Sementara Dahyun memperhatikan Sana dari kejauhan, nampaklah dua pasang mata yang sedang duduk manis memelototi Dahyun.
"Chaeng, kejiwaan Dahyun makin parah deh!"
"Iya nih. Kasihan gue liat dia. Kadang marah-marah gak jelas, kadang juga senyum-senyum gak jelas!"
"Gimana ya kalo satu saat nanti........dia gak ngeliat Sana lagi"
Jeong membayangkan. "Maksud Lo, kalo Sana udah dipangkuan yang diatas gitu?"
Chaeng melirik Jeong seraya menarik nafas panjang. "Bukan bego! Maksud gue, kalo satu saat mereka berpisah gitu" Chaeng memberi jeda. "Untung cuma kita berdua aja, kalo sampe Si coklat denger Lo nyebut-nyebut Sana kembali ke pangkuan yang diatas. Mateee Lo!"
"OOHHHH" Jeong memberi jeda. "Ya pastilah Si Dahyun bakal obrak abrik isi dunia kalo dia pisah sama Sana!"
Seseorang meniup telinga Jeong dari belakang.
"Apaan sih Cheng niup-niup telinga gue. Geli tau!"
"Siapa yang niup-niup telinga Lo!"
Chaeng memutar bola matanya. Bangku depan kaca itu kosong. Bulu kuduknya berdiri.
"Jeong. Kiamat lagi kita!!!"
"Maksud Lo?"
"Hmm. kayaknya,,, kita deh yang bakalan ke pangkuan yang diatas!" Chaeng pasrah dan perlahan menengok kearah belakang.
Wajah murka menyinari bola mata kedua insan itu. Layaknya sedang melihat malaikat. Ya, malaikat pencabut nyawa. "Mampus!" Umpat Jeong.
"Siapa yang mau kepangkuan yang diatas?" Tanya Dahyun asal.
"Ohhh... Itu Dub, tadi ada cicak jatuh dari atap terus meninggal."
Dahyun ngangguk-ngangguk.
"Mau gak nyusul cicaknya?" Dahyun memberi jeda. "Ntar gue anterin deh!"
"Oalahhh Dub. Gak usah! kita bisa pergi sendiri kok. Iyakan Chaeng!?"
"Iya Dub. Lo itu udah baik banget ama kita, gak usah repot-repot Dub!" Sambung Chaeng.
Dahyun menghela nafas panjang. "Beneran nih? gak mau gue anterin?"
Dahyun makin mendekat seraya membunyikan jari-jarinya. Jeong dan Chaeng siap tumbang.
.
.
."Kabuuurrrr!"
Kedua insan itu langsung berlari meninggalkan ruang kelas. Dahyun hendak mengejarnya tapi saat ia keluar pintu, Ia berpapasan dengan Si gadis ramyun.
Jeong dan Chaeng lagi-lagi terselamatkan.
Dahyun berhenti seraya melayangkan senyum hangat.
"Na.."
Sana ngos-ngosan. Ia langsung bersembunyi dibelakang Dahyun sembari mengintip-ngintip Jihyo dan Momo.
"Kenapa Lo?"
Tak puas hanya bersembunyi dibelakang Dahyun, iapun menarik Dahyun masuk kesebuah ruangan. Ruangan itu kosong.
"Lo ngapain sih Na?"
Sana menangkup kepala Dahyun dan menyandarkan didadanya. Wajah Dahyun tenggelam sempurna, diapit oleh dua gunung milik Sana. Uhiy, menang banyak Si Coklat.
"Udah berisik Lo!"
Sana masih sibuk meneliti keadaan dari dalam kaca. Ia hendak memastikan apa kedua Sahabatnya yang rada-rada gak waras itu masih mengejarnya.
Dahyun sesak nafas. Didalam sana, jantungnya serasa mulai meluncur layaknya flying fox. Ditambah aroma parfume Sana yang begitu memabukkan, benar-benar membuat Dahyun ingin lepas kendali.
"Na. Lepasin gue!" Dahyun memohon lemah.
"Iya bentar"
"Na..."
"Ishh, diem dulu napa!"
Dahyun makin mengendus-ngendus aroma wangi dari tubuh Sana. Dahyun tak tahan lagi. Bersandar diantara ketebalan milik Sana itu benar-benar menyiksanya. "BENTAR PULANG RUMAH,,,,, GUE PERKOSA BENERAN NI ANAK! JANJI...." Batin Dahyun.
____
KAMU SEDANG MEMBACA
WW
Romance"Dua hati yang bertaut dalam ketidakpastian antara... Apakah mereka akan tetap Bersama atau Berpisah?!"