Soft - Kenyal

1.1K 107 12
                                    

Yang berniat Dahyun tapi yang memulai Sana. Dahyun hendak menyentuh bibir Sana tapi didahului oleh sang pacar. Sana mengecup bibir Dahyun sekilas.

"Sekarang one second dulu" Ujar Sana. "Ntar..... ONE HOUR-nya nyusul"

Dahyun berkedip.

"Tunggu disini, gue turun bentar!" Lanjut Sana sembari menjepit hidung Dahyun.

Dahyun menggila. Aliran darahnya mulai mendidih. "Itu bibir apa crime coklat. Soft banget!"

Dahyun merangkak keatas ranjang sambil menahan pipinya yang mulai memerah. Cuma one second, tapi mahkluk coklat ini udah menggila kayak cacing kepanasan.

"Uhh. Akhirnya!" Dahyun mengelus bibirnya.

Disisi lain,

Sana menuruni tangga seraya menggigit bibir bawahnya. "Itu bibir apa ramyun. Kenyal banget kayak noodle!" Batin Sana mengingat.

Ini juga. Ntar kalo ketemu lagi, saling makan bibir aja sekalian biar puas. Bibir kok disamain sama makanan, ada-ada aja kekonyolan mereka berdua ini.

"Sayang, Dahyun mana? Kok gak turun?" Tanya Sofia.

Sana masih sibuk melamun soal kejadian tadi.

"Sayang?"

Sana belum sadar.

"Sana?" Sofia menaikkan nada suaranya.

"Hah?" Sana tersentak. "Kenapa ma?"

"Ditanyain kok ngelamun." Sofia mengerutkan dahi. "Dahyun mana, gak turun dia?"

"Oh pac_" Sana hampir kecoplosan menyebut kata pacar. "Pac...itu ma, kepala Dahyun pusing. Katanya Dia mau istirahat bentar!"

Pusing apanya. Yang ada kepalanya yang menggila. Sana beralasan seraya menggaruk tengkuknya.

"Eh, Lo berdua ngapain mampir-mampir?" Sana beralih menyapa kedua temannya dengan nada menyinggung.

"Hus! Mereka itu tamu loh." Sofia menegur halus. "Jangan sungkan ya. Sana emang gitu, suka becandaan!"

"Oh gakpapa tante!" Sahut Jihyo. "Mau dikampus, dirumah, kelakuannya sama. Kurang ngajar!" Batin Jihyo mengeluh.

"Tante tinggal ya." Sofia hendak melangkah tapi kembali berbalik. "Sayang, jangan lupa ajak mereka makan. kebetulan tadi mama barusan masak."

"Mm"

Begitu bayang Sofia menghilang dari pandangan Sana, Jihyo langsung menarik tangan Sana. "Na, gue laper!"

"Iya Na, gue juga!" Sambung Momo.

Sana menghela nafas berat. "Gak berubah-berubah yah kalian. Lo berdua dapet info dari mana lagi kalo nyokap gue udah pulang?"

"Ada deh!" Ujar Momo.

"Udah ah, ntar aja ngobrolnya. Gue laper banget pengen makan masakan nyokap Lo!" Jihyo mulai merengek.

Momo dan Jihyo memang pecinta masakan Sofia. Dari dulu mereka sudah terbiasa menikmati makanan buatan Sofia. Menurut mereka masakan Sofia tak kalah enaknya jika dibandikan dengan makanan direstoran terkenal. Sofia memang ahlinya soal masak-memasak. Ia bahkan bisa memasak masakan ala korea, jepang dan juga italy.

**

"Gak sia-sia kita mampir!" Ujar Momo sembari bersendawa.

Sana menatap jijik. "Udah pulang..pulang!"

"Ngebut banget sih ngusirnya" Jihyo mencebik.

"Kalo sampe nongol lagi, Gue potong usus Lo berdua."

"Mo, ni anak kebanyakan nonton film horor kelakuannya udah kayak setan ya? Makin lama makin serem!" Sindir Jihyo.

"Iya nih. Kasian mamanya yang berhati malaikat itu. Gak sadar mungkin kalo sementara plihara setan!" Bisik Momo.

Dimana-mana keributan selalu terjadi. Kalo bukan Dahyun dan teman-temannya, ya pastilah Sana dan teman-temannya juga. Mereka tak pernah kehabisan bahan sindiran setiap kali bertemu. Tapi apa mau dikata. Itu udah jadi bagian dari ciri khas persahabatan mereka. Meskipun terkadang rada-rada kelihatan aneh kayak musuhan, tapi sebenarnya mereka saling membutuhkan satu sama lain.

"Hahhh?" Sana tertawa tak menyangka.

Melihat ekspresi Sana, Jihyo dan Momo mundur selangkah. Sepertinya mereka sudah salah memancing sosok mahkluk yang disindir-sindir dengan sebutan setan itu. Sana menggulung lengan bajunya hendak menyalurkan pukulan ala setan.

"Kaborrr!"

Jihyo dan Momo lari pontang-panting dan segera memasuki mobil.

"SETAN LO BERDUA!" Teriak Sana.

____

WWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang