Hajar yukkk!"

"Hayookkk!"

Sana berlari. Ia tertawa terbahak-bahak melihat raut wajah ganas dari kedua temannya itu.

Dari kejauhan Sang penguntit sedang memperhatikan gadis ramyun yang sedang dikejar-kejar oleh temannya. Siapa lagi kalau bukan Si Coklat. Ia cengar-cengir sambil geleng-geleng. "Na..Na..Dari kejauhan aja, Lo udah bikin gue gemes! Huhh..."

___

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang