Bukan laknat, tapi sinting

918 113 19
                                    

Setelah mengantar Sana didepan kelas, Dahyun berbisik. "Kalo Taehyung ngajar, gak usah fokus ya. Ntar lo kemakan kata-kata bijaknya"

Dahyun mulai mengarahkan Sana ke jalan yang sesat. Memang sih, akhir-akhir ini Si dosen muda itu jadi saingannya Dahyun. Tapi kan Sana lagi menuntut ilmu sekarang. Masa' kan sang pacar disuru gak fokus ngikutin pelajaran?

Kesintingan Dahyun kambuh lagi.

"Emang iblis lo! heh, kalo gue gak fokus yang ada gue jadi bego dimatakuliah ini?"

Dahyun melamun sejenak. "Iya juga sih."

"Nah makanya. Gak usah mikir yang aneh-aneh napa!"

Dahyun mengendus kasar. "Iya..iya"

"Ciu-"

"Gak bosen lo minta cium mulu?" Dahyun menangkup bibir Sana dengan tangannya. "ini depan kelas Na, bukan kamar"

Sana tertawa malu. "Oh iya. Lupa!"

"Udah ah, gue cabut." Sambil mengedipkan mata, Dahyun melayangkan kedua jarinya seraya memberi hormat.

"Kissbay kek, ini malah hormat. Lo kira gue presiden?"

"Eitsss, jangan salah." Dahyun berbisik. "Ini tuh melambangkan jati diri gue"

"Jati diri apaan. Gak jelas lo!"

"Heh, dua jari ini punya kekuatan sakti tau! Kalo gue sabit lo pake ini......" Dahyun merapatkan jari tengah dan jari telunjuknya sembari mengelus kedua pipi Sana. "Lo bakalan sekarat" Bisiknya lagi sambil terkekeh.

Sana menatapnya dengan ekspresi jijik. "Sorry ya, kalo cuma dua jari mah... Gue gak puas! Batrei gue gak bakalan full" Sana pun balas berbisik.

"Oh, jadi lo gak ngerasa puas?" Dahyun menaikan setengah alisnya. "Oke, berarti gue bakal naiikin tegangan listrik gue, biar lo mampus sekalian!"

Ini maksudnya apa coba?
Dua jari - sabit - sekarat - gak puas - gak full - naikin tegangan. Mau adu Psycho?!

Sana terkekeh. "Eh..Dosen Taehyung dateng tuh, gue masuk ya. Bayyy!"

Dengan cepat Dahyun langsung melirik kearah kanan kiri. Koridor itu kosong. Tidak ada sosok Taehyung disana.

Sadar karena telah dikelabui, Dahyun pun mencebik lalu menatap Sana sinis. "Awas lo ya!"

Dari dalam kelas, Sana juga berpose ala Dahyun. Ia melayangkan kissbay dengan kedua jarinya sembari mengedipan mata. Melihat kecentilan Sana, Dahyun berekspresi geli seolah ia ingin muntah disaat itu juga.

Dua orang ini memang tergolong pasangan yang langkah. Gaya pacaran mereka kelihatan vulgar, tapi nyatanya enggak. Sering adu mulut, kecentilan gak jelas, kadang sweet, kadang gak romantis. Kadang saling hina, kadang juga saling puji. Entah sebutan apa yang cocok untuk pasangan ini. Mau dibilang pasangan sejalan bukan, pasangan berlainan arah pun bukan.

**

Setelah jam matakuliah usai, Sana mengajak Dahyun dan kedua sahabatnya kekantin.

"Males ah, kantin mulu!" Ujar Dahyun seraya menggandeng tangan Sana.

"Iya, gue juga males. Bosen gue liat suasana kantin!" Sambung Chaeng.

Jeong bernapas malas. "Lah terus kemana?"

"Gimana kalo kita nongkrong di cafe aja!?" Dahyun memberi saran.

"Boleh tuh!" Ungkap Chaeng.

Detik itu, mereka langsung beranjak ke sebuah Cafe tempat dimana Dahyun dan teman-temannya biasa menghabiskan waktu berjam-jam.

.
.

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang